Gereja Santo Fransiskus Asisi, Tebet
Gereja Santo Fransiskus Asisi, Tebet atau yang bernama resmi Gereja Paroki Santo Fransiskus dari Assisi, Tebet adalah sebuah gereja paroki Katolik yang terletak di Tebet, Jakarta Selatan, Jakarta Selatan. Gereja ini didedikasikan kepada Santo Fransiskus dari Assisi.[1] Gereja ini dikelola oleh para imam Ordo Saudara Dina Kapusin dari Provinsi Pontianak. SejarahPada Maret 1965, Uskup Agung Jakarta Adrianus Djajasepoetra, S.J., mengumumkan bahwa KAJ telah memiliki sebidang tanah di daerah Menteng Dalam. Tanah seluas 1,5 hektar ini dibeli pada tahun 1962 dan direncanakan untuk menjadi lokasi pembukaan sebuah paroki baru. Seorang imam Kapusin, Pastor Bartholomeus Theo Janssen, O.F.M. Cap., ditugaskan oleh Uskup Agung Djajasepoetra untuk memulai penjajakan pembentukan paroki tersebut.[2] Selama kurang lebih setengah tahun, Pastor Janssen menjalankan tugasnya dari pastoran Serikat Yesus di Gereja Santo Antonius Padua, Bidaracina. Awalnya, ia berencana langsung membangun gereja. Namun demikian, rencana ini tidaklah berjalan lancar karena letaknya di tengah daerah permukiman dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam.[3] Rencana tersebut kemudian diubah menjadi pendirian sebuah Sekolah Dasar (SD). Peletakan batu pertama sekolah dilakukan pada tanggal 1 November 1966. Pembangunan kemudian dilanjutkan dengan aula dan poliklinik, melalui kerja sama dengan para suster Kongregasi Suster Fransiskus dari Perkandungan Tak Bernoda Bunda Suci Allah (SFIC) Pontianak.[2] Pendirian sekolah menjadi permulaan pembentukan Paroki Tebet dengan dapat dilakukan pendataan umat Katolik di wilayah Tebet dan pertemuan beberapa keluarga. Perayaan Ekaristi perdana di kawasan tersebut, dilangsungkan pada tanggal 13 November 1966 di Jalan Tebet Barat Dalam. Misa ini dihadiri oleh sekitar 60 umat. Umat yang tinggal di kawasan Tebet ini merupakan bagian dari Gereja Santo Ignatius Loyola, Jalan Malang.[2] Pada Desember 1966, nama Fransiskus Asisi diajukan sebagai pelindung paroki baru. Nama ini disetujui oleh Uskup Agung. Pemilihan nama ini merepresentasikan semangat kesederhanaan dan kasih dari Santo Fransiskus Asisi. Dalam pembentukan paroki, wilayah pastoral Paroki Tebet mencakup juga sebagian wilayah dari Paroki Bidaracina dan dari Paroki Blok Q.[4] Setelah gedung sekolah terbangun, peribadatan umat dilaksanakan di aula gedung sekolah.[4] Pembangunan gereja dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Uskup Agung Jakarta, Leo Soekoto, S.J., pada tanggal 1 Januari 1974. Gedung gereja dirancang oleh arsitek F. Kosman.[4] Setelah melewati proses pembangunan, Gereja Santo Fransiskus Asisi diberkati pada 4 Oktober 1975. Per 2021, Paroki Tebet mencakup wilayah Menteng Dalam, Tebet Barat, Tebet Timur, dan Pancoran, dengan total umat sekitar 3.500 orang. PeribadatanGereja ini menyelenggarakan misa harian dan misa mingguan. Misa mingguan berlangsung satu kali pada hari Sabtu sore pukul 17.30 WIB. Pada hari Minggu berlangsung empat kali misa, yakni pada pukul 06.30, 08.30, 10.30, dan 17.30 WIB. Misa harian dilaksanakan pada pagi hari pukul 06.00 WIB, yakni pada hari Senin hingga Sabtu.
FasilitasGereja Santo Fransiskus Asisi Tebet memiliki sebuah taman doa. Selain itu, terdapat juga ruang adorasi dan relikui Santo Padre Pio.
Gereja ini juga memiliki sebuah balai kesehatan masyarakat (balkesmas) yang dipergunakan oleh masyarakat di sekitar gereja.[5] PendidikanGereja ini berada di dalam kompleks Persekolahan Asisi yang menyelenggarakan pendidikan tingkat KB/TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Galeri
Referensi
Lihat jugaPranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Santo Fransiskus Asisi Church (Jakarta). |
Portal di Ensiklopedia Dunia