Terdiri dari 6 musim dan 139 episode, ceritanya adalah versi modern dari novel Si Doel Anak Betawi karya Aman Datuk Majoindo dan film berjudul sama yang disutradarai Sjumandjaja pada 1972. Dalam versi film, Rano Karno juga berperan sebagai si Doel kecil dan Benyamin S. berperan sebagai ayah Doel. Hanya saja pada saat itu, nama ayah Doel adalah Asman, bukan Sabeni seperti versi sinetron.
Sejauh ini, Si Doel Anak Sekolahan berhasil menjadi sinetron Indonesia yang paling sering ditayangkan di televisi. Saat pertama rilis, sinetron ini berhasil melejit menjadi salah satu acara paling terkenal dan mengalahkan popularitas produksi-produksi asing yang saat itu mendominasi televisi Indonesia. Kesuksesan sinetron Si Doel Anak Sekolahan kemudian membuat Rano Karno mengembangkan ceritanya lebih lanjut yaitu dua sinetron dengan judul Si Doel Anak Gedongan dan Si Doel the Series, film televisi dengan judul Si Doel Anak Pinggiran dan tiga film bioskop yaitu Si Doel the Movie, Si Doel the Movie 2 dan Akhir Kisah Cinta Si Doel.
Sinopsis
Kasdullah, biasa disapa Doel, adalah seorang anak muda asli Betawi yang berusaha mempertahankan nilai-nilai luhur keluarganya di tengah kemajuan zaman serta kondisi perkembangan pembangunan kota Jakarta saat ini. Atas permintaan kedua orang tuanya, Doel berkuliah di sebuah perguruan tinggi swasta dengan mengambil jurusan teknik mesin. Ayahnya, Sabeni, rela menjual aset tanah dan bahkan membatalkan rencana pergi haji bersama istrinya, Laila (Mak Nyak), demi menyekolahkan Doel setinggi mungkin. Harapan mereka, Doel tidak mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang pengemudi oplet. Di musim pertama ini, Doel berkenalan secara tidak sengaja dengan Sarah, seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda, yang tanpa Doel ketahui kemudian menggunakan dirinya dan keluarganya sebagai objek untuk penelitian skripsi. Di akhir musim diceritakan baik Doel dan Sarah telah berhasil lulus sebagai sarjana.
Di musim kedua, setelah lulus kuliah, Doel kembali dihadapkan pada masalah sulitnya mencari pekerjaan. Ia diterima di beberapa perusahaan namun kemudian dilarang oleh Sabeni setelah mengetahui Doel harus bekerja di luar Jakarta. Namun, Doel tidak patah semangat, apalagi setelah berteman dengan Sarah, yang kini diceritakan memiliki rasa suka kepadanya. Di sisi lain, Doel juga bertemu dengan Zainab, teman masa kecilnya yang diceritakan dijodohkan dengan Doel sejak masih kecil. Di penghujung musim ini, Sarah mengajak Doel dan keluarganya berlibur ke Anyer.
Di musim ketiga, Sabeni meninggal akibat kecelakaan saat kembali dari Anyer. Beban hidup Doel pun bertambah, apalagi ia masih belum memiliki pekerjaan. Selain itu, hubungan Doel dengan Sarah dan Zainab semakin menarik dengan berbagai konflik di antara ketiganya. Mendekati akhir musim, Doel akhirnya mendapatkan pekerjaan yang diharapkannya namun malah membawa persoalan baru. Doel harus rela diberangkatkan ke luar negeri ke Prancis dan Swiss untuk mempelajari sistem permesinan baru. Berbekal semangat dan kasih sayang Sarah dan juga restu dari Mak Nyak, Doel berangkat menjalankan tugas tersebut.
