Watupawon adalah desa di kecamatan Penawangan, Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia. Terletak di antara 07°07’03” LS dan 110°48’44” BT, Watupawon terdiri dari sebelas RT, empat RW, dan tiga dusun (Watupawon, Juragan, Centong).
Sejarah
Pada masa Kesultanan Demak, yang wilayahnya meliputi sebagian dari wilayah Kabupaten Grobogan sekarang, termasuk desa Watupawon (pada waktu itu masih berupa hutan belantara dan belum menjadi desa). Tersebutlah tiga abdi dalem kerajaan yang bernama Ki Buyut Po Truno, Ki Marjayan, dan Ki Bence Watu. Mereka bertiga berkelana dari hutan ke hutan melihat kehidupan rakyat sambil mencari pengalaman.
Ketika matahari hampir tenggelam, ketiga abdi kerajaan tersebut sampai di hutan belantara yang sangat lebat, sehingga mereka memutuskan membuat pesanggrahan untuk beristirahat. Keesokan harinya ketiganya berniat melanjutkan perjalanan, dan ketika mereka merasa lapar dan hendak memasak makanan, mereka tidak menemukan alat yang bisa digunakan untuk memasak, sehingga Ki Buyut Po Truno mengambil batu untuk disusun dan dibuat ‘pawon’ (tungku untuk memasak), sedangkan Ki Marjayan membuat centong (pengaduk makanan). Pada saat itu Ki Buyut Po Truno berkata kepada teman-temannya, bahwa kalau suatu saat wilayah tersebut ramai dan menjadi kampung, maka tempat tersebut dinamakan Watupawon, yang artinya tungu masak dari batu. Sedangkan centong Ki Marjayan juga diabadikan menjadi nama salah satu dusun di sana. Mayoritas Pekerjaan di Desa Watupawon adalah Petani padi lalu seiring perkembangan zaman banyak para pemuda Desa yang merantau ke Ibu kota Jakartq berkelut dengan bidang Konveksi Tas Sekarang Desa Watupawon sudah semakin maju disamping persawahan yang semulanya mengandalkan tadah hujan, sekarang sudah ada pengairan sawah yang diambil dari Bendungan Sedadi yaitu meliputi seluruh lahan pertanian yang ada didesa Watupawon.
Referensi