Orang Jerman

Reichstag, tempat kedudukan Parlemen Jerman

Orang Jerman (bahasa Jerman: Deutsche, pelafalan [ˈdɔʏtʃə] ) adalah orang asli atau penduduk di Jerman, atau terkadang lebih luas mencakup semua orang keturunan Jerman atau penutur asli bahasa Jerman.[1][2] Konstitusi Jerman, ditetapkan pada 1949 setelah berakhirnya Perang Dunia II, mendefinisikan orang Jerman adalah orang yang merupakan warga negara Jerman.[3] Selama abad ke-19 dan sebagian besar ke-20, diskusi mengenai identitas Jerman didominasi oleh konsep kesamaan bahasa, budaya, garis keturunan, dan sejarah.[4] Kini, bahasa Jerman secara luas dianggap sebagai kriteria utama, tetapi tidak eksklusif, sebagai identitas ke-Jerman-an.[5] Estimasi mengenai jumlah keseluruhan orang Jerman di dunia berkisar dari 100 hingga 150 juta, sebagian besar di antaranya tinggal di Jerman.[6]

Sejarah orang Jerman sebagai sebuah kelompok etnik dimulai dengan pemisahan Kerajaan Jerman dari bagian timur Kekaisaran Franka di bawah dinasti Ottonian pada abad ke-10, membentuk inti dari Kekaisaran Romawi Suci. Pada abad-abad berikutnya kekuatan politik dan populasi kekaisaran ini tumbuh secara signifikan. Ini meluas ke timur, dan pada akhirnya orang Jerman dalam jumlah besar bermigrasi lebih jauh ke timur ke Eropa Timur. Kekaisaran itu sendiri terbagi secara politik ke dalam banyak kepangeranan kecil, kota dan keuskupan. Setelah Reformasi pada abad ke-16, banyak dari negara-negara ini terlibat dalam konflik sengit terkait kebangkitan Protestanisme.

Pada abad ke-19, Kekaisaran Romawi Suci dibubarkan, dan nasionalisme Jerman mulai berkembang. Kerajaan Prusia menyatukan sebagian besar orang Jerman ke dalam Kekaisaran Jerman-nya pada 1871, dan orang Jerman dalam jumlah besar berada di kerajaan multietnik Austria-Hungaria. Selama masa ini, orang Jerman dalam jumlah besar beremigrasi ke Dunia Baru, terutama ke Amerika Serikat, khususnya ke tempat yang kini menjadi Pennsylvania. Jumlah besar juga beremigrasi ke Kanada dan Brasil, dan mereka mendirikan komunitas cukup besar di Selandia Baru dan Australia. Kekaisaran Rusia juga memiliki populasi orang Jerman yang banyak.

Setelah berakhirnya Perang Dunia I, Austria-Hungaria dan Kekaisaran Jerman terpecah, mengakibatkan banyak orang Jerman menjadi minoritas etnik di negara-negara yang baru berdiri. Pada tahun-tahun kekacauan berikutnya, Adolf Hitler menjadi diktator di Jerman Nazi dan memulai kampanye genosida untuk menyatukan seluruh orang Jerman di bawah kepemimpinannya. Gerakan Nazi-nya mendefinisikan orang Jerman dalam cara yang sangat spesifik yang mencakup orang Austria, orang Luksemburg, orang Belgia timur, dan yang disebut Volksdeutsche, yang merupakan etnik Jerman di tempat lain Eropa dan di dunia. Namun, konsepsi Nazi ini dengan tegas mengecualikan warga negara Jerman berlatar belakang orang Yahudi dan Romani. Kebijakan-kebijakan Nazi dengan agresi militer dan penindasan terhadap mereka yang dianggap bukan orang Jerman dalam Holokaus menyebabkan Perang Dunia II di mana rezim Nazi dikalahkan oleh blok sekutu, dipimpin oleh Amerika Serikat, Britania Raya, dan bekas Uni Soviet. Setelah kekalahan Jerman dalam perang, negara tersebut diduduki dan kembali dipisahkan. Jutaan orang Jerman diusir dari Eropa Tengah dan Timur. Pada 1990, Jerman Barat dan Jerman Timur disatukan kembali. Pada masa modern, peringatan Holokaus, dikenal sebagai Erinnerungskultur ("budaya peringatan"), telah menjadi bagian integral dari identitas Jerman.

Karena sejarah panjang perpecahan politik mereka, orang Jerman beragam secara budaya dan seringkali memiliki identitas regional yang kuat. Seni dan sains adalah bagian integral dari budaya Jerman, dan orang Jerman telah diwakili oleh banyak tokoh terkemuka dalam banyak disiplin, termasuk peraih hadiah Nobel di mana Jerman berada di peringkat ketiga di antara negara-negara dalam jumlah total penerima.

Pranala luar

  1. ^ "German Definition & Meaning". Merriam-Webster. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 November 2020. Diakses tanggal 25 November 2020. 
  2. ^ "German". Oxford Dictionary of English. Oxford University Press. 2010. hlm. 733. ISBN 978-0199571123. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 February 2021. Diakses tanggal 22 December 2020. 
  3. ^ Bundesministerium der Justiz und für Verbraucherschutz (ed.). "Article 116". Basic Law for the Federal Republic of Germany. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2020. Diakses tanggal 3 June 2021. Unless otherwise provided by a law, a German within the meaning of this Basic Law is a person who possesses German citizenship or who has been admitted to the territory of the German Reich within the boundaries of 31 December 1937 as a refugee or expellee of German ethnic origin or as the spouse or descendant of such person. 
  4. ^ Moser 2011, hlm. 172. "German identity developed through a long historical process that led, in the late 19th and early 20th centuries, to the definition of the German nation as both a community of descent (Volksgemeinschaft) and shared culture and experience. Today, the German language is the primary though not exclusive criterion of German identity."
  5. ^ Haarmann 2015, hlm. 313. "After centuries of political fragmentation, a sense of national unity as Germans began to evolve in the eighteenth century, and the German language became a key marker of national identity."
  6. ^ Moser 2011, hlm. 171. "The Germans live in Central Europe, mostly in Germany... Estimates of the total number of Germans in the world range from 100 million to 150 million, depending on how German is defined, but it is probably more appropriate to accept the lower figure."