Qere dan Ketiv, dari bahasa Aramqere atau q're, קְרֵי ("[apa yang] dibaca") dan ketiv, atau ketib, kethib, kethibh, kethiv, כְּתִיב ("[apa yang] ditulis"), juga dikenal sebagai "keri uchesiv" atau "keri uchetiv,"mengacu pada sejumlah kecil perbedaan antara apa yang tertulis dalam consonantal teks Alkitab ibrani, yang diawetkan oleh tradisi penulisan, dan apa yang dibaca. Dalam situasi seperti itu, Qere adalah perangkat teknis ortografi yang digunakan untuk menunjukkan pengucapan kata dalam teks Masoret Kitab Suci bahasa Ibrani (Tanakh), sedangkan Ketiv menunjukkan bentuk tertulis, yang diwariskan dari tradisi.
Kata קרי sering menunjuk קְרִי dan diucapkan "kri" atau "keri", yang mencerminkan pendapat bahwa itu adalah bentuk passive participle bukan bentuk imperatif (perintah). Hal ini tercermin dalam pelafalan Ashkenazi "keri uchesiv" yang disebutkan di atas.
Tradisi Masoret
Gulungan Taurat untuk penggunaan pembacaan umum di rumah-rumah ibadat (sinagoge) hanya memuat teks konsonantal bahasa Ibrani, yang diturunkan oleh tradisi (dengan indikasi vokal yang hanya sangat terbatas dan ambigu secara matres lectionis). Namun, dalam naskah kunoMasoretik dari abad ke-9 sampai ke-10, dan kebanyakan naskah selanjutnya serta edisi cetak Tanakh yang dimaksudkan untuk studi pribadi, teks konsonantal murni ini diperjelas dengan tanda titik vokal, tanda nyanyian dan simbol-simbol diakritik lain yang digunakan oleh kaum Masoret untuk menunjukkan bagaimana teks itu seharusnya dibaca dan dilantunkan, selain juga memuat catatan marjinal yang melayani berbagai fungsi. Bacaan atau pengucapan Masoret ini dikenal sebagai Qere (bahasa Aram: קרי "(seharusnya) dibaca"), sedangkan ejaan konsonantal pre-Masoret ini dikenal sebagai Ketiv (Aram: כתיב "(apa yang) tertulis").
Meskipun teks konsonantal dasar yang ditulis dalam abjad Ibrani tidak pernah diubah, kadang kala kaum Masoret memberi catatan pembacaan yang berbeda untuk suatu kata dibandingkan yang tertulis dalam teks konsonantal pra-Masoretik. Para juru tulis menggunakan qere/ketiv untuk menunjukkan, tanpa mengubah teks konsonantal yang ada, bahwa tradisi mereka menggunakan pembacaan berbeda. Namun, tidak semua qere/ketiv menunjukkan kasus-kasus keraguan, kadang kala perubahan itu disengaja. Misalnya, kata-kata dalam Ulangan 28 (seluruhnya) sengaja digantikan dengan qere karena teks ketiv (setelah kembali dari Pembuangan) dianggap terlalu vulgar untuk dibacakan di depan umum. Suatu persentase tinggi qere/ketiv disebabkan oleh perubahan dialek dari Ibrani kuno ke Ibrani yang lebih baru. Ketika dialek Ibrani kuno tidak lagi digunakan dan kata-kata tertentu menjadi tidak dikenali oleh orang banyak, para juru tulis memberi tambahan catatan pada dialek asli yang tertulis supaya sesuai dengan dialek baru yang dikenal. Satu contoh yang baik adalah kata "Yerusalem", yang dalam Ibrani kuno selalu ditulis ירושלם, tetapi para periode kemudian ditulis ירושלים, sehingga qere memberikan pelafalan yang lebih dikenal tanpa mengubah teks. Ini juga nyata dalam 2 Raja-raja 4 (seluruhnya) di mana bentuk orang kedua feminin Ibrani kuno -ti secara konsisten dihilangkan oleh qere, yang menggantikannya dengan bentuk standar -t yang biasa dikenal.[1]
Dalam teks-teks Masoret seperti itu, tanda diakritik vokal qere (pelafalan Masoretik) ditempatkan pada teks utama, ditambahkan di sekitar huruf-huruf konsonantal ketiv (varian tulisan disubstitusi – bahkan jika memuat jumlah huruf yang sama sekali berbeda), dengan suatu tanda khusus yang mengindikasikan adanya catatan pinggir untuk kata ini. Pada margin ada suatu tanda ק (untuk qere), diikuti dengan konsonan-konsonan pembacaan qere. Dengan cara ini, tanda titik vokal dihilangkan dari teks qere melainkan ditempatkan pada teks ketiv. Meskipun demikian, huruf-huruf vokal dan konsonan qere tetap dimaksudkan untuk dibaca bersama-sama.
