Wusheng Laomu
Wusheng Laomu (Hanzi: 無生老母; Pinyin: Wúshēng Lǎomǔ; harfiah: '"Ibu Tua yang Abadi"'), juga secara sederhana dikenal dengan nama Wujimu (無極母 "Ibu Tanpa Batas"), adalah sesosok Dewi dalam kepercayaan tradisional Tiongkok dan menjadi figur utama yang dipuja oleh beberapa sekte agama keselamatan Tiongkok.[1] Gelarnya yang lain adalah Yaochi Jinmu (Hanzi: 瑶池金母; Pinyin: Yáochí Jīnmǔ; harfiah: '"Ibu Emas dari Danau Giok"'),[2] gelar yang juga diberikan kepada Xiwangmu. Pada tradisi sekte-sekte rakyat, Wusheng Laomu merupakan personifikasi simbol dari prinsip absolut realitas, dikenal melalui simbol-simbol yang lebih abstrak yaitu "Kekosongan yang sejati" (真空), "Tanpa Batas" (無極), "Kebenaran" (真), "Pencapaian Kebuddhaan Kuno" (古佛), atau "Patriark" (祖). Simbol-simbol yang abstrak disenangi oleh sekte awal seperti Luoisme, sementara personifikasi dalam wujud wanita lebih dipilih oleh tradisi-tradisi sekte yang selanjutnya, misalnya seperti pada Xiantiandao.[3] Simbol-simbol ini umumnya dikombinasikan dalam buku-buku tradisi sekte untuk mengekspresikan prinsip absolut impersonal (misalnya sebagai Wuji Zhenkong, "Kekosongan sejati yang tanpa batas") atau representasi personal (misalnya Wusheng Laomu, Wuji Shengzu ["Patriark Suci Tanpa Batas"], atau Wuji Gufo ["Pencapaian Kebuddhaan Kuno yang Tanpa Batas"]). Asal mula semua makluk juga secara tradisional direpresentasikan sebagai asterisma bintang biduk.[3] Simbol-simbol atau nama-nama lain dari matriks ini adalah Patriark Asal Mula (混元老祖), Patriark Tak Terhingga (无极老祖), atau Buddha Kuno (天真古佛). Pada tradisi sekte-sekte yang paling awal, perwujudan wanita dianggap sebagai pasangan dari perwujudan pria, sebagaimana yin dan yang.[4] Asal usulWusheng Laomu dianggap sebagai bentuk turunan dari Xi Wangmu, sesosok dewi ibu kuno Tiongkok yang diasosiasikan dengan Gunung Kunlun yang menjadi axis mundi. Setidaknya semenjak Dinasti Han, banyak gerakan milenarian yang berpusat pada Xi Wangmu.[5] Di awal Dinasti Han, Xi Wangmu dibayangkan sebagai sosok penguasa Alam Surga yang memimpin para dewa. Kehadiran patungnya di makam-makam pada masa itu mengindikasikan adanya harapan bahwa roh-roh orang yang meninggal akan dituntun Xi Wangmu kembali ke surga abadi.[6] Pemujaan terhadap Xi Wangmu ini menunjukkan beberapa ciri-ciri gerakan apokaliptik. Orang-orang di masa itu mengalami bencana kekeringan parah pada masa itu. Ini menjadi ladang subur untuk ramalan-ramalan yang mengatakan bahwa bencana besar akan segera terjadi. Dalam keadaan ini, Xi Wangmu dianggap sebagai dewi yang mampu menyelamatkan orang-orang beriman dari bencana tersebut.[7] Pada masa Dinasti Han, kedudukan Xi Wangmu meningkat lebih tinggi dan dihubungkan dengan kepercayaan mengenai keabadian. Xi Wangmu diyakini tinggal di Surga Barat di mana dia menyimpan semacam ramuan keabadian.