Di musim keempat, sepulang dari luar negeri, Doel masih harus menunggu penempatan kerja dari perusahaan tempatnya bekerja. Sambil menunggu, ia kembali mengemudikan oplet tua peninggalan ayahnya. Di sisi lain, hubungan Doel dan Sarah sedikit renggang, karena Sarah kecewa dengan Doel yang diam-diam memberikan hadiah kepada Zainab. Pada akhir episode, Doel kerumah Sarah saat kondisi hujan deras demi mengantar Sarah ke Bandara untuk pergi ke Belanda karena Ayahnya sedang dirawat di ICU dan Doel pun berjanji akan setia menunggu hingga Sarah kembali.
Musim kelima ditandai dengan meninggalnya Engkong Ali yang kemudian membawa duka bagi keluarga Doel. Selain kabar duka, kabar gembira datang dari Atun yang dalam waktu dekat akan segera menikah dengan Karyo. Selain itu, Doel akhirnya mendapat tugas dari kantornya, namun kali ini ia harus pergi ke Kalimantan dalam waktu yang sangat lama. Sarah yang tulus mencintai Doel meminta izin datang ke Kalimantan dengan meminta Doel menikah dengannya. Pada episode terakhir, Atun menikah dengan Karyo, kemudian Doel dan Sarah pun berpelukan.
Musim keenam bercerita tentang Doel dengan kehidupannya sebagai pegawai kantoran. Penempatannya ke Kalimantan untuk sementara ditunda. Di sisi lain, ia masih belum bisa memilih antara Sarah dan Zainab. Zainab kemudian menikah dengan pria bernama Hendri. Di episode terakhir, Doel akhirnya menikah dengan Sarah.
Pemeran
Karakter utama
Rano Karno sebagai Kasdullah, biasa dipanggil Doel. Seorang mahasiswa teknik mesin yang membantu orang tuanya dengan mengemudikan oplet di waktu luangnya. Ia kemudian lulus dengan gelar Ir. (insinyur) dan bekerja di sebuah perusahaan alat berat di Jakarta.
Benyamin Sueb sebagai Sabeni atau sering dipanggil Babe. Ayah Doel yang sebelumnya memiliki sebidang tanah luas di Jakarta yang masih kosong, sebelum akhirnya dijual untuk biaya hidup. Namun, ia masih menyimpan sebagian uang hasil penjualan tanahnya untuk biaya kuliah Doel. Ia meninggal dalam kecelakaan dan akibat penyakit serangan jantung dalam perjalanan pulang dari liburan di Anyer.
Aminah Cendrakasih sebagai Laila, sering dipanggil Mpok Lela atau Mak Nyak. Istri Babe Sabeni, ibu Doel, ia memiliki sebuah toko kecil di rumahnya yang dijalankan oleh dirinya sendiri dan putrinya, Atun. Sepeninggal suaminya, ia menggantungkan hidupnya dari oplet, usaha kost, penghasilan Doel sebagai pegawai kantoran dan usaha tokonya.
Cornelia Agatha sebagai Sarah van Heus. Istri Doel, seorang gadis keturunan Indonesia-Belanda. Awalnya ia adalah seorang mahasiswi yang sedang menulis skripsi dan kemudian menjadikan keluarga Doel sebagai obyek penelitiannya. Belakangan ia naksir Doel dan bersaing dengan Zainab yang merupakan teman masa kecil Doel. Ia kemudian menikah dengan Doel pada akhir musim keenam.
Maudy Koesnaedi sebagai Zainab. Teman masa kecil Doel yang pertama kali muncul di musim kedua. Ia adalah seorang gadis sederhana. Naksir Doel padahal sudah dijodohkan orang tuanya dengan Ahong, pengusaha keturunan Tionghoa. Ia kemudian menikah dengan Hendri pada akhir musim keenam.
Mandra sebagai Mandra. Ia adalah adik laki-laki Mak Nyak/Mpok Lela, adik ipar laki-laki Babe Sabeni, paman pihak ibu Doel. Seorang pria buta huruf dan pengangguran yang kemudian diminta oleh Mak Nyak untuk melanjutkan tugas mendiang suaminya sebagai supir oplet.
Suti Karno sebagai Atun Zaitun. Adik perempuan Doel, pendidikan formalnya dihentikan karena kendala keuangan. Ia kemudian membantu ibunya berjualan di toko dan sempat membuka usaha salon.
