PPSM Magelang
PPSM Magelang (singkatan dari Perserikatan Paguyuban Sepakbola Magelang) merupakan klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di Magelang, Jawa Tengah. Klub ini berlaga di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia, Liga 4 Jawa Tengah. Didirikan pada tanggal 15 Maret 1919 dengan cikal bakal bernama Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM). IVBM adalah salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan E.A. Mangindaan dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprodjo Yogyakarta pada hari Sabtu tanggal 19 April 1930. SejarahEra Sebelum KemerdekaanAwal berdiri perserikatan ini adalah dengan nama Perhimpunan Sepak Bola Magelang / Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM). didirikan oleh Wihardjo bersama 4 klub yakni Persatuan Sepak bola Mosvia, Starmvogels, HKS, dan Among Rogo pada tanggal 15 Maret 1919. Setelah PSSI terbentuk dan IVBM menjadi anggotanya, nama IVBM pun diubah menjadi PPSM. Klub ini menjadi bond anggota PSSI pada 1934 bersama dengan beberapa klub seperti PSISa Salatiga, VIT Tegal, PSIM Yogyakarta, PSTS Tasikmalaya, dan PSIS Semarang.[1] Prestasi terbaik pada era sebelum kemerdekaan adalah menjadi juara ke-3 pada tahun 1935. Era PerserikatanTahun 1975, PPSM kembali ke kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia yang saat itu bernama Kerjurnas PSSI. PPSM berhasil lolos ke Kejurnas PSSI 1975 tingkat nasional setelah berhasil mengalahkan lawan-lawannya di kualifikasi tingkat daerah. Dalam kompetisi itu, PPSM tergabung dalam Pool C bersama Persipal Palu, Persebaya Surabaya, PSBS Biak dan PSL Langkat. Sayangnya PPSM gagal melaju ke babak perempat final setelah mengalami empat kekalahan beruntun di Pool C, sehingga harus rela menjadi juru kunci. Sejak saat itu, hingga kini PPSM belum bisa kembali ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola nasional yang kini bernama Indonesia Super League (ISL), Era Liga IndonesiaDivisi IIISejak tahun 2005, PPSM berlaga di kompetisi kasta keempat dalam piramida sepak bola nasional yaitu Divisi III Liga Indonesia. Sebelumnya PPSM bermain di Divisi II A Zona Jawa Tengah. Dalam kompetisi Divisi III musim 2016 langkah PPSM terhenti di Putaran Kedua Zona Jawa. Namun pada akhir musim 2006, PPSM memutuskan untuk merger dengan klub Panca Sakti asal Sleman. Klub Panca Sakti yang juga berkompetisi di Divisi III ini baru saja mendapatkan hak promosi ke Divisi II berkat prestasinya di kompetisi Divisi III musim 2006. PPSM pun berubah nama menjadi PPSM Sakti Magelang dan berhak promosi ke Divisi II. Sebenarnya nama PPSM Sakti Magelang hanya di pakai pada musim 2007 saja saat berlaga di Divisi II dikarenakan merger dengan manajemen Panca Sakti hanya untuk satu tahun. Tetapi karena alasan historis dimana saat era Galatama terdapat klub asal Magelang bernama Tidar Sakti, maka dalam perkembangannya nama 'Sakti' tetap dipertahankan dibelakang nama PPSM. Tidar Sakti sendiri merupakan salah satu klub pendiri kompetisi semi profesional Galatama. Tidar Sakti mengikuti kompetisi Galatama dari tahun 1979 sampai 1982. Divisi IIPPSM berkompetisi di Divisi II hanya dalam waktu satu musim saja. Setelah promosi dari Divisi III ke Divisi II pada tahun 2006, PPSM kemudian berhak bermain di Divisi II pada musim 2007. Pada kompetisi Divisi II musim 2007, PPSM berhasil lolos ke babak delapan besar. Pertandingan babak delapan besar digelar di Stadion Narasinga, Rengat dalam sistem grup. PPSM tergabung dalam Grup E bersama tuan rumah Persires Rengat, Persikoba Kota Batu dan PS Banyuasin. PPSM berhasil tampil sebagai runner up Grup E dan berhak melaju ke Senayan