Pulau Lakor adalah nama sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Ibukota kecamatan ini berada di Werwawan, Pulau Lakor, Maluku Barat Daya. Pulau Lakor memiliki 5 Desa yakni Desa Sera, Yamluli, Lolotuara, Ketty Letpey, Letoda dan 3 Dusun yakni Kiera, Werwawan dan Letwaru. Di pulau Lakor terdapat tempat yang indah untuk berwisata seperti pantai Sila dan pantai Batu Payung. Desa tertua di Pulau Lakor adalah Desa Ketty Letpey yang masih mempertahankan adat istiadat dalam pemilihan Kepala Desa yang di sebut MARNA dan mata rumah yang berhak adalah : SORSERI dan keturunannya dan saat ini yang menjadi Raja/Kepala desa adalah ibu MARIA PALIAKY.
Luas wilayah kecamatan ini sekitar 303,02 km² dan penduduk ditahun 2020 berjumlah 2.282 jiwa.[1]
Demografi
Penduduk asli di kepulauan Maluku, termasuk kabupaten Maluku Barat Daya adalah suku Tanimbar.[2] Budaya yang kental masih dijalankan oleh suku Tanimbar ialah budaya Duan – Lolat. Budaya ini berhubungan dengan status sosial dari hubungan perkawinan, dimana, dalam budaya Duan – Lolat, perkawinan menjadi dasar dalam menentukan status sosial calon mempelai.[2] Dan di pulau-pulau terdepan di Kabupaten Maluku Barat Daya, sejumlah sastra tradisional masih hidup dan menyatu bersama kebudayaan lainnya. Beberapa diantaranya seperti sastra tradisi tiarki (tiarti atau tiarka), nyertatat, nyerulor, dan nyerariem.[3]
Dalam bidang keagamaan, Badan Pusat Statistik kabupaten Maluku Barat Daya tahun 2020 mencatat keadaan penduduk dalam hal keagamaan. Mayoritas warga di kecamatan ini memeluk agama Kristen yakni 99,96% (Protestan 99,74% dan Katolik 0,22%), sebahagian lagi memeluk agama Islam 0,04%.[1]
Ekonomi
Pada umumnya warga di kecamatan ini bekerja sebagai petani, dan sebahagian merupakan buruh, PNS, anggota TNI dan Polri, pedagang, guru, dan nelayan. Kabupaten Maluku Barat Daya, berbatasan dengan negara tetangga yakni Timor Leste, sehingga beberapa kampung di kabupaten Maluku Barat Daya bahkan melakukan interaksi jual beli di Timor Leste.[3]