Basuki sebagai Karyo. Seorang pria asli Suku Jawa, yang berprofesi sebagai pedagang baju batik keliling yang mengontrak rumah milik Sabeni. Naksir kepada Atun. Sering dijuluki "Buluk" oleh Sabeni dan juga sering ribut dengan Mandra. Namun belakangan ia dan Mandra saling membantu dalam mengurus mobil oplet peninggalan Sabeni.
Karakter pendukung
Pak Tile sebagai Mochamad Ali atau biasa dipanggil Engkong Ali. Ayah Mak Myak dan Mandra, ayah mertua Babe Sabeni, kakek pihak ibu Doel dan Atun, yang digambarkan sebagai orang kaya. Sepeninggal Sabeni, Engkong Ali tampil sebagai sosok ayah angkat untuk Doel dan Atun dan sering membantu mereka dalam hal keuangan. Namun, hal ini justru membuat iri Mandra sebagai anak kandungnya sendiri. Mandra bahkan sempat berpikir bahwa Engkong Ali pilih kasih dan tidak menyayanginya.
Nacih sebagai Nyak Rodiah atau biasa dipanggil Mak Tua oleh Karyo. Istri dari Engkong Ali, ibu Mak Nyak dan Mandra, ibu mertua Babe Sabeni, nenek pihak ibu Doel dan Atun. Saat suaminya diceritakan sudah meninggal di musim keenam, Mandra mencoba membujuk Nyak Rodiah untuk membagi uang warisan yang kemudian Mandra rencanakan untuk membuat sebuah bisnis kontrakan.
Bendot sebagai Pak Bendot. Ayah mertua Karyo, meski Karyo sudah bercerai dengan istrinya, ia lebih memilih mengikuti Karyo tinggal di Jakarta sebelum kembali ke kampung halamannya.
Nunung sebagai Nunung. Adik perempuan Karyo yang disukai Mandra, meskipun Karyo tidak menyukainya dan tidak menginginkan Nunung menjadi pasangan Mandra. Karyo sering menasihatinya untuk tidak bertemu atau mengobrol dengan Mandra.[2]
Tubagus Maulana Husni sebagai Encang Rohim. Ayah Zainab, paman pihak ibu Doel & Atun, yang memiliki perusahaan batu bata. Ia sempat mencoba mengajak Doel untuk bekerja di perusahaannya, tetapi Doel menolaknya dengan halus. Ia juga menjadi pihak pertama yang mengadakan hubungan bisnis dengan pengusaha Tionghoa, Ahong.
Tonah sebagai Saipah atau biasa dipanggil Encing Ipeh. Istri Encang Rohim, ibu Zainab, bibi pihak ibu Doel dan Atun, yang tidak menyukai Doel. Ia lebih memilih Zainab menikah dengan orang kaya, ketimbang melihatnya bersama Doel yang dianggapnya sombong dan sok kaya. Encang Rohim sering menasihatinya agar tidak menjadi sosok egois karena mau bagaimanapun Doel adalah keponakannya.
Maryati Tohir sebagai Munaroh. Pacar perempuan Mandra yang kemudian menikah dengan pria bernama Cecep.
Salman Alfarizi sebagai Ahong. Pria keturunan Tionghoa-Indonesia yang menjadi mitra bisnis Rohim. Sempat dijodohkan dengan Zainab sebelum akhirnya patah hati karena Zainab menikah dengan pria lain.
Djoni Irawan sebagai Roy. Saingan Doel dalam memperebutkan hati Sarah.
Ami Prijono sebagai William. Ayah Sarah, besan laki-laki Babe Sabeni dan Mak Nyak, ayah mertua Doel, memiliki beberapa perusahaan dan sempat meminta Sarah untuk membujuk Doel agar mau bekerja di salah satu perusahaannya. Selain itu, sifatnya yang ramah dan rendah hati juga membuatnya dihormati oleh keluarga Doel.
