Menoreh (bahasa Jawa:
ꦩꦼꦤꦺꦴꦉꦃ
, translit. Menorèh) adalah desa di kecamatanSalaman, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Menoreh adalah sebuah desa yang terletak di sebuah lembah Bukit Sigandul yang merupakan kaki dari rangkaian Pegunungan Menoreh. Sejarah berdirinya erat kaitannya dengan zaman perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda pada tahun 1825-1830 ini dibuktikan adanya peninggalan situs bersejarah antara lain Masjid Langgar Agung di Dusun Kamal. Dikisahkan oleh sesepuh Desa Menoreh bahwa yang mendirikan dan menamai Desa Menoreh adalah dua orang dalam satu perguruan, dengan kesaktian yang hampir sama. Namun salah satu diantaranya mampu berjalan dengan sangat cepat, dia bernama MANU, sedangkan satu orang lainnya berjalan seperti orang kebanyakan.
Pada suatu hari mereka diperintah oleh seorang guru untuk mengambil pusaka di Puncak Gunung Kuning/Gunung Kunir. Berangkatlah mereka melalui jalan pintas yang berbukit terjal, dengan harapan bisa lebih cepat sampai karena kebetulan Gunung Kuning/Gunung Kunir berada di tengah-tengah bukit-bukit itu. Setelah tujuan semakin dekat, ternyata MANU semakin cepat dan temannya tertinggal jauh. Sambil terengah-engah, ia memanggil MANU agar berjalan lebih pelan. Dan bukit yang dilaluinya sampai sekarang dinamai Barisan Bukit Menoreh, hingga sekarang dinamai Desa Menoreh.
Penduduk Desa Menoreh[1] mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama sehingga sebagian besar berprofesi sebagai petani, terdapat profesi lainnya seperti Wiraswasta, Perternakan, Produsen, Pedagang, Buruh, dll. Selain itu. Desa Menoreh juga dikenal sebagai produsen slondok[2] ,kreasi sendal dan grubi, .Adapun berbagai Kesenian topeng ireng[3], Jatilan, Brodut, dll, dan juga menumbuhkan organisasi dan karang taruna didusun masing-masing.