Li (marga 李)
Li (Mandarin: 李, ejaan lain Lie, Lee) adalah marga kedua terbanyak yang dipakai orang Tionghoa dan merupakan marga kedua terbesar di dunia setelah marga Wang.[1][2] Ini adalah salah satu nama marga yang paling umum di dunia, digunakan oleh 92,76 juta orang di Tiongkok,[1] dan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia.[3] Li adalah nama keempat yang didaftarkan dalam teks klasik dinasti Song, Seratus Nama Marga.[4] Nama ini diucapkan "Lei" dalam bahasa Kanton, namun sering dieja Lee di Hong Kong (misalnya Bruce Lee), Makau, Taiwan dan banyak komunitas Tionghoa di perantauan. Di Makau, nama ini juga dieja Lei. Di Indonesia biasa dieja Lie.[5] Marga 李 merupakan marga yang paling banyak digunakan oleh orang "Hakka". Di Korea 李 dieja Lee (biasa ditulis juga menjadi Yi, Ri, atau Rhee), menempati urutan kedua setelah marga Kim, sedangkan marga 李 di Vietnam dieja Lý [6] Huruf ini juga berarti "prem" atau "pohon prem". Di Tiongkok sendiri marga Li merupakan marga kedua terbesar, populasinya sekitar 7,9 persen. Menurut tradisi, marga Li berasal dari gelar Dali yang dimiliki oleh Gao Yao, seorang menteri legendaris dari dinasti Xia, dan mulanya ditulis dengan huruf yang berbeda, 理. Laozi (Li Er), pendiri Daoisme, adalah tokoh historis pertama yang diketahui menggunakan marga ini dan dianggap sebagai leluhur pendiri marga Li. Demografi dan penyebaranLi 李 adalah salah satu nama marga yang paling umum di Tiongkok dan dunia, yang digunakan oleh lebih dari 93 juta orang di Tiongkok,[2] atau sekitar 7,4% dari penduduk Tiongkok.[3] Di seluruh dunia, lebih dari 100 juta orang menggunakan marga ini.[3] Pernah diduga nama ini adalah nama marga yang paling umum di Tiongkok, tetapi sebuah analisis pada 2013 atas nama-nama dari 1,33 miliar warga Tiongkok menyimpulkan bahwa nama Li adalah nama marga kedua terbanyak, setelah Wang dengan 95 juta pemakai.[2] Li 李 adalah nama marga yang paling umum bagi orang Hakka.[7] Secara geografis, Li adalah nama marga yang paling umum di Tiongkok Utara dan barat daya. Di provinsi-provinsi seperti Henan, Hebei, Shandong, Shanxi, Jilin, Heilongjiang, dan Yunnan, lebih dari 8,8% dari penduduk setempat memiliki marga Li. Dari semua provinsi Tiongkok, Henan memiliki jumlah pemakai nama Li yang terbanyak, jumlahnya mencapai 10,3% dari seluruhnya.[3] Li tidak begitu umum di Tiongkok selatan dan tenggara. Di Jiangxi, Zhejiang, Fujian, Hainan, maupun Taiwan, hanya 2,2 hingga 6,6% dari penduduknya menggunakan marga ini.[3] Asal usulPermulaan legendarisMenurut naskah dinasti Tang abad ke-9 Yuanhe Xing Zuan, Li adalah cabang dari nama leluhur kuno Ying (嬴) dan menurun dari Kaisar Zhuanxu, cucu dari Kaisar Kuning yang mitis.[8] Di masa pemerintahan Kaisar Yao, keturunan Zhuanxu Gao Yao melayani sebagai Dali (大理), atau Menteri Hukum. Di masa dinasti Xia, keturunan Gao Yao mengambil marga Li (理) sebagai nama keluarga mereka, dari gelar Dali (artinya "hakim yang agung").[3][6] Tidak jelas bagaimana tulisan Li berubah dari aslinya 理 menjadi 李 yang sekarang. Menurut cerita rakyat pouler, pada akhir dinasti Shang, menteri Li Zheng (理征) dihukum mati oleh Raja Zhou dari Shang yang dikenal kejam. Anak laki-laki Li Zheng, Li Lizhen (理利贞) melarikan diri bersama ibunya di reruntuhan Yihou (伊侯之墟). Di sana mereka bertahan dengan memakan buah prem. Dengan penuh syukur, Li Lizhen mengubah marganya menjadi 李, sebuah huruf yang berarti "prem" dan yang sama bunyinya (homofon) dengan 理. Li Lizhen konon menetap di Kabupaten Ku (苦县), di Kabupaten Luyi, sekarang, provinsi Henan, yang dianggap sebagai kampung halaman asli marga Li.