Ratih Dewi sebagai Marini. Istri Willam, ibu Sarah, besan perempuan Babe Sabeni dan Mak Nyak, ibu mertua Doel, selalu mendampingi putrinya dalam setiap permasalahan yang ada. Sifatnya yang ramah dan rendah hati juga membuatnya dihormati oleh keluarga Doel.
Adam Jagwani sebagai Hans. Sepupu pertama pihak ibu Sarah yang hanya muncul di musim pertama sebelum diceritakan pulang dan menetap di Belanda.
Karakter lainnya
Tino Karno sebagai Safe'i. Teman Doel yang berprofesi sebagai penjual ikan. Ia muncul di musim pertama, kedua, dan ketiga. Dibalik layar, ia lebih banyak berperan sebagai pimpinan produksi.[2]
Jaja Mihardja sebagai Djadja. Teman Encang Rohim yang diminta oleh Encing Ipeh untuk menjadi calon pasangan Zainab, tetapi Zainab menolaknya. Ia muncul di musim kedua.[2]
Rina Gunawan sebagai Atik. Teman satu kantor Sarah. Sering menggoda Sarah terkait hubungan Sarah yang tidak pasti antara memilih Doel atau Roy. Ia muncul di musim pertama sampai musim keempat.[3]
Nasir sebagai Daim. Ayah Munaroh yang muncul di musim kedua.
Bodong sebagai Caak. Pria kerabat Engkong Ali yang juga berprofesi sebagai pemain tanjidor. Diceritakan sudah sakit-sakitan dan kemudian ia memberikan Doel sebuah terompet tanjidor yang ia wasiatkan untuk dirawat dengan baik. Ia hanya muncul di musim kedua.[4]
Edy Oglek sebagai Edy. Teman kuliah Doel dan Hans yang muncul di musim pertama dan diceritakan sebagai orang Batak. Ia hanya muncul di musim pertama.[2]
Nazar Amir sebagai Pak Salim. Tetangga Doel di musim ketiga yang menyukai Mak Nyak. Memiliki seorang anak bernama Lala. Ia sering kali berkeramas di Salon Zaitun milik Atun untuk bisa mengobrol dengan Mak Nyak. Ia bersama Lala hanya muncul di musim ketiga.[5]
Sindy Dewiana sebagai Lala. Anak perempuan Pak Salim yang gemar bersepeda. Disukai oleh Mandra dan Engkong Ali. Ia bersama ayahnya hanya muncul di musim ketiga.[6]
Elva Marliah sebagai Sita. Hanya muncul di musim ketiga.
Andreas Pancarian sebagai Andre. Muncul di musim ketiga dan keempat. Menyukai sosok Atun tetapi ia tidak disukai oleh Karyo.[7]
Raka Widyarma sebagai Raka. Anak laki-laki dari Anto dan Sita, sekaligus keponakan laki-laki Andre dan Atun. Muncul di musim ketiga dan keempat.[8]
Subarkah Hadisarjana sebagai Atmo. Teman Doel yang berprofesi sebagai tukang bengkel dan sempat mencoba membantu Doel mencari kerja. Muncul di musim ketiga dan keempat.[2]
Afrizal Anoda sebagai Tono. Atasan Atmo, yang pertama kali bertemu dengan Doel secara tidak sengaja di pinggir jalan saat mobilnya mogok, lalu Doel yang menservisnya. Hanya muncul di musim ketiga.
Emma Waroka sebagai Emma. Atasan di kantor Doel yang kemudian menunda kepergian tugas dinas Doel ke Kalimantan. Muncul di musim keenam.
Fuad Alkhar sebagai Ali. Rentenir keturunan Arab yang jadi sahabatnya Mandra. Muncul di musim keenam.
Santana Sartana sebagai Hendri. Pria yang menjadi suami Zainab. Mulai muncul di musim keenam.
