Stasiun ini dibangun ulang seluruhnya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Direktorat Jenderal Perkeretaapian (sekarang BTP Surabaya) bersamaan dengan dibangunnya jalur ganda segmen antara Mojokerto-Jombang.
Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api. Pada awalnya, hanya jalur 2 yang merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda ruas Jombang–Mojokerto dioperasikan per 26 Oktober 2020,[5] jalur 1 juga dijadikan sebagai sepur lurus.[6] Semua wesel yang terletak di ujung emplasemen dicabut saat pembangunan jalur ganda dan dilengkapi dengan persinyalan blok intermediet sehingga di stasiun ini sudah tidak ada lagi persilangan maupun penyusulan antarkereta api.
Bangunan stasiun lama peninggalan Staatsspoorwegen telah dirobohkan karena terkena dampak pembangunan peron baru sehingga digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar. Semua peron telah dilengkapi kanopi.
Pada 25 Mei 1996, Kereta Api Badrasurya anjlok dan terguling saat memasuki sepur belok Stasiun Curahmalang untuk bersilang dengan Kereta Api Bima. Akibat dari peristiwa tersebut, asisten masinis Kereta Api Badrasurya meninggal dunia dan lokomotif dinas (CC 201 01) dan sejumlah kereta mengalami kerusakan. Selain itu, jalur kereta sempat lumpuh karena terhalang oleh lokomotif yang terguling.[8]
Galeri
Bangunan lama Stasiun Curahmalang yang telah dirobohkan, 2019