Pagu adalah kecamatan di Kabupaten Kediri yang terletak di utara ibu kota Kabupaten Kediri di Kecamatan Ngasem.[1] Berdasarkan Perda No. 19 tahun 2004, Kecamatan Pagu dimekarkan menjadi Kecamatan Kayen Kidul sehingga sekarang tersisa 13 desa.[2] Pagu dikenal dengan berbagai peninggalan sejarah masa Kerajaan Kediri seperti Pamuksan Prabu Sri Aji Jayabaya, Sendang Tirto Kamandanu, dan Arca Totok Kerot. Desa Menang yang menjadi lokasi beberapa situs tersebut menggelar kirab atau ritual pada tanggal 1 Sura yang menarik banyak wisatawan setiap tahunnya.[3][4] Tempat lain yang terkenal di Kecamatan Pagu antara lain Pasar Pagu dan mata air Sumber Gundi.
Dengan jumlah penduduk sekitar 40 ribu jiwa di tahun 2023, Pagu merupakan kecamatan dengan penduduk paling sedikit ketiga di Kabupaten Kediri setelah Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Kunjang.[1]
Geografi
Pagu berada di dataran rendah dengan geografi yang didominasi persawahan. Batas wilayah kecamatan ini adalah:[5]
Pamuksan Prabu Sri Aji Joyoboyo - sebuah situs sejarah di Desa Menang yang menurut legenda merupakan lokasi Prabu Jayabaya melakukan moksa atau meninggal disertai raganya menghilang dari dunia.[6]
Sendang Tirto Kamandanu di Desa Menang - kolam yang dipakai Prabu Jayawijaya sebelum melakukan moksa.[6]
Taman Wisata Air Sumber Gundi - sumber mata air di Desa Tanjung
Situs Arca Totok Kerot - sebuah patung Dwarapala (penjaga gapura) peninggalan Kerajaan Kediri dan terletak di Desa Bulupasar.[7]
^ abIsmaya Indri Astuti; Septia Nindy Lestari (2022). "NILAI-NILAI DAN MAKNA SIMBOLIK UPACARA KIRAB 1 SYURA DI LOKA MUKSA SRI AJI JOYOBOYO". Enggang: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya. Universitas Palangka Raya. 3 (1).