Gereja Santo Gabriel, Pulo Gebang
Gereja Santo Gabriel, Paroki Pulo Gebang adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Jakarta Timur, Indonesia. Gereja ini berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Jakarta. Gereja Santo Gabriel dinamai menurut Malaikat Agung Gabriel, seorang dari tiga malaikat agung. Gereja ini berada dalam reksa pastoral para imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta. SejarahUmat yang tinggal di kawasan Pulogebang awalnya merupakan bagian dari Gereja Santo Bonaventura, Pulomas. Pada tahun 1990, terdapat sekitar 305 keluarga (1.090 jiwa) yang tinggal di daerah Pulogebang. Sejak tahun 1984, wilayah Pulogebang sudah dipertimbangkan oleh Paroki Pulomas sebagai calon wilayah pemekaran. Untuk itu, Paroki Pulomas dan Yayasan Maria Yosef membeli tanah seluas 13.700 m² di Pulogebang. Tanah ini sempat menjadi objek sengketa, sehingga rencana pembangunan gedung serba guna tertunda.[1] Pada tahun 1988, Paroki Pulomas kemudian mendapatkan pinjaman rumah dari PT. Aneka Sentratama Cahaya Optima (ASCO) di Perumahan Pulogebang Permai Blok H6 Nomor 11. Lokasi ini menjadi tempat kegiatan umat. Dalam tahun yang sama, Stasi Pulogebang resmi didirikan, dengan misa pertama dipimpin oleh Pater Ernst Bolsius, S.J. pada Mei 1988. Misa awalnya diselenggarakan satu bulan sekali, dan pada 1992 ditingkatkan menjadi dua kali setiap bulan dan pada tahun 1993 menjadi setiap minggu. Pertumbuhan umat yang pesat mendorong pembentukan Panitia Persiapan Pembangunan Gereja (PPPG).[1] Pada tahun 1993, Stasi Pulogebang memiliki tanah (meskipun dalam sengketa), sekolah TK dan SD Harapan Bunda, serta 1.090 umat. Persoalan tanah diselesaikan dengan penggantian lahan oleh PT. ASCO seluas 6.000 m² di Perumahan Pulogebang Permai Blok J6 Nomor 1-2. Beberapa wilayah dari paroki di sekitar Pulogebang ditambahkan untuk mencapai jumlah umat 2.811 jiwa. Uskup Agung Jakarta menungaskan R.D. Sylvester Nong sebagai pastor di calon paroki ini. Pada 23 Juli 1995, Pulogebang ditetapkan sebagai paroki ke-51 dalam Keuskupan Agung Jakarta. Paroki ini mengusung semboyan "Gaudium Omnibus" (Kegembiraan Bagi Semua).[1] Pada 1995, DPH Paroki Pulogebang memprioritaskan pembangunan gedung serba guna dan rumah pastoran. Gedung serba guna dibangun di sisi utara dan rumah pastoran di sisi selatan lahan Blok J6, Perumahan Pulogebang Permai. Pembangunan berlangsung sejak tahun 1998 hingga 1999. Namun demikian, penggunaan gedung serba guna untuk peribadatan memerlukan izin khusus. Pada akhir 1998, terjadi protes masyarakat terhadap kegiatan ibadat di perumahan Pulogebang Permai. Pada Januari 1999 Pemerintah Kota Jakarta Timur memberikan kebijakan dengan penghentian kegiatan ibadat di rumah-rumah dan pemberian izin sementara bagi Gereja Katolik Pulogebang untuk menggunakan gedung serba guna. Pembangunan gedung gereja rampung pada 29 Juni 2011 yang ditandai dengan pemberkatan gedung gereja oleh Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta. Pada tahun 2015, perayaan ulang tahun paroki berubah dari setiap 29 September (Peringatan Para Malaikat Pelindung) menjadi setiap 23 Juli (hari pendirian paroki).[1] Bangunan![]() Gereja ini dibangun dengan konsep modern. Secara tampak luar, tidak terlihat bentuk atau ornamen khusus sebagai sebuah gereja. Eksterior gereja mayoritas menggunakan warna monokrom putih dan abu-abu. Di dalam gedung gereja, terdapat juga balkon yang berfungsi untuk menampung umat selain di lantai dasar gereja.
FasilitasDi pelataran gereja, terdapat patung Malaikat Agung Santo Gabriel, pelindung paroki, dengan tinggi sekitar tiga meter.[2] Patung ini dierkati pada 26 Juli 2020 pada Hari Ulang Tahun ke-25 Gereja Santo Gabriel oleh Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta. Di pelataran gereja juga terdapat Taman Jalan Salib. Relief yang ada di Taman Jalan Salib menyerupai relief Jalan Salib yang diletakkan di dalam gereja. Sebuah sacrarium (sumur suci) juga berada di sekitar pelataran gereja yang berfungsi untuk menaruh benda-benda rohani yang sudah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat lagi dipergunakan. Gereja Santo Gabriel memiliki sebuah kapel yang ada di lantai dasar gedung gereja. Kapel ini berfungsi sebagai lokasi penyelenggaraan misa harian. Terdapat juga sebuah Gua Maria, yang bernama Gua Maria Ratu Rosari. Gua Maria ini juga dikenal sebagai "rumah hening", karena bentuknya yang menyerupai sebuah rumah. Gua Maria Ratu Rosari diresmikan pada 1 Oktober 2016. Selain itu, Gereja Santo Gabriel juga memiliki ruang adorasi yang diresmikan pada 5 April 2019.
PeribadatanMisa harian diselenggarakan pada pagi hari. Misa mingguan dilaksanakan pada Sabtu sore dan pada hari Minggu. Liturgi diselenggarakan dalam Bahasa Indonesia.
Imam![]() Terdapat dua orang imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta yang bertugas di Gereja Santo Gabriel, yakni R.D. Yohanes Radityo Wisnu Wicaksono dan R.D. Aloysius Hadi Nugroho. Galeri
Referensi
Lihat jugaPranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Santo Gabriel Church (Jakarta). |
Portal di Ensiklopedia Dunia