Stasiun Sukatani

Stasiun Sukatani
Kereta Api Indonesia
B03C03

Stasiun Sukatani
Lokasi
Koordinat6°36′38″S 107°24′25″E / 6.61056°S 107.40694°E / -6.61056; 107.40694
Ketinggian+226 m
Operator
Letak
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang agak rendah)
Jumlah jalur3 (jalur 1 dan 2: sepur lurus)
LayananCommuter Line Garut dan Commuter Line Bandung Raya (arah Purwakarta)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Nama sebelumnyaHalte Bendoel
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Ciganea
menuju Purwakarta
Commuter Line Garut Plered
menuju Garut
Commuter Line Bandung Raya
Purwakarta–Cicalengka
Plered
Perjalanan satu arah
Fasilitas dan teknis
FasilitasToilet  Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket 
Tipe persinyalanElektrik tipe Alstom Vital Processor Interlocking[3]
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Sukatani
KategoriBangunan
No. RegnasKB004183
No. SK430.Kep.340-Parbud.2020
Tanggal SK2020
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Sukatani (SUT)—dahulunya bernama Stasiun Bendul atau Halte Bendoel—adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Sukatani, Sukatani, Purwakarta. tepatnya tak jauh dari Jalan Raya Plered-Purwakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +226 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dengan jarak 56,8 km arah utara dari Stasiun Bandung.

Jika dilihat dari peta zaman kolonial Hindia Belanda, stasiun ini dulu memiliki percabangan menuju ke Sungai Cimuntuk yang berada di selatan stasiun arah ke Stasiun Plered. Percabangan itu diyakini sebagai tempat penambangan material pasir yang berada di sungai tersebut. Tidak ada informasi pasti kapan jalur ini nonaktif.

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api: jalur 3 merupakan sepur belok untuk persilangan maupun penyusulan antarkereta api, jalur 2 untuk kedatangan KA dari arah Ciganea, dan jalur 1 untuk kedatangan KA dari arah Plered. Petak jalur yang menuju ke Stasiun Plered masih berupa jalur tunggal, sedangkan yang menuju ke Stasiun Ciganea sudah berupa jalur ganda.

Stasiun ini, beserta hampir seluruh stasiun lainnya di segmen Cikampek–Padalarang, telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta[4] dan Bandung Barat.[5]

B03C03

Bangunan utama stasiun
Peron sisi
Jalur 1 Sepur lurus arah Purwakarta
(Ciganea)      Commuter Line Bandung Raya, tujuan Purwakarta
     Commuter Line Garut, tujuan Purwakarta
Peron pulau
Jalur 2 Sepur lurus arah Padalarang
     Commuter Line Garut, tujuan Garut (Plered)
Jalur 3 Sepur belok

Layanan kereta api

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
B Commuter Line Bandung Raya Cicalengka Purwakarta Perjalanan searah hanya pada malam hari.
C Commuter Line Garut Garut Perjalanan menuju Purwakarta hanya pada siang hari, sedangkan sebaliknya pada pagi dan malam hari.

Insiden

Pada tanggal 11 April 1968, sekitar pukul 22.15 WIB, ketel lokomotif uap CC5002 meledak saat berhenti di Stasiun Sukatani yang kala itu masih bernama Bendul. Akibatnya, bangunan utama stasiun rusak parah dan merenggut nyawa masinis, juru api, dan seorang calon asisten masinis serta 3 orang lainnya yang berada di lokasi kejadian. Sementara itu, kepala stasiun merangkap PPKA juga turut menjadi korban. Pasca kejadian, stasiun ini harus direnovasi dan PNKA memutuskan mengganti nama stasiun menjadi Sukatani.[6]

Pada tanggal 5 Mei 2023, terjadi bencana longsor pada tiga titik di jalur kereta api antara Stasiun Sukatani—Stasiun Ciganea, tepatnya di km 111+000 hingga km 111+400. Derasnya hujan sejak sore hari di daerah tersebut diduga menjadi penyebab longsornya tanah di sekitar rel. Akibatnya beberapa perjalanan kereta api jarak jauh terganggu bahkan mengalami keterlambatan hingga 38 menit.[7]

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ "Cagar Budaya Hasil Inventarisasi 2022 Kabupaten Purwakarta | Data Kabupaten Purwakarta". data.purwakartakab.go.id. Diakses tanggal 2024-09-09. 
  5. ^ Sari, Cecep Wijaya. "Bandung Barat Punya 10 Bagunan Cagar Budaya yang Menanti Kunjungan Wisatawan". www.Pikiran-Rakyat.com. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  6. ^ PNKA (1968). Album Laporan Penindjauan Ekt Dok ketempat PLH, 16 April 1968. Bandung: Perusahaan Negara Kereta Api. 
  7. ^ Nugroho, Wisnu (2023-05-05). Susanti, Reni, ed. "Petak Jalan Sukatani-Ciganea Longsor, Perjalanan KA Jakarta-Bandung Terhenti". Kompas.com. Jakarta. Diakses tanggal 2023-05-05. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Ciganea
menuju Cikampek
Cikampek–Padalarang Plered
menuju Padalarang