Sedadi, Penawangan, Grobogan
SejarahNama Sedadi berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, 'set' yang artinya sangat cepat, dan 'dadi' yang artinya jadi. Konon pada masa Kesultanan Demak, wilayah ini masih berupa hutan belantara. Suatu ketika datang seorang ulama beserta rombongan santri dari Demak untuk menyebarkan ajaran agama Islam, kemudian mereka membuka hutan belantara tersebut untuk dijadikan daerah pemukiman. Dalam waktu singkat, hutan tersebut telah berubah menjadi daerah pemukiman. Karena cepatnya pekerjaan mereka, sejak peristiwa itu, daerah tersebut dinamakan Sedadi sampai sekarang. Desa ini termasuk desa mandiri dengan percontohan berbagai bidang, seperti Desa Swasembada pangan, Desa Pelopor P4, B3B, olahraga dan sebagainya. pada dekade 90 an desa ini adalah juara bola volley se kecamatan Penawangan. KomiditiDesa Sedadi yang subur dan makmur menghasilkan komoditas andalan: padi, jagung, kedelai, semangka dan melon. Pada zaman Orde Baru desa ini adalah penghasil utama tembakau di Kabupaten Grobogan. GeografiKondisi geografi desa ini yang terletak di selatan kecamatan Penawangan menyebabkan desa ini menjadi pusat dari lalu lintas di kecamatan Penawangan. BatasSedadi disebelah Utara berbatasan dengan Desa Lajer, Toko,Bolo garang sebelah Timur dengan Sungai Serang dan desa Toko, sedang disebelah selatan dengan Desa Toko, Karangwader, Pengkol, Leyangan dan Watupawon. DemografiMasyarakat desa ini umumnya mata pencaharian utamanya adalah petani, dengan pendidikan rata-rata adalah lulusan SLTA. Pembagian wilayahDesa Sedadi memiliki 2 dusun dengan dusun yang padat pendudukknya adalah Krajan dan Sedadi, sedangkan dusun yang lainya jumlah penduduknya hampir merata atau seimbang. Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia