Komunisme agamais merupakan bentuk komunisme yang berpusat pada prinsip-prinsip agama. Istilah ini biasanya merujuk pada sejumlah masyarakat agamais egaliter dan utopia yang menjalankan penyerahan hak milik secara sukarela sehingga keuntungan masyarakat tersebut disalurkan sesuai kebutuhan individu dan tiap-tiap orang bekerja sesuai kemampuan mereka masing-masing. Istilah "komunisme agamais" juga digunakan untuk menjelaskan gagasan individu dan kelompok agamais yang menganjurkan penerapan kebijakan komunis pada skala yang lebih besar, sering kali bergabung dengan gerakan komunis sekuler dalam usaha mereka untuk menumpas kapitalisme.
Penggunaan kata komunisme dalam konteks keagamaan mendahului penggunaan kata tersebut sebagai istilah untuk menjelaskan bentuk komunisme yang lebih sekuler seperti yang dianjurkan oleh François Babeuf pada abad ke-18 dan Karl Marx pada abad ke-19. Oleh karena sifat Marxisme yang dianggap antiagama, banyak agamawan sayap kanan yang menolak penggunaan istilah komunisme untuk merujuk pada masyarakat komunal yang agamais dan lebih menyukai istilah komunalisme sebagai gantinya.[1]
Contoh komunisme agamais
Istilah komunisme agamais telah disisipkan ke dalam tatanan sosial yang dilakukan oleh para pemuka agama Kristiani, Taoisme, Jainisme, Hindu, dan Buddha. Walaupun Islam tidak mengikuti tatanan tersebut, beberapa ahli telah menemukan sejumlah hubungan lain yang paralel antara komunisme dengan ekonomi syariah, misalnya kewajiban zakat dan haramnya riba.[2] Ajaran Mazdak dan Jamal-al-Din Afghani dalam esai yang ditulisnya pada tahun 1890 berjudul Al-Ishtirakiyah fi al-Islam,[3] pembaharu proto-sosialis agamais Persia, juga dianggap sebagai bentuk awal "komunisme".[4]
Ada juga perdebatan bahwa sistem komunisme diatur berdasarkan prinsip-prinsip yang mirip dengan kisah Perjanjian Baru dalam Injil yang menceritakan kehidupan awal umat Kristiani di lingkungan masyarakat gereja perdana (lihat Kisah Para Rasul 4:32-35 dan 2:42-47). Beberapa masyarakat Kristiani yang lain sejak saat itu juga telah mengatur masyarakat mereka mengikuti prinsip-prinsip yang mirip dengan masyarakat sosialis modern.
Gerakan Diggers di Inggris pada tahun 1649 juga dapat dijadikan sebagai contoh komunisme agamais. Gerakan ini terutama mendukung kepemilikan tanah secara komunal (umum).