Produksi
Pengembangan
Rano Karno mengungkapkan bahwa alur cerita Si Doel Anak Sekolahan hanya sedikit yang mengambil dari novel Si Doel Anak Betawi yang ditulis oleh Aman Datuk Madjoindo. Berbeda dengan di versi film pada dekade 1970-an, Rano mengaku kurang setuju apabila sinetron karyanya disadur penuh dari novel karena ia melihat bahwa zaman sudah berubah dan Doel di versi novel hanya tamatan sekolah dasar. Untuk itulah di versi sinetron ia menceritakan Si Doel yang lebih modern dengan digambarkan sebagai lulusan perguruan tinggi.[9]
Ada tiga pemeran yang buta huruf selama proses produksi berlangsung: Bendot, Pak Tile dan Nacih. Untuk menyiasati kendala tersebut, kata Rano, pihaknya memberikan arahan secara lisan dan langsung kepada ketiga pemain tersebut. Namun, tambah Rano, ketiganya mampu menyerap skenario dengan baik. Bahkan, bisa memberikan improvisasi akting di luar ekspektasi.[10]
Oplet yang berbasis dari Morris Minor 1000 menjadi ikon dalam serial Si Doel. Menurut Rano, ia menemukan oplet tersebut dari seseorang di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebelumnya oplet digunakan sebagai kandang ayam. Rano membelinya seharga 525.000 rupiah pada tahun 1993.[11] Ia kemudian memperbaiki oplet tersebut meski masih mempertahankan beberapa elemen asli pada mesinnya. Setelah syuting serial Si Doel berakhir, Rano kemudian merestorasi oplet dengan mengganti mesinnya dengan mesin Mini Cooper.[12] Interiornya juga diganti dengan kursi kayu jati.[13]
Untuk lokasi kampus Doel saat sedang kuliah memakai kampus Universitas Pancasila di Jakarta Selatan.[14] Sementara kantor tempat Doel bekerja adalah PT Trakindo Utama, yang merupakan pemegang tunggal merek alat berat Caterpillar untuk kawasan Indonesia.[15]
Pada musim keempat saat Doel diceritakan mendapat tugas belajar ke Swiss dan Prancis, sebenarnya Rano sempat membuat alur cerita kondisi dan situasi Doel saat tinggal di Eropa. Tetapi karena saat itu di Indonesia tengah mengalami gejolak akibat krisis ekonomi yang berimbas pada membengkaknya pengeluaran, Rano terpaksa mengubah alur ceritanya dengan Doel yang hanya ditampilkan singkat di Prancis.[16] Sementara alur cerita Doel yang berada di Swiss terpaksa ia batalkan. Selain itu, pada saat pengambilan gambar akan dilakukan, salah satu penulis cerita Si Doel yaitu Harry Cahyono, memilih mengundurkan diri karena merasa buntu terkait pengembangan alur ceritanya.[17]
Pemilihan pemain
Si Doel Anak Sekolahan merupakan satu dari sedikit sinetron Indonesia yang tetap mempertahankan para pemeran yang sama sejak dari musim pertama sampai terakhir, tanpa mengganti pemeran sekalipun (termasuk pemeran yang telah meninggal dunia).
