Pada 2010, 17% orang Singapura tidak memiliki afiliasi agama.[2] Orang tak beragama di Singapura ditemukan dalam bergaia kelompok etnis dan semuanya menjalankan kehidupan di Singapura. Orang tak beragama di Singapura berpayung pada sebutan ateis, agnostik, humanis, teis dan skeptis. Beberapa penduduk lokal tidak berafiliasi dengan agama manapun, namun masih memilih untuk mempraktikan ritual tradisional seperti penyembahan leluhur. Jumlah orang tak beragam di Singapura meningkat. Laporan sensus menunjukan bahwa orang-orang yang menyebut diri mereka tak beragama meningkat dari 13% pada 1980 menjadi 17% pada 2010. Pada tahun-tahun terkini, perkumpulan sosial orang tak beragama menjadi lebih populer di Singapura.
Sejak 2005, kelompok-kelompok ateis tak resmi telah menyelenggarakan perkumpulan sosial untuk mendiskusikan agama dan sekulerisme, dan buku-buku populer tantang topik tersebut dari pengarang-pengarang seperti Richard Dawkins dan Christopher Hitchens. Salah satu kelompok terawalnya adalah yang disebut Atheist Haven, dan dibentuk oleh tiga orang Singapura pada 2004.[3]