Mega proyek ini merupakan salah satu proyek properti paling ambisius dari Grup Lippo pada periode 2010-an, bahkan diklaim sebagai proyek properti terbesar dari kerajaan bisnis keluarga Riady tersebut. Menurut pemilik Lippo, James Riady, proyek Meikarta sudah dirancang sejak 2014 dan pembangunannya sudah dimulai sejak Januari 2016. Rencana awalnya adalah membangun 100 gedung apartemen bertingkat (mulanya 400.000 unit hingga Desember 2018), 10 rumah sakit internasional, mal dan pusat bisnis seluas 1,5 juta hektar, Silicon Valley ala Indonesia, pusat riset, pusat industri, lebih dari 150 sekolah (SD, SMP hingga SMA), perpustakaan, gedung opera, dan berbagai fasilitas lainnya di lahan seluas 1,5 juta meter persegi. James juga mengklaim Meikarta nantinya bisa menyerap 65.000 pekerja dan menyediakan tempat tinggal bagi 2 juta penghuni.[7] James juga sesumbar bahwa Meikarta akan menjadi "kota terpenting di Indonesia" dan "pusat industri se-Indonesia",[8] yang sesuai dengan kantong masyarakat menengah ke bawah.[4]
Proyek Meikarta diumumkan oleh James pada 4 Mei 2017,[8] dan pada 17 Agustus 2017, proyek Meikarta secara resmi diluncurkan di MaxxBox Orange County, Lippo Cikarang.[9] Nama "Meikarta" diambil dari nama ibu James, Mei dan kota Jakarta, yang dapat diartikan sebagai kota yang dipersembahkan untuk ibu dan Jakarta. Investasi yang ditanamkan pun tidak main-main, mencapai Rp 278 triliun di lahan awal seluas 500 ha.[10] Promosi masif pun digencarkan Lippo: mulai dari membanderol apartemen dengan harga Rp 127 juta/unit (yang berhasil meraih 16.800 pembeli dalam satu hari dan mencapai 99.300 unit terjual dalam beberapa hari pasca-peluncurannya),[11][12] hingga iklan masif di berbagai media massa, baik televisi, surat kabar, media luar ruang, dll. Salah satu pernyataan dalam iklannya yang paling dikenal, yaitu "...aku ingin pindah ke Meikarta". Total iklan tersebut memakan biaya hingga Rp 1,5 triliun, menjadikan Meikarta sebagai salah satu pemasang iklan tebesar pada tahun 2017.[13]
Perizinan
Pada perjalananannya, proyek Meikarta sempat mengalami hambatan di mana Pemprov Jawa Barat pada Agustus 2017 menyatakan bahwa proyek ini belum memenuhi persyaratan yang lengkap, karena meskipun menargetkan membangun properti di lahan seluas 500 ha, pihak Pemprov baru mengizinkan Lippo membangun di lahan seluas 84,6 ha. Patgulipat perizinan tersebut akhirnya membawa PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) (didirikan 2015),[8] terjerat kasus suap yang melibatkan Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dan sejumlah pejabat Kabupaten Bekasi.[10] Pada Oktober 2020, PT MSU juga digugat PKPU oleh PT Graha Megah Tritunggal karena melakukan hal yang sama pada jasa pengamanan.[10]
Proyek ambisius yang ditargetkan selesai dalam waktu 3-5 tahun ini pun kemudian mulai tersendat-sendat. Memasuki September 2019, belum ada tanda-tanda Lippo dan PT MSU akan menyerahkan apartemen yang sudah jadi kepada para pembeli.[12] Malahan, di tahun 2020, para pembeli diberikan beberapa opsi: pindah ke tipe/unit lainnya dengan menambah biaya, atau menunggu hingga 2027 untuk menerima apartemen mereka. Banyak pembeli pun mulai gerah dengan tindakan mengulur-ulur waktu tersebut. Mereka kemudian membentuk Komunitas Peduli Konsumen Meikarta (KPKM) yang melakukan protes ke manajemen hingga ke pemerintah untuk menuntut haknya, seperti memberi ganti rugi atau mengembalikan dana pembelian.[10][12] Demi menyelesaikan proyek tersebut pada 2027, Lippo dikabarkan harus mengeluarkan dana hingga Rp 3 triliun, dan sudah melakukan berbagai upaya (seperti menjual aset) demi mendanai proyeknya. Masalah bertambah pelik ketika 9 investor yang dijanjikan akan menyuntikkan dana sebesar Rp 4,5 triliun mengundurkan diri akibat gugatan PKPU di atas.[14] Ada dugaan juga klaim bahwa Meikarta "berhasil" memperoleh investor asing merupakan suatu permainan Lippo saja, karena meskipun 50% saham PT MSU sudah dijual ke perusahaan bernama "Hasdeen Holdings" di tahun 2017, namun perusahaan tersebut hanyalah perusahaan cangkang (shell company) yang berbasis di British Virgin Islands.[15]
Fasilitas
Berada di kawasan Lippo Cikarang Cosmopolis, Meikarta dikelilingi oleh beragam fasilitas yang saat ini turut menjadi destinasi favorit masyarakat, khususnya warga Bekasi. Salah satu fasilitas yang menjadi pilihan masyarakat adalah Central Park yang merupakan sebuah taman buatan dengan konsep ruang terbuka hijau dengan danau buatan yang menjadi eksositem bermacam jenis tanaman dan satwa.[16] Berkat Central Park, Meikarta juga meraih anugerah dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai perusahaan properti dengan taman buatan terluas di Indonesia, bahkan Asia.[17]
Central Park menghadirkan 12 arena menarik di area seluas 105 hektare, meliputi Jogging Track, Rumah Hobbit, Jembatan Cinta, Mini Zoo, Gembok Cinta, Caroussel, Sepeda Tandem, Lapangan Futsal Rumput, Taman Pergola Cinta, Container Shop hingga Children Playground. Kawasan Cetral Park ini juga menjadi destinasi favorit dari berbagai komunitas nasional untuk mengadakan beragam acara, seperti Pentas Akbar Motor Sport hingga Kejuaraan Nasional Inline Skate.
Tidak hanya Central Park, Meikarta juga dikelilingi oleh berbagai fasilitas menarik lainnya seperti Waterboom Cikarang, Wisata Dwisari, Rainbow Garden, Snow World, Green Canyon Karawang, hingga Pantai Tanjung Pakis.[18] Berbagai fasilitas ini dapat dinikmati oleh para penghuni hingga masyarakat umum.
Ke depan, Meikarta ditargetkan memiliki fasilitas seperti berikut:
Meikarta direncanakan akan dibangun dalam 3 distrik, dan dari ribuan unit apartemen, telah terjual ke 18.000 calon pembeli.[25] Namun, saat ini konsentrasi pengerjaan hanya ada di distrik 1 (yang belum mencapai 100%), sementara distrik 2 hampir minim pengerjaan dan distrik 3 belum dibangun.[26] Selain itu, dari banyak klaim di atas, masih sedikit yang mampu direalisasikan di lapangan.