Pada tahun-tahun ia berkuliah, ia tertarik dengan sosialisme. Namun pada musim panas 1913 ia membaca kopian dari karangan SirHenry Cotton, yakni New India, or India in transition (1886, direvisi pada 1905) yang menerangkan keadaan politik India di masa itu. Setelah membaca buku itu, Ōkawa meninggalkan "kosmopolitanisme komplit" (sekaijin) dan beralih ks Pan-Asianisme. Pada tahun itu pulalah, artikel-artikel Anagarika Dharmapala dan Maulavi Barkatullah muncul di majalah Michi, yang diterbitkan oleh Dōkai, sebuah organisasi keagamaan yang kelak Ōkawa memainkan peran penting di dalamnya. Selama ia berstudi itu, dia memberikan tempat tinggal kepada tokoh kemerdekaan India Rash Behari Bose.
Setelah bertahun ia belajar filsafat-filsafat luar negeri, ia menjadi sangat yakin bahwa solusi atas tekanan sosial dan problematika politik Jepang adalah berada pada aliansi dengan gerakan-gerakan kemerdekaan Asia lainnya, kemudian pembaharuan filsafat Jepang yang pra-modern, dan menghidupkan kembali penekanan pada prinsip-prinsip kokutai.[4]
Pada 1926, Ōkawa menerbitkan satu karyanya yang sangat terkenal, sampai karena begitu populernya, ia dicetak 46 kali di akhir Perang Dunia II, yakni Jepang dan Cara Hidup Orang Jepang (Nihon oyobi Nihonjin no michi). Ōkawa juga terlibat dalam beberapa upaya kudeta oleh militer Jepang di awal-awal 1930-an, termasuklah Insiden Maret. Karena itu, ia mendapat hukuman selama lima tahun penjara pada 1935.[6] Setelah lepas hanya berselang dua tahun kemudian, ia kembali masuk Perusahaan Kereta Api Manchuria Selatan sebelum ia menerima jabatan sebagai profesor di Universitas Hosei pada 1939. Ia kembali menerbitkan beberapa buku dan artikel, yang membantu mempopulerkan gagasan bahwa "benturan peradaban" antara Timur dan Barat telah pasti takkan terhindarkan, dan ada pandangannya bahwa Jepang tertakdirkan sebagai mantel pembebas dan pelindung Asia melawan Amerika Serikat dan bangsa-bangsa Barat lainnya.[7]
Pengadilan Kejahatan Perang Tokyo
Selepas Perang Dunia Kedua, Sekutu menuntut Ōkawa sebagai penjahat perang kelas-A. Dari sebanyak dua puluh delapan orang yang tertuduh, hanya dia yang bukan petugas kemiliteran ataupun pihak resmi pemerintah. Kepada pers, Sekutu mencap ia sebagai "Goebbelsnya Jepang" dan mengklaim bahwa ia telah lama menghasut Jepang agar berperang dengan Barat. Dalam gugatan praperadilan, Okawa membalas tuduhan itu, dengan menyatakan bahwa ia hanya menerjemahkan dan mengomentari karya filsafat geopolitiknya Vladimir Solovyov pada tahun 1924, dan faktanya Pan-Asianisme tidaklah mengajak menuju peperangan.[8]
Dalam pengadilan, Ōkawa bertindak tak jelas– dia pakai piyama, duduk bertelanjang kaki, dan memukul kepalanya mantan perdana menteri Hideki Tōjō seraya memekik keras "Inder! Kommen Sie!" (Sini kau, India!) dalam bahasa Jerman, dan seterusnya. Ada yang mendengarnya berkata "Ini adalah adegan pertama dari sebuah komedi!". PsikiaterTentara Amerika Serikat Daniel Jaffe memeriksa dan melaporkan, bahwa Ōkawa sedang tidak nyaman menghadiri pengadilan. Sebab itulah, hakim ketua Sir William Webb (Presiden Pengadilan Tokyo) memutuskan bahwa dia sedang kena penyakit gangguan mental dan tak jadi menjatuhkan putusan untuknya (terdakwa lainnya mendapatkan hukuman, tujuh digantung dan sisanya dipenjara).[9][10]
Perkenalan dengan Islam dan penerjemahan Al-Quran
Ōkawa lalu dipindah dari penjara menuju rumah sakit Tentara Amerika Serikat di Jepang. Diketahui bahwasanya ianya tidaklah stabil mentalnya, yang disebabkan penyakit sifilis. Lantas, iapun dipindah ke sebuah rumah sakit jiwa yang terkenal, Rumah Sakit Matsuzawa Metropolitan Tokyo. Di situlah ia melengkapkan terjemahan Quran pertama dalam bahasa Jepang,[11] yang menurut Takeo (Abubakr) Morimoto -mantan ketua Asosiasi Muslim Jepang tahun 1971-74- dikerjakan dari tahun 1946-1948. Sesudah ia keluar dari rumah sakit pada 1948, ia menghabiskan tahun-tahun akhirnya untuk menulis memoir tentang dirinya, yaitu Anraku no Mon, yang merefleksikan ketenangan yang ia peroleh dari rumah sakit jiwa.
^Versi terjemahannya ini tidaklah berasal dari bahasa Arab, karena Ōkawa tidak bisa berbahasa Arab. Ia menerjemahkannya dari lebih kurang 10 edisi bahasa, termasuk Inggris, Cina, Prancis, dan Jerman. Terjemahan yang paling populer pada tahun 1950an adalah karangan Toshihiko Izutsu, yang dibantu Ōkawa. Terjemahan Ōkawa amatlah sulit dicari di saat ini.
Szpilman, Christopher W. A. "The Dream of One Asia: Okawa Shumei and Japanese Asianism". Dalam Fuess, Harald. The Japanese Empire in East Asia. hlm. 49–64.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Shumei Okawa.