Jenis-jenis Qere dan Ketiv
Qere "biasa"
Dalam suatu Qere "biasa" ("ordinary" qere), hanya ada satu perbedaan pada huruf-huruf yang berkaitan erat, atau huruf yang dapat tidak dilafalkan (seperti Kejadian 8:17). Misalnya, huruf-huruf berbentuk mirip י ו ן sering tertukar (Ulangan 34:7), sebagaimana כ ב (Ester 3:4) dan bersuara mirip ד ת (Kidung Agung 4:9). Sangat sering, salah satu huruf א ה ו י disisipkan (Pengkhotbah 10:3) atau dihilangkan dari suatu kata (Ulangan 2:33). Ada banyak lagi kasus serupa. Pada waktu-waktu lain, huruf-huruf diubah urutannya dalam suatu kata (Pengkhotbah 9:4).
Karena perbedaan antara qere dan ketiv relatif besar, diberikan catatan pada catatan kaki, catatan pinggir atau tanda kurung untuk mengindikasikannya (lihat "Tipografi" di bawah).
Qere "vokal"
Qere "vokal" ("vowel" qere) dipakai jika huruf-huruf tidak berubah, tetapi tanda titik vokal berbeda antara qere dan ketiv pada kata itu (Kejadian 12:8). Teks ketiv biasanya dihilangkan tanpa indikasi, hanya menyisakan vokalisasi untuk qere. Seringkali teks ketiv dibiarkan dalam ejaan yang tidak lazim, tetapi di tempat kain, baik qere dan ketiv tetap dalam ejaan standar.
Jenis qere ini berbeda dari qere perpetuum, karena di sini, konsonannya tidak berubah. Dalam suatu qere perpetuum, konsonannya berubah.
Qere "terhilang"
Kadang kala ada Qere "terhilang" ("omitted" qere) di mana suatu kata tidak dibaca sama sekali (Rut 3:12); dalam kasus ini kata itu ditandai ketiv velo qere, artinya "ditulis dan tidak dibaca".
Qere "tambahan"
Kadang kala ada Qere "tambahan" ("added" qere) di mana suatu kata dibaca tetapi sama sekali tidak ditulis (Hakim-hakim 20:14; Rut 3:5); dalam kasus ini kata itu ditandai qere velo ketiv, artinya "dibaca dan tidak ditulis."
Qere "efemistik"
Dalam kasus-kasus langka, yang disebut Qere "efemistik" ("Euphemistic" qere), suatu kata seluruhnya diganti (ulangan 28:27, 30; 1 Samuel 5:6) dengan alasan tohorat halashon, "kemurnian bahasa."[2][3] Jenis Qere ini diberi catatan dalam Alkitab Ibrani versi cetak.
Qere "terpisah/tergabung"
Dalam kasus Qere "terpisah/tergabung" ("Split/Joined" qere), teks ketiv terdiri dari satu kata sedangkan teks qere terdiri dari banyak kata (Ulangan 33:2) atau sebaliknya (Ratapan 4:3).
Qere perpetuum
Dalam sedikit kasus ada perubahan yang hanya ditandai dengan perubahan vokalisasi pada konsonan, tanpa catatan pinggir, jika cukup terbiasa sehingga memadai bagi para pembaca untuk mengenalinya. Ini dikenal sebagai Qere perpetuum ("perpetual" Qere atau standing Qere). Berbeda dari "qere biasa" karena di sini tidak ada tanda catatan dan tidak disertai catatan pinggir — ini merupakan kasus berulang umum tertentu qere/ketiv di mana para pembaca diharapkan mengerti adanya qere hanya dengan melihat tanda titik vokal qere pada huruf-huruf konsonan ketiv.
Misalnya, dalam Pentateukh, kata ganti tunggal feminin ketiga היאhī biasanya dilafalkan sama seperti kata ganti tunggal maskulin ketiga הואhū. Kaum Masoret mengindikasikan situasi ini dengan menambahkan suatu simbol diakritik tertulis untuk vokal [i] pada ejaan konsonan pra-Masoret h-w-' הוא (lihat diagram). Hasil ortografi tampaknya mengindikasikan pelafalan hiw, tetapi ini tidak bermakna dalam Alkitab Ibrani dan para pembaca berpengetahuan teks alkitabiah akan tahu untuk membacanya sebagai kata ganti feminin hī di sini.
