Ketty, Pulau Lakor, Maluku Barat Daya
Pemerintahan Ketti Ketti memiliki Raja yang dikenal dengan bahasa setempat yaitu bahasa Lakor dengan nama sebutan Rierha Marna. Rierha Marna ini adalah orang yang memiliki kedudukan sebagai raja dan hanya keturunannya saja yang berhak menjadi kepala desa. Pada tahun 1550 bangsa Portugis menguasai wilayah ini dipimpin oleh seorang Portugis yang bernama Yoori Pau. Yoory Pau mengangkat dan mengukuhkan raja pertama Ketty kepada ahli warisnya yang bernama Utanmeru Sairitroma dari mata rumah Sorsery maka disitulah negeri Ketty berdiri dan memiliki pemerintahan, hingga tahun tahun 1925 bangsa Belanda mengambil alih wilayah ini dari Portugis dan menyebutnya dengan nama Zuid Western Einlanden atau gugusan Kepulauan Selatan daya (gugusan pulau pulau Terselatan, pulau pulau Lemola, pulau Babar, dan Tanimbar) Pada tahun 1800 dimasa pemerintahan raja Ketty yang ke 4 yaitu Pitandara, dia menyatukan dua negeri yakni Ketty dan Letpey dimana sebelumnya kedua negeri ini memiliki pemerintahan sendiri - sendiri. Penyatuan kedua negeri ini karena mengingat jasa-jasa dari ibu angkatnya (inang penyusu) yang berasal dari Letpey bernama Upa Twaimi yang menyusui dan mengasuhnya sejak lahir saat ibu kandungnya meninggal maka kedua negeri ini menjadi satu hingga saat ini. Berikut ini silsilah keturunan mata rumah Sorsery hingga keturunan ke 9 yang menjadi Raja / Kepala Desa di Ketti :
|