Karakter Sabeni yang digambarkan sebagai ayah Doel dan diperankan oleh Benyamin Sueb tidak diganti meskipun sang pemeran meninggal dunia saat sinetron ini sedang diproduksi untuk musim ketiganya di 1995.[18][19] Meskipun sempat muncul usulan kepada Rano Karno untuk mengganti pemeran Sabeni dengan Urip Arphan yang kebetulan berwajah mirip mendiang Benyamin S., Rano memilih tidak melakukannya dengan alasan menghormati legacy Benyamin S. Akhirnya Rano kemudian menulis ulang skenario dengan menceritakan bahwa Sabeni meninggal dunia akibat kecelakaan.[20]
Karakter Mak Nyak atau Mpok Lela yang menjadi ibu kandung Doel diperankan oleh aktris Aminah Cendrakasih. Sebelumnya dalam versi film tahun 1973 dan 1976 karakter ibunda Doel diperankan oleh Tutie Kirana. Diakui sendiri oleh Aminah, peran sebagai Mak Nyak turut mendongkrak popularitasnya sebagai aktris sinetron di dekade 1990-an apalagi saat itu sinetron Si Doel adalah salah satu pelopor drama seri televisi di Indonesia. Kendati mendapat banyak tawaran dari rumah produksi lainnya dengan honor tinggi, Aminah memilih menolak dan tidak ingin citra Mak Nyak bercampur aduk dengan peran di sinetron lain.[21]
Cornelia Agatha memerankan karakter Sarah, seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda yang merupakan penggambaran seorang wanita modern. Perannya sebagai Sarah dalam Si Doel mengantarkannya sebagai salah satu artis paling terkenal di dekade 1990-an melalui banyaknya iklan produk yang dibintangi dirinya.[22] Meski Cornelia sejak kanak-kanak sudah menjadi bintang iklan, tetapi ia merasakan ada kebanggaan tersendiri saat menjadi Sarah dalam iklan produk yang ia bintangi. Belakangan Cornelia juga mengaku karakter Sarah sulit ia lepaskan meski dirinya membintangi karakter lain dalam produksi-produksi sinetron di luar Si Doel.[23]
Maudy Koesnaedi memerankan karakter Zainab, seorang gadis Betawi tradisional yang mempertahankan adat-istiadat dan budaya ketimuran, yang mulai dimunculkan di musim kedua pada tahun 1995.[24] Pada saat itu ia baru saja menjadi None Jakarta 1993 dan perannya sebagai Zainab adalah peran besar pertamanya dalam dunia seni peran Indonesia.[25] Saat pertama memerankan karakter Zainab, Maudy mengaku harus pandai mengatur waktu karena ia juga saat itu sedang berkuliah di Universitas Indonesia.[26] Paska kelulusannya,[27] Maudy sempat berencana untuk melanjutkan studi di Eropa yang sempat membuat Rano Karno bimbang untuk membuat alur cerita Zainab yang tetap dilibatkan untuk produksi musim keempat pada 1998 meski akhirnya kemudian Maudy menunda rencana sekolahnya ke luar negeri dikarenakan satu dan lain hal.[28][29]
Basuki memerankan karakter Mas Karyo, seorang pria asal Jawa Tengah yang sedang merantau di Jakarta. Pada awalnya, karakter Karyo direncanakan hanya dimunculkan sebagai karakter tambahan. Berkat sambutan yang cukup bagus dari penonton, terlebih alur ceritanya yang selalu digambarkan ribut dengan Mandra, peran Basuki dalam Si Doel kemudian dijadikan permanen. Basuki bahkan mendapat kepercayaan juga untuk menjadi anggota tim kreatif dari PT Raka Kreasindo yang dimiliki Suti Karno.[30]
Adam Jagwani dipilih oleh Rano untuk memerankan Hans, sepupu Sarah. Rano pertama bertemu dengan Adam saat Adam menjadi disjoki di Diskotik Stardust, Jakarta. Rano saat itu terkesan dengan kemampuan berbahasa asing yang dimiliki Adam.[31] Karena satu dan lain hal, Adam kemudian terkena deportasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yang menyebabkannya harus pulang ke negara asalnya, Malaysia.[31] Ini pula yang menyebabkannya hanya tampil di musim pertama Si Doel Anak Sekolahan dan tidak dimunculkan lagi di musim-musim selanjutnya meski nama Hans sempat disebutkan dalam Si Doel 6. Adam baru kembali ke dunia akting saat diajak lagi oleh Rano Karno untuk berperan dalam film Si Doel the Movie pada tahun 2018.[32]