Suatu contoh lain qere perpetuum yang penting dalam teks Alkitab adalah nama Allah Israel – יהוה (lihat Tetragrammaton). Sering ditambahi tanda vokal menjadi יְהֹוָה, mengindikasikan harus dilafalkan seperti אֲדֹנָיAdonai (artinya "Tuhanku") bukan menurut vokal-vokal yang ada. Praktik Yahudi umum pada zaman Masoret melafalkan nya sebagai "Adonai" masih merupakan kebiasaan Yahudi sampai sekarang.[4]
Kadang kala, Tetragrammaton ditandai יֱהֹוִה (Ulangan 3:24; Mazmur 73:28) untuk mengindikasikan qere אֱלֹהִיםElohim, Nama Ilahi yang lain.[5]
Interpretasi dan signifikansi
Tradisi Yahudi
Dalam tradisi Yahudi, baik qere maupun ketiv dianggap sangat signifikan. Ketika membaca gulungan Taurat di sinagoge, hukum Yahudi menstipulasi harus dibaca menurut qere bukan menurut ketiv, sampai tingkatan bahwa jika ketiv dibaca, harus dikoreksi dan dibaca menurut qere.[6][7] Namun, sebagai tambahan, hukum Yahudi mengharuskan suatu gulungan ditulis menurut ketiv, dan ini sangat kritikal karena mensubstitusi qere untuk ketiv membuat seluruh gulungan Taurat tidak sah.[8][9]
Berbagai komentari tradisional mengenai Taurat mengilustrasikan kaitan silang (interplay) makna antara qere dan ketiv, menunjukkan bagaimana masing-masing saling menguatkan makna yang lain. Sejumlah contohnya adalah:
Kejadian 8:17: "Bawalah keluar" (ketiv/tertulis: "Suruhlah keluar") "segala binatang yang bersama-sama dengan engkau, segala yang hidup: burung-burung, hewan dan segala binatang melata yang merayap di bumi, suruhlah keluar bersama-sama dengan engkau, supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di bumi."
Rashi menafsirkan: Tertulis sebagai "suruhlah keluar" dan dibaca sebagai "bawalah keluar." [Nuh] hari itu berkata kepada mereka, "Keluarlah!" Jadi, [bentuk tertulis] "suruhlah keluar." Jika mereka tidak mau keluar, engkau harus membawa mereka keluar.
Kejadian 12:8: "Kemudian (atau "dan") ia [Abram] pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Beit-El (Betel). Ia memasang kemahnya (ketiv/tertulis: "-nya" perempuan); dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN."
Rashi menafsirkan: Tertulis sebagai "kemahnya [-nya perempuan]". Pertama, ia mendirikan tenda istrinya, dan setelah itu tendanya sendiri. Bereishit Rabbah, 39:15.
Siftei Chachamim mengulas: Bagaimana Rashi tahu bahwa Abraham mendirikan tenda istrinya sebelum tendanya sendiri; mungkin ia mendirikan tendanya sendiri dahulu? Perkataannya didasarkan pada perkataan Talmud bahwa "orang seharusnya menghormati istrinya lebih dari dirinya sendiri" (Yevamot 62b).[10]
Lainnya
Ada yang menganggap qere dan ketiv sebagai hal pendapat para juru tulis, tetapi para penerjemah modern cenderung mengikuti qere dibandingkan ketiv.
Tipografi
Edisi-edisi modern Chumash dan Tanakh memuat informasi qere dan ketiv, tetapi dengan format bervariasi, bahkan dalam buku-buku dari penerbit yang sama. Biasanya, qere ditulis pada teks utama dengan vokal-vokalnya, dan ketiv pada catatan pinggir atau catatan kaki (seperti dalam Chumash edisi Gutnick and Stone, masing-masing dari Kol Menachem[11] dan Artscroll,[12]). Pada waktu lain, ketiv diindikasikan dalam tanda kurung, sebaris dengan teks utama (seperti dalam edisi Rubin untuk Nevi'im, juga dari Artscroll).
Dalam suatu Tikkun, yang digunakan untuk melatih para pembaca Taurat di sinagoge, teks lengkap ketiv dan teks lengkap qere dicetak bersebelahan. Namun, catatan tambahan masih diberikan di antara tanda kurung (seperti dalam edisi Kestenbaum dari Artscroll) atau pada catatan kaki (seperti dalam Tikkun LaKorim dari Ktav.[13])
Dalam buku-buku doa (seperti edisi lebih tua, seluruhnya tulisan Ibrani dari Siddur Tehillat Hashem al pi Nusach HaArizal, dalam doa Tikkun Chatzot), teks ketiv diberi vokalisasi menurut qere dan dicetak dalam teks utama. Teks qere yang tidak diberi vokalisasi dicetak dalam catatan kaki.
^The New Brown–Driver–Briggs-Gesenius Hebrew and English Lexicon With an Appendix Containing the Biblical Aramaic by Frances Brown, with the cooperation of S.R. Driver and Charles Briggs (1907), p. 218 (entri יהוה tertera di bawah akar הוה).
^pp. xvi. "Pronouncing the Names of God." Tikkun, The Kestenbaum Edition. Commentary by Rabbi Avie Gold. Brooklyn: Mesorah Publications, Ltd., 2004.