Kemunduran Liga Hansa mempengaruhi langsung pada perekonomian kota-kota perdagangan di Jerman bagian selatan. Salah satu kota yang bereaksi terhadap ini adalah Augsburg yang berada di bawah kepemimpinan Keluarga Welser dan Keluarga Fugger. Keluarga tersebut sering memberi pinjaman pada Kaisar Romawi Suci untuk memperluas perekonomian kerajaan, dengan sebagai gantinya memperoleh pengaruh politik di Eropa. Welser kemudian memasuki dunia kolonisasi ketika Tahkta Spanyol harus mengamankan pemerintahannya secara finansial dan keuntungan ekonomi yang besar yang didapatkan dari kolonisasi Amerika.[1]
Pada tahun 1527, Charles V memberikan hak kolonisasi kepada Welser sebagai ganti atas utangnya. Hak tersebut mencakup pemindahan kedaulatan Provinsi Venezuela (Provincia de Caracas). Dengan adanya pemindahan tersebut, maka Welser mendapatkan sebuah tanah di Benua Amerika yang dinamai Klein-Venedig dan mendirikan Neu-Augsburg (kini Santa Ana de Coro) sebagai ibu kotanya. Welser diwajibkan untuk membangun permukiman dan administrasi yang dibiayai dari keuntungan provinsi tersebut.[1]
Meskipun pada akhirnya gagal bertahan karena iklimnya yang tidak bersahabat dan serangan dari suku asli, perkembangan koloni Klein-Venedig telah membuka pedalaman Venezuela lebih jauh.[1]
Koloni Saint Thomas: Pada tahun 1685, Perusahaan Hindia Barat Denmark tidak mampu mengangkut budaknya untuk dipekerjakan di Pulau Saint Thomas dengan transportasi yang memadai. Maka, Denmark–Norwegia mengadakan kontrak dengan Brandenburg-Prusia yang memperbolehkan Perusahaan Brandenburg-Afrika (Brandenburgisch-Afrikanische Compagnie) untuk mendirikan kepemilikan di sana untuk menjalankan perdagangan. Kontrak ini berlaku hingga 30 tahun kedepannya, tepatnya pada tahun 1716. Ketika kontraknya habis, Frederick IV dari Denmark mengarahkan orang-orang Brandenburg untuk bersumpah setia pada Denmark–Norwegia jika tetap ingin tinggal di pulau tersebut.[2]
Kolonisasi Courland: Kadipaten Courland dan Semigallia (vasal Persemakmuran Polandia-Lithuania yang dipimpin oleh seorang Jerman) berkali-kali mencoba untuk mendirikan koloni di Pulau Tobago; Pertama pada tahun 1637, kedua pada tahun 1639, dan akhirnya sukses pada tahun 1654. Koloni tersebut dinamai "Courland Baru" dan memiliki populasi yang signifikan, tetapi harus menyerah lima tahun kemudian kepada Belanda, yang mendirikan koloni di wilayah yang berlawanan beberapa tahun sebelumnya, karena pecahnya Perang Utara Kedua dan tidak ada bantuan ke koloni lagi.[4]
Minat Jerman di Karibia: Di Kepulauan Karibia, Kekaisaran Jerman berupaya untuk membangun sebuah koloni di Hindia Barat yang disebut dengan "Karibia Jerman" untuk meningkatkan pengaruhnya di Amerika dengan mengadakan perdangangan dan membangun pangkalan militer. Namun, Doktrin Monroe dan faktor-faktor lainnya mencegah Jerman untuk terus menjalankan rencana tersebut.[5]
^ abcSchulz, Johannes (2003-12-06). "Die Welser in Venezuela". Situs web proyek Prasejarah Koloni Jerman TU Dresden. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-04-25. Diakses tanggal 2021-04-19.