untuk melakukan pertandingan perebutan tempat ketiga melawan runner up Grup F, PSBI Blitar. Keberhasilan PPSM menjadi runner up Grup E juga memastikan satu tiket promosi ke Divisi I, sehingga musim 2008 PPSM akan naik kasta ke Divisi I. Sementara dalam pertandingan perebutan tempat ketiga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 31 Agustus 2008, PPSM takluk dari PSBI dan harus puas berada di peringkat empat Divisi II musim 2007. Divisi IBerkompetisi di Divisi I musim 2008 dengan status tim promosi setelah tampil sebagai tim peringkat empat Divisi II musim sebelumnya. Perjalanan PPSM di kompetisi ini sangat gemilang. Setelah lolos dari Babak Pertama, PPSM menjadi tuan rumah Babak 16 Besar dan Babak 8 Besar yang keduanya diakhiri dengan status juara grup. Posisi juara grup pada Babak 8 Besar membawa PPSM ke final Divisi I 2008. Pertandingan final Divisi I 2008 digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada 23 Agustus 2008 mempertemukan PPSM Magelang dengan PS Mojokerto Putra. Gol Benny Hartanto membuat PS Mojokerto Putra memenangkan pertandingan dengan skor 1-0. PS Mojokerto Putra keluar sebagai juara dan PPSM sebagai runner up. Tampil sebagai runner up Divisi I 2008, PPSM berhak promosi ke Divisi Utama musim berikutnya.[2] Divisi UtamaPPSM tampil di Divisi Utama pertama kali pada musim 2008 / 2009. Divisi Utama adalah kompetisi level kedua di piramida kompetisi sepak bola Indonesia saat itu. PPSM promosi ke Divisi Utama setelah menjadi runner up Divisi I musim sebelumnya. Divisi Utama (2009-2011)Divisi Utama musim 2009 / 2010 diikuti 34 tim dan terbagi dalam tiga Grup. PPSM tergabung di Grup 2 bersama Persiba Bantul, Pro Duta, Persidafon Dafonsoro, Deltras Sidoarjo, Persikab Kabupaten Bandung, Gresik United, PSIS Semarang, Mitra Kukar, Persikota Tangerang, Persis Solo dan Persikad Depok. Skuat PPSM dihuni pemain-pemain seperti Ferdinan Sinaga, Riski Novriansyah, Fajar Listyantara dan Agus Murod di bawah asuhan pelatih Yusak Sutanto. PPSM mengakhiri musim 2009 / 2010 di posisi 9 Grup 2. Divisi Utama musim 2010 / 2011 diikuti 39 tim dan terbagi dalam tiga grup. PPSM tergabung di Grup 2 bersama Mitra Kukar, Persiram Raja Ampat, Gresik United, Perseman Manokwari, PSIM Yogyakarta, Persik Kediri, Persikab Kabupaten Bandung, PSIS Semarang, PSCS Cilacap, Persemalra Langgur, Persikota Tangerang dan Persis Solo. PPSM mengakhiri musim di posisi 11 klasemen atau ketiga dari bawah di penyisihan grup, sama seperti musim sebelumnya. Musim ini jadi musim terakhir PPSM menggunakan Stadion H. Abu Bakrin sebagai kandang. Divisi Utama LPISTahun 2011 PSSI Melarang penggunaan APBD untuk Klub Sepak Bola Peofesional. Maka PPSM Sakti melakukan merger dengan PS. Kartika Nusantara. Sehingga Namanya pun menjadi PPSM Kartika Nusantara. PS Kartika Nusantara sendiri merupakan klub sepak bola milik Mabes TNI-AD yang awalnya bermarkas di Bandung. Kartika Nusantara dibentuk memang untuk mewadahi para pemain muda berbakat dari Sabang sampai Merauke yang kemudian direkrut menjadi TNI karena kepintarannya bermain bola. Sebagai penghargaan, para pemain itu disemati pangkat sersan dua. Semenjak tak lagi mendapat suntikan dana dari APBD, PPSM dikelola oleh PT Magelang Soccer Academy (MSA). Dalam Komposisi offisial klub Jabatan CEO dipegang oleh kiai kondang Muhammad Yusuf Chudlori atau yang akrab disapa Gus Yusuf. Sedangkan manajer timnya Danpuspom TNI Mayjen Iran Saifuddin. DualismeDualisme kompetisi sepak bola terjadi di Indonesia, terdapat dua liga dengan operator berbeda PT Liga Indonesia (LI) dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Banyak klub di Indonesia mengalami dualisme dan bertanding di dua kompetisi berbeda itu. Dualisme liga terjadi di tingkat ISL dan Divisi Utama. PPSM juga terkena imbas dualisme kompetisi sehingga ada dua PPSM yang masing-masing berkompetisi di DIvisi Utama LPIS dan Divisi Utama LI. PPSM LPIS bertanding di kompetisi DIvisi Utama LPIS musim 2013 dan dilatih Siswanto 'Kancil'[3] dengan pemain-pemain seperti Dhika Bayangkara, Luki Nur Hakim, Ade Fermanto dan Bangun Permana.