Meski tidak ada karakter antagonis dalam Si Doel, karakter Roy yang diperankan oleh Djoni Irawan seolah menjadi stereotipe bahwa ia adalah karakter antagonis satu-satunya dalam sinetron ini. Rano menuturkan bahwa di dunia nyata, Djoni adalah pengacara profesional yang menjadi penasihat hukum Rano Karno sekaligus pengacara untuk tim Karno's Film. Karena itulah, Rano kemudian mengajaknya untuk berperan dalam sinetron ini. Belakangan, Djoni juga menjadi penasihat hukum untuk Viandra Productions yang dimiliki oleh Mandra.[33]
Musik
Purwacaraka menjadi komposer sekaligus penata musik dalam sinetron ini.[34] Lagu tema utama yang berjudul Si Doel Anak Betawi dinyanyikan oleh ME Voices.[35] Lagu ini memiliki dua versi. Untuk sinetron memakai versi klasik sementara untuk rilis komersial memakai versi baru dengan lirik kata "Betawi" yang digantikan oleh "Sekolahan". Rano Karno sendiri turut menyanyikan lagu ini dalam bentuk singel, tetapi versi dirinya tidak pernah dipakai selama penyiaran sinetron ini.[36]
Penayangan
Si Doel pertama kali tayang pada 16 Januari 1994 di RCTI. Untuk musim pertama, sinetron ini berformat mini-seri dengan total enam episode. Kesuksesan musim perdana tersebut kemudian membuat Rano Karno kembali berproduksi untuk musim kedua yang tayang perdana pada 14 Oktober 1994. Musim ketiga yang tayang perdana pada tahun 1996 menjadi musim terpanjang dengan 48 episode. Sedangkan musim keempat yang tayang pada tahun 1998 menjadi musim terpendek dengan 16 episode.
Sejak musim kelima tahun 2000, penyiarannya berpindah dari RCTI ke Indosiar. Pada musim keenam (2003), format gambar Si Doel diubah menjadi aspek rasio 16:9, meskipun untuk siaran televisi sendiri dilakukan letterboxing menjadi aspek rasio 4:3.
Sejak 25 Agustus 2006, Si Doel ditayangkan ulang di RCTI dari musim pertama hingga keempat dan kemudian melompat ke musim keenam karena masalah hak cipta untuk musim kelima dengan Indosiar. Saat ini selain televisi konvensional, serial ini juga ditayangkan secara online melalui aplikasi RCTI+.
Setelah Si Doel 6 yang dirilis pada tahun 2003, Rano Karno memilih untuk tidak melanjutkan Si Doel.[37] Namun karena antusiasme penggemar, Rano luluh dan melanjutkan cerita Si Doel dengan judul Si Doel Anak Gedongan.[38] Masih melanjutkan alur cerita setelah Si Doel 6, dalam Si Doel Anak Gedongan diceritakan bahwa Doel telah menjadi orang kaya dengan jabatan mapan di perusahaannya. Sedangkan Mak Nyak tinggal bersama Mandra yang membuka usaha sewa rumah dengan warisan dari Nyak Rodiah. Atun dan Mas Karyo juga senang karena Atun hamil. Masalah muncul saat Sarah hamil dan Zainab bermasalah dengan suaminya. Saat Sarah sedang membutuhkan Doel, Doel justru lebih perhatian dengan Zainab yang sedih karena ditelantarkan suaminya. Sarah pun akhirnya sedih dan memilih kembali ke Belanda setelah mengetahui Doel membantu Zainab yang mengalami keguguran.[38] Alur cerita ini kemudian dilanjutkan dalam sebuah film televisi berjudul Si Doel Anak Pinggiran pada tahun 2011.
Si Doel Anak Pinggiran (2011)
Dalam Film Televisi Si Doel Anak Pinggiran dijelaskan bahwa Doel kehilangan pekerjaannya bahkan diusir oleh ibu mertuanya karena dinilai tidak bertanggung jawab atas perginya Sarah ke Belanda yang selama hampir enam tahun dan bahkan Sarah tidak mau kembali ke Jakarta. Kini kehidupan Doel kembali ke titik awal. Ia kembali ke rumah peninggalan ayahnya bersama Mak Nyak yang sedang sakit. Atun ditinggalkan oleh Mas Karyo yang telah meninggal dunia. Hendrik, suami Zainab, memilih cerai dan atas saran Mak Nyak, Doel menikahi Zainab.[39][40] Usai menikah dengan Zainab, Doel dihubungi ibunda Sarah untuk datang ke rumahnya. Di sana, Doel dipertemukan dengan seorang anak yang pernah ditolongnya saat berada di pantai. Di sanalah Doel mendapat informasi bahwa anak itu adalah anaknya yang bernama Abdullah/Dul.