[3][6] LaoziTokoh historis pertama yang dikenal menggunakan marga ini adalah Li Er (李耳), yang lebih dikenal sebagai Laozi (sekitar abad ke-6 seb.M.), filsuf yang mendirikan Daoisme. Ia konon adalah keturunan ke-11 dari Li Lizhen. Laozi secara luas dihormati sebagai leluhur pendiri nama keluarga Li.[3][6] Laozi juga Mengciptakan buku tentang Tao dg buku yg sangat fenomenal yaitu Dao De Jing (kitab suci Utama Agama Tao) Suku BaAsal usul pertama Li lainnya adalah orang-orang Hua dari suku non-Huaxia, yang mendirikan negara Ba pada masa dinasti Zhou di provinsi Hubei barat sekarang dan munisipalitas Chongqing. Pada 316 seb.M., Ba ditaklukkan oleh negara Qin, yang akhirnya kelak menakulkkan semua negara yang berperang untuk mendirikan dinasti Qin. Banyak warga suku Ba yang mengambil marga Li sebagai marga mereka, karena kedengarannya mirip dengan kata dalam bahasa Ba untuk harimau, yang merupakan totem bagi suku Ba.[3] Pada tahun 304 M., pemimpin Ba Li Xiong (Kaisar Wu) mendirikan Cheng Han, dinasti dengan marga Li pertama dalam sejarah.[3] Dinasti TangLi adalah nama marga kaisar dari dinasti Tang, yang didirikan oleh Li Yuan pada 618 M. salah satwu dari dinasti yang paling makmur dan berpengaruh dalam sejarah Tiongkok, Tang diperintah oleh 20 kaisar yang bermarga Li.[3][6] Keluarga dinasti kaisar Tang tergolong dalam kelompok bangsawan militer di barat daya yang berjaya pada masa dinasti Sui dan mengklaim sebagai keturunan paternal dari Laozi,[9][10][11] jenderal Qin Li Xin, jenderal dinasti Han Li Guang, dan penguasa Liang Barat Li Gao.[12][13] Kaisar-kaisar Tang mengobral marga kerajaan kepada para jenderal, para pejabat, dan keluarga-kelaurga favoritnya, seperti misalnya Xu Shiji, Du Fuwei, dan Guo Zihe (郭子和). Banyak orang non-Tionghoa di bawah pemerintahan Tang juga diberikan nama marga Li, termasuk khan Ashina Simo (Li Simo) dari Tujue Timur, pemimpin Mohe Li Duozuo dan Li Jinxing (李谨行), pemimpin Khitan Li Guangbi dan Li Jinzhong, dan jenderal Goguryo Li Zhengji. Banyak orang Tibet, Uyghur, Persia, dan Yahudi yang uga diberikan atau mengambil nama marga Li. Jumlah orang yang menggunakan marga Li meningkat selangit pada masa dinasti Tang.[3][6] Dinasti-dinasti lain yang dipimpin oleh keluarga LiDi masa Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan setelah jatuhnya Tang pada 907, jenderal Shatuo, Li Keyong, yang memperoleh marga Li, mendirikan negara Jin, pendahulu dari Tang yang kemudian. Li Bian (Xu Zhigao), pendiri Tang Selatan, juga mengubah nama marganya menjadi Li. Kaisar-kaisar dari Tang yang Kemudian dan Tang Selatan melanjutkan tradisi Tang yang mengobral nama marga Li kepada orang-orang yang mereka sukai.[6] Dinasti-dinasti bernama Li lainnya termasuk Liang, Xia Barat (Kekaisaran Tangut), dan Shun. Secara keseluruhan, ada 64 kaisar yang bermarga Li dalam sejarah Tiongkok, yang memerintah di seluruh atau sebagian Tiongkok selama 650 tahun.[6] Adopsi oleh orang-orang Tionghoa non-HanTerpengaruh oleh budaya Tionghoa, banyak orang non-Han Tionghoa yang hidup di atau di sekitar Tiongkok yang mengambil nama dengan gaya Tionghoa di sepanjang sejarah, dan Li adalah salah satu nama marga yang paling banyak diambil. Li telah digunakan oleh suku Bai selama lebih dari 1.000 tahun, dan menjadi salah satu dari tiga nama marga yang paling banyak di antara suku Bai. Li adalah nama kelima dari 12 nama marga yang paling umum di kalangan suku Yao, yang mengambil nama ini lebih dari 800 tahun yang lalu. Li juga mempunyai sejarah 500 tahun di antara suku Miao. Di antara ke-55 minoritas etnis yang resmi diakui di Tiongkok, 33 di antaranya diketahui menggunakan nama marga Li.