Kontroversi yang melibatkan Joko Widodo

Potret Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia (2016)

Selama karier politiknya, Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo, telah menuai beragam kontroversi. Diantaranya dari isu politik dinasti, campur tangan pemilu, dan beragam kebijakan selama pemerintahannya.

Isu politik dinasti

Joko Widodo dituduh melakukan politik dinasti menjelang akhir pemerintahannya. Putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka maju menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024 usai Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mengubah batasan usia capres/cawapres yang diatur UU Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017.[1] Amar putusan MK tersebut memperbolehkan seseorang yang berusia dibawah 40 tahun mengikuti Pilpres dengan syarat pernah atau sedang menduduki suatu jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum.[2] Pada saat itu, Gibran yang belum berusia 40 tahun dan sedang menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dapat mengikuti Pilpres setelah MK mengubah ambang batas usia capres-cawapres itu.[3]

Keputusan MK yang memperbolehkan Gibran maju sebagai cawapres memicu beragam kontroversi. Dimana Ketua MK Anwar Usman yang memimpin pembacaan hasil putusan tersebut memiliki hubungan kekerabatan dengan Jokowi dan Gibran.[4] Majelis Kehormatan Mahkamah Kontitusi (MKMK) membacakan putusan nomor 2/MKMK/L/11/2023, dimana Anwar Usman terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku Hakim Konstitusi. Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa MKMK menjatuhkan sanksi kepada Anwar Usman yakni pemberhentian dari jabatan Ketua Mahkamah Konstitusi.[5]

Indikasi campur tangan pada Pemilu 2024

Film dokumenter berjudul Dirty Vote yang disutradarai oleh jurnalis investigasi Dandhy Dwi Laksono tayang pada 11 Februari 2024.[6] Film dengan durasi 1 jam 57 menit tersebut menghadirkan 3 pakar hukum sebagai narasumber yakni Zainal Arifin, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.[7] Dimana mereka menjelaskan secara terperinci keterlibatan Jokowi dalam memenangkan Prabowo-Gibran dalam Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024.[8]

Pemberian gelar Jenderal Kehormatan kepada Prabowo Subianto

Pada 28 Februari 2024, Jokowi memberikan gelar Jenderal Kehormatan kepada Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.[9] Kenaikan pangkat Prabowo telah diatur dalam Keppres Nomor 13/TNI/Tahun 2024 tanggal 21 Februari 2024 tentang Penganugerahan Pangkat Secara Istimewa berupa Jenderal TNI Kehormatan.[10] Jokowi mengungkap dasar penganugerahan kenaikan pangkat tersebut karena Prabowo telah menerima anugerah Bintang Yudha Dharma Utama atas atas kontribusinya dalam kemajuan TNI dan kemajuan negara.[11]

Pemberian pangkat tersebut menuai protes dari Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) yang mencakup beberapa organisasi sipil seperti Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), Asia Justice and Rights (AJAR), Amnesty International Indonesia, dan Imparsial. Mereka menilai Prabowo turut andil dalam kasus pelanggaran HAM Penculikan aktivis 1997/1998.[12]

Referensi

  1. ^ "Koalisi Indonesia Maju Resmi Calonkan Gibran Jadi Cawapres Prabowo". voaindonesia.com. Diakses tanggal 28 September 2024. 
  2. ^ "Tok! MK Kabulkan Syarat Capres-Cawapres Pernah Kepala Daerah". cnbcindonesia.com. Diakses tanggal 28 September 2024. 
  3. ^ "Putusan MK 'pintu masuk' Gibran jadi cawapres Prabowo, siapa yang diuntungkan dan dirugikan dalam Pilpres 2024?". bbc.com. Diakses tanggal 28 September 2024. 
  4. ^ "Pelapor Nilai Status Ketua MK Ipar Jokowi Pengaruhi Independensi Hakim". detik.com. Diakses tanggal 28 September 2024. 
  5. ^ "Anwar Usman Diberhentikan dari Ketua MK Buntut Langgar Kode Etik Berat". YouTube - Kompas TV. Diakses tanggal 28 September 2024. 
  6. ^ "Dirty Vote: Film 'tentang kecurangan pilpres' tuai pro-kontra, bagaimana publik harus menyikapinya?". bbc.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2024. 
  7. ^ "Profil 3 Ahli Hukum di Dirty Vote: Zainal Arifin, Bivitri Susanti, Feri Amsari". kumparan.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2024. 
  8. ^ "'Dirty Vote' documentary claims Jokowi improperly backed election frontrunner". thejakartapost.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2024. 
  9. ^ "Jejak Karier Militer Prabowo hingga Berpangkat Jenderal Bintang Empat". cnnindonesia.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2024. 
  10. ^ "Prabowo Dapat Pangkat Jenderal Kehormatan Bintang 4, Begini Urutan Pangkat di TNI". detik.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2024. 
  11. ^ "Jokowi Ungkap Alasan Beri Prabowo Gelar Jenderal Kehormatan TNI". tempo.co. Diakses tanggal 20 Oktober 2024. 
  12. ^ "Peneliti dan pegiat HAM pertanyakan kenaikan pangkat istimewa Prabowo Subianto - 'Ini tidak pantas'". bbc.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2024. 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41