Pulau Kunyit merupakan salah satu pulau yang terletak di dalam wilayah administratif desa Tanjung Kunyit, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Pulau ini ditetapkan sebagai Daerah Perlindungan Laut dan memiliki kontur berbukit.
Pulau ini dihuni oleh suku Bugis dan Mandar dengan mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan sebagian kecil lainnya berkebun kelapa dan mengolah kopra.
Etimologi
Penamaan pulau ini dikarenakan pulau ini banyak ditumbuhi oleh kunyit liar di masa lalu. Namun sekarang, sulit menemukan kunyit yang tumbuh liar terkecuali ditanam khusus oleh masyarakat.[1]
Fasilitas
Di pulau Kunyit hanya tersedia satu SD, sarana penerangan dari PLTS dan genset milik individu. Tidak ada sarana pemerintahan dan kesehatan. Jalan desa hanya berupa semen dengan lebar 1 - 2m.
Terdapat mercusuar peninggalan Belanda pada ketinggian 85 mdpl. Mercusuar ini masih aktif dan membantu lalu lintas perairan.
Atraksi wisata
Terdapat ekosistem terumbu karang untuk snorkeling dan menyelam di sisi sebelah timur dan barat pulau.[2] Selain itu juga terdapat bangkai kapal Belanda di perairan bagian tenggara pulau ini.[3]
Ekosistem
Ditemukan ikan karang dengan 166 spesies dimana 73 genus termasuk ke dalam familik ikan karang dan gerombolan ikan Pelagis.[4]
Di sepanjang pantai timur (Teluk Kemuning) hingga ke arah selatan sampai sebagian pertengahan pulau ditemukan hamparan terumbu karang. Sedangkan di pantai barat memanjang dari pulau Kunyit ke arah selatan mengikuti garis pantai Teluk Tamiang dan ke utara menuju Tanjung Pelayar. Terumbu karang ini tumbuh pada kedalaman 2 - 5 meter.
Akses
Untuk menuju pulau Kunyit bisa menumpang kapal nelayan dengan biaya sewa berkisar antara Rp. 100.000 hingga Rp. 300.000 per orang [4] ditempuh selama 40 menit dari Teluk Tamiang, Lontar.[5] Pulau ini juga dapat dijangkau dengan naik pesawat dan turun bandara perintis milik perusahaan swasta di Mekar Putih [2]
Referensi
^Batubara, Rido Miduk Sugandi (2015). Kalimantan Selatan: Antara Laut Jawa dan Selat Makassar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 8–9. ISBN978-979-709-854-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)