Malaikat pelindung adalah malaikat, yang memiliki tugas untuk melindungi dan membimbing seseorang. Kepercayaan pada makhluk pelindung dapat ditelusuri di seluruh zaman kuno. Gagasan tentang malaikat yang menjaga orang memainkan peran utama dalam Yudaisme Kuno. Dalam agama Kristen, hierarki malaikat dikembangkan secara luas pada abad ke-5 oleh Pseudo-Dionysius the Areopagite.
Kekristenan
Menurut Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru, konsep tentang malaikat penjaga dapat dicatat. Malaikat menjadi perantara antara Tuhan dan manusia; dan Kristus memeteraikan ajaran Perjanjian Lama. Menurut Perjanjian Baru, malaikat pelindung bertugas membimbing dan melindungi anak-anak.
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga."
Contoh lain dalam Perjanjian Baru adalah malaikat yang menggantikan Kristus di taman, dan malaikat yang membebaskan Santo Petrus dari penjara. Dalam Kisah Para Rasul 12: 12-15, setelah Petrus dikawal keluar dari penjara oleh seorang malaikat, dia pergi ke rumah Maria ibu Yohanes dan mengetuk pintu. Gadis pelayannya yang bernama Rode, mengenali suaranya dan dengan gembira berlari kembali untuk memberi tahu orang-orang itu bahwa Petrus ada di sana. Namun, kelompok itu menjawab: "Itulah malaikatnya".
Dengan saksi kitab suci ini, malaikat Petrus adalah malaikat pelindung yang paling umum digambarkan dalam seni, dan biasanya ditampilkan dalam gambar dari subjek.
Ibrani 1:14 mengatakan:
"Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?"
Dalam pandangan ini, fungsi malaikat pelindung adalah untuk memimpin manusia ke Kerajaan Sorga.
Dalam Surat Yudas di Perjanjian Baru, Mikhael digambarkan sebagai penghulu malaikat.
Konsep malaikat pelindung hadir dalam kitab-kitab Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama, dan perkembangannya ditandai dengan baik. Kitab-kitab ini menggambarkan malaikat sebagai pelayan Tuhan yang melaksanakan perintahnya, dan terkadang diberi tugas khusus untuk mengenai manusia dan urusan duniawi.[1]
Dalam Kejadian 18-19, malaikat tidak hanya bertindak sebagai perantara murka Tuhan terhadap kota-kota, tetapi mereka membebaskan Lot dari bahaya; dalam Keluaran 32:34, Tuhan berkata kepada Musa:
"Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
Berdasarkan ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa malaikat pelindung memiliki tugas untuk menuntun dan membimbing suatu bangsa ataupun kelompok tertentu.
Keyakinan bahwa malaikat pelindung akan melindungi seseorang dari bahaya dapat ditemukan di Mazmur 91.
"(11) Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya suoaya kakimu jangan terantuk kepada batu."
Keyakinan bahwa malaikat dapat menjadi pemandu dan pendoa syafaat bagi manusia dapat ditemukan dalam Ayub 33: 23-26, dan dalam Daniel 10:13 malaikat tampaknya ditugaskan di negara-negara atau kerajaan tertentu.
Menurut Katolik
Kepercayaan bahwa Tuhan mengirimkan Roh untuk melindungi seorang insani merupakan sebuah kepercayaan yang tersebar luas pada filsafat Yunani kuno. Plato juga menuliskannya pada dialognya Phaedo. Dengan cara yang sama, kepercayaan ini muncul pada Perjanjian Lama, meski tidak secara spesifik diperikan. Henokh 100:5 berkata bahwa mereka yang bajik memiliki malaikat pelindung.
Apakah malaikat pelindung menjaga setiap orang, tidak secara konsisten dipercayai atau dipegang dalam pemikiran Kristen.
SantoAmbrosius percaya bahwa orang-orang suci kehilangan malaikat pelindung mereka agar mereka bisa berjuang dan tetap bertekun dengan lebih hebat. Santo Hieronimus dan Basilius berkata bahwa dosa menjauhkan manusia dari malaikat pelindung. Konsep malaikat pelindung dan hierarki mereka dikembangkan secara luas oleh Pseudo-Dionisius dari Areopagus pada abad ke-5 dan memiliki pengaruh yang kuat pada seni dan devosi kerakyatan.
Teolog Gereja Kristen pertama yang menguraikan skema yang spesifik untuk malaikat pelindung adalah Honorius dari Autun. Ia mengatakan bahwa pada saat memasuki tubuh kepada setiap jiwa ditetapkan seorang malaikat pelindung. Thomas Aquinas setuju dengan pendapat ini dan menerangkan lebih jauh bahwa malaikat yang paling rendah peringkatnyalah yang berfungsi sebagai pelindung. Namun Duns Scotus mengatakan bahwa malaikat manapun juga dapat menerima misi tersebut.
Keyakinan tentang malaikat pelindung ini diungkapkan oleh dokter dan filsuf Inggris Sir Thomas Browne (1605-82), yang menyatakan dalam bukunya Religio Medici (Bagian 1, alinea 33):
Oleh karena itu, tentang Roh-roh saya sama sekali tidak menyangkal keberadaan mereka, bahkan saya dengan mudah mempercayainya bahwa bukan hanya seluruh negara, melainkan orang-orang secara khusus memiliki Pendampingnya, dan Malaikat Pelindung: Ini bukanlah pandangan baru dari Gereja Roma, melainkan pandangan lama sejak Pitagoras dan Plato; dalam hal ini ajaran ini tidak mengandung ajaran sesat, dan meskipun tidak secara tegas dinyatakan di dalam Kitab Suci, ajaran ini merupakan suatu pandangan yang baik dan bermanfaat di dalam perjalanan dan hidup manusia dan tindakan-tindakannya, dan dapat berfungsi sebagai sebuah Hipotesis untuk menghapuskan banyak keragu-raguan, yang pemecahannya tidak diberikan oleh filsafat biasa.
Kepercayaan akan adanya malaikat pelindung merupakan bagian tak terpisahkan dari depositum fidei agama Katolik Roma dan diteliti dalam Angelologi (studi tentang para malaikat). Untuk menghormati para malaikat, maka Pesta Malaikat Pelindung dirayakan pada tanggal 2 Oktober.
Islam
Di dalam Islam lebih dikenal dengan nama malaikat Hafazhah atau penjaga.[2]
Para malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala kegiatannya.
Para malaikat itu disebut Mu’aqqibat, sebagaimana yang diberitakan Allah dalam firmannya:
Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra’du,10-11)