Artikel ini ditulis seperti opini yang menulis pendapat penulis Wikipedia mengenai suatu topik, daripada menuliskannya menurut pendapat para ahli mengenai topik tersebut.. Bantulah menyuntingnya dengan menghapus bagian tersebut dan menuliskannya sesuai dengan gaya penulisan ensiklopedia.
Drs. Sawali, M.Pd. atau lebih dikenal dengan Sawali Tuhusetya (lahir 19 Juni 1964) adalah seorang guru, sastrawan, penulis, dan blogger berprestasi berkebangsaan Indonesia.[1][2]
Latar belakang
Sawali lahir di sebuah dusun, di daerah Kabupaten Grobogan, salah satu di antara 35 kabupaten di Jawa Tengah yang telah tercitrakan sebagai kawasan yang kering, gersang, dan miskin.[3] Sawali kecil telah bercita-cita menjadi guru atas motivasi kuat dari guru-guru SD di kampungnya yang sunyi.[4]
Selepas lulus SPG (1983) Sawali melanjutkan kuliah ke IKIP Semarang atau saat ini dikenal dengan nama Universitas Negeri Semarang pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (lulus tahun 1988). Sejak tahun 1989-1995 mengabdikan diri menjadi guru Bahasa Indonesia di SMA Islam Karangrayung Grobogan. Selanjutnya mulai tahun 1995 hingga sekarang mendedikasikan diri dengan menjadi guru PNS di SMP Negeri 2 Pegandon, Kendal, Jawa Tengah. Sosoknya yang senang membaca dan menulis serta didorong keinginan untuk menambah wawasan dan keilmuannya, pada tahun 2003, ia melanjutkan studi di Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES). Di sela-sela tugasnya sebagai guru itulah ia menyempatkan diri untuk menulis dan ngeblog.[5]
Dalam dunia kepenulisan, Sawali menulis berupa cerpen, artikel, opini, dan esai sastra. Tulisannya pernah dimuat di Kompas, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Republika, Suara Merdeka,[6]Wawasan, dan Solopos. Berbagai karya tulisnya yang renyah dapat diamati dalam blog pribadinya yang beralamat di www.sawali.info. Blognya merupakan kumpulan catatan Sawali tentang dunia pendidikan, bahasa, sastra, budaya, dan berbagai fenomena peradaban yang tengah "sakit". Sesekali ia menyentil dan mengkritik dengan gaya slengekan.[7]
Kumpulan Cerpen Perempuan Bergaun Putih buku cerpen karyanya diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B Jassin, Jakarta bersama karya Ibrahim Ghaffar (Sastrawan Malaysia) berjudul kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri. Peluncuran buku tersebut digelar oleh Komunitas Sastra Indonesia, Komunitas Cerpen Indonesia, dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin. Maman S. Mahayana ahli sastra dari Universitas Indonesia mengatakan, Sawali (44) berhasil mengeksploitasi sisi lain dari kultur Jawa dengan segala mitos, mitologi, sistem kepercayaan, dan dunia pewayangan yang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan orang Jawa.[1]
Sebagian karya tulis dari Sawali dimuat di media cetak maupun elektronik, di antaranya sebagai berikut.
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI (Citra Aji Parama, 2004)
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs (Citra Aji Parama, 2005)
Perempuan Bergaun Putih (Bukupop dan Maharini Press, 2008, kumpulan cerpen bersama)
Prestasi
Juara 2 Sayembara Mengarang tentang Pengajaran Sastra untuk Guru SLTP se-Indonesia (1998)
Juara 1 Lomba Karya Tulis Peningkatan Imtaq Siswa bagi Guru SLTP/SMU/SMK Tingkat Nasional (2000)
Penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional dalam memperingati Hardiknas sebagai lima penulis artikel pendidikan terbaik di media cetak tingkat nasional (2004)
Juara 2 Lomba Guru Berprestasi tingkat kabupaten Kendal (2004)
Juara 1 Lomba Inovasi Pembelajaran SMP Tingkat Nasional Bidang Studi Bahasa Indonesia (2006)
Anugerah Gatra Bakti Budaya sebagai seniman berprestasi Kab. Kendal (2006)
Sawali mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional pada 2004 sebagai penulis artikel pendidikan terbaik di media cetak dalam rangka memperingati Hardiknas. Selain itu, lelaki berperawakan kurus itu juga menerima penghargaan insan berprestasi bidang pendidikan dari Bupati Kendal pada tahun 2011.[15]