Agama resmi di Bhutan adalah Buddha Vajrayana. Bhutan adalah sebuah negara Buddha dalam hal konstitusi dan Buddha memainkan peran penting di negara tersebut. Agama Buddha adalah warisan budaya Bhutan dan juga identitas rakyatnya. Kebebasan beragama diawasi oleh Raja. Sekitar 75 persen penduduk dari 770.000 populasi mengikuti Garis Drukpa dari mazhab Kagyu, mazhab Nyingma dari Buddha Tibet atau mazhab Buddha lainnya. 25 persen sisanya, terutama Lhotshampa, memeluk Agama Hindu.[1][2]
Suku Ngalop, keturunan imigran Tibet, terdiri dari mayoritas populasi di wilayah barat dan tengah dan sebagian besar mengikuti Garis Drukpa Lineage dari Kagyu Vajrayana.[3]
Umat Hindu, terutama di Selatan, memeluk Agama Hindu. Terdapat sekitar 200.000 umat Hindu utamanya dari etnis Lhotshampa yang tinggal di Bhutan. Mereka meliputi 23% populasi negara, dan Hindu adalah agama terbesar kedua di negara tersebut.[3]
Bon, sistem keyakinan shamanistik dan animis di negara tersebut, melakukan pemujaan alam dan mendahului Buddha. Meskipun para pendeta Bön sering kali memimpin dan memasukkan ritual-ritual Bön dalam perayaan-perayaan Buddha, sangat sedikit penduduk yang secara khusus memeluk kelompok agama tersebut.[3]
Umat Kristen ada di negara tersebut dalam jumlah kecil, khususnya pada kelompok etnis Nepal. Menurut laporan 2007, tidak ada misionaris Kristen di negara tersebut, disamping organisasi-organisasi pemulihan Kristen internasional dan para imam Yesuit Katolik Roma melakukan kegiatan pendidikan dan kemanusiaan.[3]
Kristen mula-mula dibawa ke Bhutan pada akhir abad ke-17 oleh Yesuit Portugis, namun ajaran tersebut gagal meraih perhatian besar di kalangan pengikut Buddha dari rakyat Bhutan.