[6] Li (dieja Lý dalam bahasa Vietnam modern) telah digunakan di Vietnam selama lebih dari 2.000 tahun sejak dinasti Han, ketika Vietnam Utara diperintah sebagai sebuah provinsi dari Kekaisaran Han. Pada 544, Vietnam memperoleh kemerdekaan sementara dari Tiongkok ketika Lý Nam Đế mendirikan dinasti Lý awal. Lý Nam Đế (Li Nan Di), seorang etnis Tionghoa, sering dianggap sebagai kaisar pertama. Pada 1009, Lý Thái Tổ mendirikan dinasti Lý yang Belakangan, yang memerintah Vietnam selama lebih dari 200 tahun.[6] Pada 1232, setelah merebut kekuasaan dinasti Lý, Grand Preceptor Trần Thủ Độ memaksa keturunan dari keluarga kerajaan Lý untuk mengubah nama keluarga mereka menjadi Nguyễn.[14] Orang Korea mulai menggunakan nama marga Tionghoa pada masa dinasti Tang, dengan Li (dilatinkan menjadi Lee, Yi, atau Rhee di Korea) sebagai salah satu dari empat yang terbanyak. Pada 1392, Yi Seong-gye mendirikan dinasti Joseon, yang berkuasa di Korea selama lebih dari 500 tahun.[6] Klan-klan terkemukaSecara historis ada dua belas klan terkemuka (junwang, 郡望) dari Li, yang paling terkenal adalah Panglima Longxi dan Zhao. Klan Zhao, yang berbasis di kabupaten Zhao di Hebei masa kini, menelusuri asul usulnya dari Li Mu (meninggal 229 seb.M.), Bangsawan Wu'an dari Negara Zhao, yang merupakan salah satu jenderal yang paling terkenal dari masa Negara-negara Berperang. Klan Zhao menghasilkan 17 perdana menteri pada masa dinasti Tang.[15] In 2010, a group of nine large tombs of the Zhao clan were discovered in Zanhuang County, dating from the Northern Dynasties.[16] Klan Zhao tetap merupakan cabang yang paling terkemuka dari marga Li hingga ia digantikan oleh klan Longxi pada masa dinasti Tang. Klan Longxi diberi nama sesuai dengan Panglima Longxi provinsi Gansu selatan. Li Chong (李崇), gubernur Qin yang pertama di Longxi, dihormati sebagai pendirinya. Jenderal Han, Li Guang, yang terkenal karena mengalahkan Xiongnu, berasal dari Longxi. Berabad-abad kemudian, kaisar-kaisar Tang menelusuri leluhur mereka ke klan Longxi, dan sejak itu menjadikannya cabang yang paling menonjol.[15] Longxi Li dianggap sebagai salah satu dari empat tradisi budaya yang besar di provinsi Gansu. Kabupaten Longxi telah mendirikan sebuah museum untuk klan Li, dan menjadi tuan rumah untuk festival budaya Longxi Li pada 2012.[17] Ada 2.157 buku silsilah dari keluarga Li yang diketahui.[3] Distribusi sejarah dan migrasiKarena berasal dari apa yang kini menjadi provinsi Henan, marga Li telah menyebar ke provinsi-provisni Shanxi, Hebei, Shaanxi, Sichuan, dan Hubei pada saat berakirnya masa Perang Negara-negara. Di masa dinasti Qin, keluarga Li menyebar ke provinsi Guangdong dan Guangxi, sementara Li Chong mendirikan klan Longxi Li di Gansu.[3] Di masa awal dinasti Tang banyak orang bermarga Li bermigrasi ke provinsi Fujian dan Hainan. Setelah adopsi massal oleh kebijakan kaisar atas nama marga Li pada masa Tang, Li menjadi nama marga kedua yang paling umum pada masa dinasti Song sesudahnya, setelah Wang. Diperkirakan ada sekitar 5,6 juta orang dengan marga ini, atau 7,2% dari seluruh penduduk pada saat itu, dengan konsentrasi yang besar di provinsi-provinsi utara, Hebei, Henan, dan Shandong.[3] Invasi Mongol ke Tiongkok pada abad ke-13 menyebabkan penurunan penduduk yang meluas di Tiongkok utara. Li, yang terlalu banyak di utara, khususnya sangat terpukul. Pada masa dinasti Ming setelah dinasti Yuan yang berasal dari Mongolia, penduduk yang bermarga Li berkurang menjadi 5,1 juta, dan membentuk 5,5% dari seluruh populasi. Jumlahnya berada di bawah Zhang sehingga menjadi nama ketiga yang paling umum pada masa itu. Banyak Li yang pindah ke Tiongkok Selatan pada masa ini.[3] Referensi
|