Stasiun Sukatani
Stasiun Sukatani (SUT)—dahulunya bernama Stasiun Bendul atau Halte Bendoel—adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Sukatani, Sukatani, Purwakarta. tepatnya tak jauh dari Jalan Raya Plered-Purwakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +226 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dengan jarak 56,8 km arah utara dari Stasiun Bandung. Jika dilihat dari peta zaman kolonial Hindia Belanda, stasiun ini dulu memiliki percabangan menuju ke Sungai Cimuntuk yang berada di selatan stasiun arah ke Stasiun Plered. Percabangan itu diyakini sebagai tempat penambangan material pasir yang berada di sungai tersebut. Tidak ada informasi pasti kapan jalur ini nonaktif. Bangunan dan tata letakStasiun ini memiliki tiga jalur kereta api: jalur 3 merupakan sepur belok untuk persilangan maupun penyusulan antarkereta api, jalur 2 untuk kedatangan KA dari arah Ciganea, dan jalur 1 untuk kedatangan KA dari arah Plered. Petak jalur yang menuju ke Stasiun Plered masih berupa jalur tunggal, sedangkan yang menuju ke Stasiun Ciganea sudah berupa jalur ganda. Stasiun ini, beserta hampir seluruh stasiun lainnya di segmen Cikampek–Padalarang, telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta[4] dan Bandung Barat.[5]
Layanan kereta apiLokal (Commuter Line)
InsidenPada tanggal 11 April 1968, sekitar pukul 22.15 WIB, ketel lokomotif uap CC5002 meledak saat berhenti di Stasiun Sukatani yang kala itu masih bernama Bendul. Akibatnya, bangunan utama stasiun rusak parah dan merenggut nyawa masinis, juru api, dan seorang calon asisten masinis serta 3 orang lainnya yang berada di lokasi kejadian. Sementara itu, kepala stasiun merangkap PPKA juga turut menjadi korban. Pasca kejadian, stasiun ini harus direnovasi dan PNKA memutuskan mengganti nama stasiun menjadi Sukatani.[6] Pada tanggal 5 Mei 2023, terjadi bencana longsor pada tiga titik di jalur kereta api antara Stasiun Sukatani—Stasiun Ciganea, tepatnya di km 111+000 hingga km 111+400. Derasnya hujan sejak sore hari di daerah tersebut diduga menjadi penyebab longsornya tanah di sekitar rel. Akibatnya beberapa perjalanan kereta api jarak jauh terganggu bahkan mengalami keterlambatan hingga 38 menit.[7] Galeri
Referensi
|