[6] Pada masa Dinasti Ming dan Qing, kepercayaan yang beredar di masyarakat mengenai Xi Wangmu mengalami pergeseran. Di masa itu, karena pengaruh dari Lima Kitab dalam Enam Jilid tulisan Luo Qing, banyak orang yang membuat citra baru dari sosok dewi Xi Wangmu. Dalam tulisan-tulisan Luo, prinsip yang dianut adalah “Kekosongan Sejati” (真空 Zhēnkōng) yang merupakan induk dari segala hal.[3] Adanya istilah Wusheng Fumu (無生父母) dalam kitab tersebut diterjemahkan para pengikutnya sebagai sosok Ibu Mulia Abadi (Wusheng Laomu). Beberapa simbol-simbol seperti Wuji (舞技 “Yang Tak Terbatas”), Zhen (真 “Sejati”, “Kebenaran Sejati”), Gufo (古佛 “Buddha Kuno”) diasosiasikan sebagai sifat dari sosok Dewi Tertinggi yaitu Ibu Suci Abadi yang bertempat di Surga Abadi.[3] Secara bertahap, gambaran dari dewi yang dipuja pun berubah menjadi tidak lagi berbentuk. Definisi menurut kitab-kitab keagamaanGambaran mengenai Wusheng Laomu dijelaskan dalam beberapa kitab-kitab yang diciptakan oleh kelompok-kelompok agama rakyat Tiongkok yang lahir di masa dinasti Ming. Pencipta Alam Semesta dan ManusiaBerdasarkan Kitab Berharga Bunga-Naga yang diverifikasi oleh Buddha Kuno (古佛天真考证龙华宝经) atau biasanya disingkat dengan Kitab Bunga Naga / Long Hua Jing (龙华经) disebutkan bahwa Lao Mu mengirimkan 9,6 miliar putra dan putrinya - “anak-anak yang berasal dari surga” (皇胎儿女), “manusia asal” (原人), “manusia yang sejati” (元人), “keturunan asli Buddha” (原佛子) atau ”yang berbudi luhur” (贤良) - turun ke bumi. Setelah lupa dengan sifat asli mereka akibat duniawi, mereka perlu dituntun dan diantarkan kembali ke rumah surgawi mereka - “rumah dari kesederhanaan dan kekosongan yang sejati” (真空家乡).[8] Kitab Gulungan Berharga Kesetiaan, Berbakti dan Pembebasan dari Raja Obat (救 苦忠 孝药王宝卷) menyatakan bahwa semua pria dan wanita adalah sama-sama anak-anak dari Lao Mu. Dengan kata lain, pria dan wanita pada mulanya (di Surga Kuno) setara. Ayat dalam kitab tersebut berbunyi:
Di "Kitab Bunga Naga" (龙华经), tertulis:
dan dilanjutkan dengan:
Masih dari Kitab Bunga Naga (龙华经) disebutkan bahwa Lao Mu adalah pencipta dunia dan umat manusia. Kutipan dari kitab tersebut sebagai berikut:
Membebaskan dari Lautan PenderitaanGulungan Penjelasan Berharga bahwa Ramalan Kebuddhaan Tidak Memiliki Tanda (销释授记无相宝卷) juga menyebutkan bahwa Lao Mu tidak hanya menciptakan dunia dan manusia, tapi juga bertanggung jawab untuk mengantarkan seluruh mahluk hidup ini terlepas dari lautan penderitaan.
Beberapa kitab juga menjelaskan bahwa Lao Mu juga mengutus para Buddha, para dewa dan orang suci untuk membawa manusia kembali ke kampung halaman. Gulungan Berharga dari Keturunan Caoxi yang Disampaikan oleh Sang Buddha (佛说三回九转下生漕溪宝卷) menyatakan:
Gulungan Berharga Aturan Penting Ramuan Emas Tanpa Tindakan yang Disabdakan oleh Sang Buddha (佛说无为金丹拣要科仪宝卷) menyatakan:
Lihat pula
Referensi
Daftar Pustaka
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia