Perempuan-Perempuan Putih (bahasa Spanyol: Damas de Blanco) adalah sebuah gerakan oposisi di Kuba yang didirikan pada 2003 oleh istri-istri dan kerabat-kerabat perempuan lainnya dari para pembangkang yang ditahan. Wanita-wanita tersebut memprotes penahanan tersebut dengan mengikuti Misa setiap Minggu memakai baju putih dan kemudian berjalan tenang di sepanjang jalan menggunakan baju putih. Warna putih dipilih untuk melambangkan perdamaian.
Pada masa Musim Semi Hitam pada 2003, pemerintah Kuba menangkap dan menghukum 75 pejuang HAM, jurnalis independen dan pustakawan independen dengan ukuman 28 tahun penjara.[1]
Pemerintah Kuba menuduh 75 orang tersebut melakukan "tindakan melawan kemerdekaan atau integrasi teritorial negara tersebut", yang meliputi masuk dalam "organisasi ilegal", menerima uang dari Badan Kepentingan Amerika Serikat di Havana dan "membajak", "aktivitas teroris" dan berkolaborasi dengan media asing.[2] Dalam pandangan Komite Perlindungan Jurnalis, Musim Semi Hitam mencederai sebagian besar norma dasar hukum internasional, termasuk Artikel 19 Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, yang menyatakan bahwa siapapun berhak untuk "mendapatkan, meraih, dan memberi informasi dan gagasan dari seluruh jenis, tanpa dihalang-halangi, dalam bentuk tertulis atau dalam bentuk cetakan, dalam bentuk seni, atau melalui media lainnya yang ia pilih."[3]
Di bawah kepemimpinan Laura Pollán,[4] kelompok Perempuan-Perempuan Putih terbentuk dua minggu setelah penangkapan tersebut.[5] Para kerabat tahanan mulai berkumpul pada hari Minggu di Gereja St. Rita di Havana untuk mendoakan kerabat-kerabat mereka. Setelah setiap Misa, mereka memulai prosesi ritual dari gereja ke sebuah taman terdekat. Baju putih yang mereka kenakan mengingatkan pada Madres de Plaza de Mayo dari Argentina, yang menggunakan stretegi yang sama untuk menuntut informasi tentang anak-anak mereka yang hilang pada masa junta militer 1970an. Setiap anggota mengenakan sebuah tombol dengan sebuah foto kerabat mereka yang ditahan dan jumlah tahun saat ia dihukum.
Pemerintah Kuba mengkritik Perempuan-Perempuan Putih karena menganggapnya sebagai asosiasi subversif dari teroris yang didukung Amerika.[6][7] Pada Minggu Palma 2005, Federasi Wanita Kuba pro-pemerintah mengirim 150 wanita untuk melakukan protes tandingan kepada kelompok tersebut.