Berbeda dengan biasanya, untuk Si Doel Anak Pinggiran ini berformat film televisi dan bukan seri mingguan. Selain itu, karakter Sarah pun tidak bisa tampil dalam film ini dikarenakan Cornelia Agatha tidak bisa memenuhi permintaan Rano untuk mengikuti proses pengambilan gambar yang sudah direncanakan.[41] Film televisi ini ditayangkan oleh RCTI dan tidak lagi di Indosiar.[42] Alur cerita dari film televisi kemudian dikembangkan lagi dalam trilogi film Si Doel yang dirilis pada 2018.
Trilogi film Doel pertama kali dirilis pada tahun 2018 dengan judul Si Doel the Movie. Dalam film ini, Si Doel akhirnya bertemu lagi dengan Sarah di Belanda melalui perantara Hans yang meminta Doel bersama Mandra untuk membawakan barang-barang seni khas Indonesia. Selain bertemu Sarah, Doel juga bertemu dengan putranya yang kini sudah besar yaitu Doel atau nama lengkapnya Abdullah.[43] Sementara itu, Mak Nyak kini hanya bisa terbaring dan menjadi tuna netra karena penyakit glaukoma, sehingga sehari-hari dirawat oleh Zainab.
Di film kedua berjudul Si Doel the Movie 2 yang rilis tahun 2019, alur cerita lebih menyoroti sosok Zainab yang sedih dan bimbang apakah akan melepas Doel kembali ke Sarah atau tetap bersamanya apapun yang terjadi.[44] Sarah pulang ke Jakarta untuk bertemu keluarga Doel dan ia meminta maaf karena telah pergi meninggalkan Doel selama ini.
Sedangkan di film ketiga berjudul Akhir Kisah Cinta Si Doel yang dirilis pada tahun 2020, dikisahkan Sarah akhirnya memilih menceraikan Doel setelah bertemu dan berdiskusi dengan Zainab yang diketahui tengah hamil. Abdullah atau Doel Jr. memilih tinggal dan bersekolah di Jakarta ketika ibunya memilih kembali ke Belanda.[45]
Terdapat kejanggalan dalam karakter Abdullah/Dul kecil. Dalam FTV Si Doel Anak Pinggiran, diceritakan dirinya memilih untuk tinggal bersama Doel,juga Mak Nyak, Atun, Abi Kartubi, Mandra serta Zainab. Akan tetapi pada Si Doel The Movie 1, Dul kecil malah diceritakan lahir dan besar di Belanda dan belum pernah ke Indonesia sama sekali. Bahkan Dul kecil terlihat seperti acuh, seolah-olah dirinya belum mengenal ayahnya, Doel besar serta Mandra, kakeknya.
Si Doel the Series merupakan sinetron yang melanjutkan kembali kisah rumah tangga Doel dan Zainab, yang saat ini diceritakan sedang tidak baik–baik saja akibat kedatangan Sarah. Sinetron ini juga menjadi penampilan terakhir bagi Aminah Cendrakasih dan Salman Alfarizi sebelum meninggal dunia. Beberapa pemain dari trilogi film Si Doel turut berperan diantaranya Rey Bong sebagai Doel kecil dan Ahmad Zulhoir Mardia sebagai Kurtubi, anak semata wayang Atun dan Mas Karyo. Sinetron ini ditayangkan oleh RCTI.
^Liberti, Pasti (16 September 2017). "Babe yang Tak Tergantikan". detik.com. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Agustus 2022. Diakses tanggal 18 Juni 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Budiarsih, Kunsri (January 2005). Berani Nolak TV?. Jakarta: Penerbit Mizan. hlm. 66. ISBN979-752-152-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-23. Diakses tanggal 2022-09-12.