[4] PPSM LPIS tidak berhasil menyelesaikan kompetisi Divisi Utama LPIS 2013 karena beberapa masalah. Akhirnya tim ini secara resmi mengundurkan diri pada bulan Mei 2013.[5] PPSM LI turun di kompetisi Divisi Utama LI 2013 di bawah arahan pelatih Ari Mustiantoro dengan pemain-pemain seperti Ferry Setiawan, Patrick Domal dan Budi Ismanto. Tergabung di Grup 5, PPSM LI jadi juru kunci grup dengan hanya 4 poin tanpa sekali pun meraih kemenangan. Era Unifikasi LigaTahun 2013 dualisme di tubuh PSSI berakhir sehingga musim 2014 menjadi musim unifikasi liga. Divisi Utama 2014 diikuti 64 tim dibagi dalam delapan grup. PPSM masuk Grup 4. StadionSebelumnya PPSM menggunakan Stadion H. Abu Bakrin sebagai kandang mereka. Stadion ini dipakai sejak zaman Perserikatan hingga kompetisi Divisi Utama 2010/2011. Musim 2012, PPSM memindahkan homebase mereka dari Stadion H. Abu Bakrin ke Stadion Madya. Stadion Madya adalah stadion baru milik Pemkot Magelang yang mulai bisa digunakan untuk menggelar pertandingan sejak akhir 2011. Meski sudah bisa digunakan, stadion ini sebenarnya masih dalam tahap pembangunan hingga saat ini. Alasan dipindahkannya homebase PPSM ke Stadion Madya adalah fasilitas, kapasitas dan kualitas stadion yang lebih baik. Stadion Madya berada di samping GOR Samapta, terletak di kampung Sanden atau sekitar 5 km sebelah utara Alun-alun Magelang. Pada tahun 2015, stadion ini resmi diberi nama Stadion dr. H. Moch Soebroto sebagai penghormatan bagi Wali kota Magelang periode 1971-1981. Nantinya jika sudah jadi, stadion ini dapat menampung 20.000 penonton. Fasilitas yang ada dimiliki stadion ini adalah lapangan berstandar internasional, lampu lapangan, dua tribun tertutup dan dua tribun terbuka, lintasan lari dan papan skor elektrik. Pemandangan yang tampak dari stadion ini, adalah Gunung Sumbing di barat stadion dan Gunung Merbabu di timur stadion. Sementara pemandangan sekitar stadion adalah aliran Sungai Progo dan hamparan sawah hijau di sebelah barat stadion. Transportasi umum yang bisa menjangkau stadion ini adalah Angkutan Kota Jalur 3 dan 5, Taxi dan Becak. Lapangan Latihan
PrestasiSemifinalis Piala Indonesia 2012 PPSM tidak banyak mengikuti kompetisi perserikatan. hanya tercatat 2 kali PPSM mengikutinya. Perjalanan di Liga
Kelompok SuporterDalam perjalanannya mengarungi liga, PPSM Magelang mempunyai 3 kelompok suporter yang sangat fanatik, yaitu SIMOLODRO MAGELANG, SQUADRA MACAN TIDAR, dan GATE 1. Ketiganya selalu setia mengawal PPSM Magelang baik di laga kandang maupun tandang. Pun ketiga kelompok tersebut selalu bersinegi untuk kemajuan PPSM Magelang, walaupun berlatarbelakang gaya mendukung yang berbeda di dalam stadion. Terbukti dengan banyak kesepakatan-kesepakatan yang terjalin sehingga terciptanya suasana harmoni antar sesama wadah pendukung PPSM Magelang, salah satunya dengan menyepakati lagu ‘Bersatu Untuk Kebanggaan’ sebagai 'anthem' yang selalu dinyanyikan seusai pertandingan. Tabel Perjalanan di Liga
Rekor musim ke musimLiga
Piala Indonesia
SkuatBerikut adalah daftar pemain PPSM Magelang yang bermain di ajang Liga 3 2023. Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
Daftar Pelatih
Penyedia Seragam Tim
Referensi
Pranala luar |