Jalur kereta api Ponorogo–Badegan |
---|
Peta Ponorogo yang menunjukan jalur KA Ponorogo–Badegan |
|
Jenis | Lintas cabang |
---|
Sistem | Jalur kereta api rel ringan
Jalur trem uap |
---|
Status | Tidak beroperasi |
---|
Terminus | Ponorogo Badegan |
---|
Stasiun | 10 |
---|
|
Dibangun oleh | Staatsspoorwegen |
---|
Legalitas pembangunan | Wet 31 Desember 1904 Staatblad 1905 No. 11 Wet 22 Desember 1919 Staatblad 1920 No. 53 |
---|
Dibuka | 1907-1922 |
---|
Ditutup | 1943 |
---|
Pemilik |
|
---|
Operator | Wilayah Aset VII Madiun |
---|
Karakteristik lintas | Lintas datar |
---|
Depo | Ponorogo (PO) |
---|
|
Panjang rel | 17 km |
---|
Lebar sepur | 1.067 mm |
---|
Kecepatan operasi | 20 s.d. 40 km/jam |
---|
Jalur kereta api Ponorogo–Badegan adalah salah satu jalur kereta nonaktif di Jawa Timur yang termasuk dalam Wilayah Aset VII Madiun. Jalur ini merupakan percabangan dari jalur kereta api Madiun–Ponorogo yang dibangun pada tahun 1907 oleh Staatsspoorwegen (SS).
Sejarah
Setelah sukses dengan jalur kereta api Madiun–Ponorogo, SS kemudian melanjutkan pembangunan jalur Ponorogo. Kali ini, pembangunan jalur ini dibagi menjadi 2 (dua) segmen, segmen pertama; Ponorogo–Sumoroto dengan panjang 7 km dibuka pada tanggal 1 Desember 1907 dan segmen kedua; Sumoroto – Badegan dengan panjang 10 km dibuka pada 1 Agustus 1922 sehingga total panjang kurang lebih 17 km. Jalur ini berlokasi di kiri (setelah Stasiun Ponorogo sampai Stasiun Sumoroto) Jalan Raya Ponorogo–Wonogiri dan bergeser ke kanan dari Stasiun Sumoroto sampai Stasiun Badegan. Sesampainya di Stasiun Sumoroto terdapat jalur cabang menuju Kecamatan Parang. Jalur tersebut merupakan jalur lori yang digunakan untuk mengangkut batu gamping dan kayu jati.[1][2][3][4]
Berdasarkan surat SS No. 3639 tertanggal 8 Maret 1902, pada masa itu, diwacanakan akan dibangun jalur kereta dari Stasiun Jetis (Ponorogo) menuju Stasiun Tugu (Trenggalek) menghubungkan jalur kereta api Ponorogo–Slahung dengan jalur kereta api Tulungagung–Tugu, serta dari Stasiun Badegan menuju Stasiun Baturetno menghubungkan jalur kereta api Ponorogo–Badegan dengan jalur kereta api Purwosari–Baturetno yang ditujukan untuk mendukung jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa dengan rute Yogyakarta–Wonogiri–Ponorogo–Trenggalek–Tulungagung.[5]
Jalurnya dibongkar oleh pekerja romusa Jepang pada tahun 1943[6] dan bahkan nama-nama stasiun di jalur ini tidak tercatat dalam daftar stasiun yang dibuat oleh DKA tahun 1950.
Jalur terhubung
Lintas aktif
Tidak terhubung dengan lintas aktif manapun.
Lintas nonaktif
Madiun–Ponorogo bersambung ke Slahung
Layanan kereta api
Tidak ada layanan yang dijalankan di jalur ini.
Daftar stasiun
Nomor |
Nama stasiun |
Singkatan |
Alamat |
Letak |
Ketinggian |
Status |
Foto
|
Lintas 28 Madiun–Slahung Segmen Cabang Ponorogo–Sumoroto
|
Diresmikan pada tanggal 1 Desember 1907 oleh Staatsspoorwegen Oosterlijnen Termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun
|
4114 |
Ponorogo |
PO |
Jalan Soekarno-Hatta, Banyudono, Ponorogo, Ponorogo |
km 32+341 lintas Madiun–Ponorogo–Slahung km 0+000 lintas Ponorogo–Badegan |
+99 m |
Tidak beroperasi |
|
- |
Tambakbayan |
TMB |
|
km 1+206 |
|
Tidak beroperasi |
|
- |
Karangmelo |
KRM |
|
km 4+865 |
|
Tidak beroperasi |
|
- |
Pendem |
PDM |
|
km 5+810 |
|
Tidak beroperasi |
|
- |
Sumoroto |
SMO |
Kompleks Pasar Bumbu Sumoroto, Somoroto, Kauman, Ponorogo |
km 7+073 |
|
Tidak beroperasi |
|
Segmen Sumoroto–Badegan
|
Diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1922
|
- |
Maron (Ponorogo) |
MAR |
|
km 8+57x |
|
Tidak beroperasi |
|
- |
Srandil |
SIL |
|
km 10+149 |
|
Tidak beroperasi |
|
- |
Kapuran |
KU |
|
km 12+848 |
|
Tidak beroperasi |
|
- |
Seban |
SEB |
|
km 14+348 |
|
Tidak beroperasi |
|
- |
Badegan |
BAN |
Badegan, Badegan, Ponorogo |
km 16+535 |
|
Tidak beroperasi |
|
Keterangan:
- Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
- Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
- Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.
Referensi:
- Stasiun aktif: [7]
- Stasiun nonaktif: [8][9]
- Pengidentifikasi stasiun: [10]
- Penomoran lintas:
- Tanggal pembukaan jalur: [11]:106-124
|
Galeri
-
Papan aset dan patok KAI di sekitaran Stasiun Sumoroto.
-
Rel jalur lori kereta angkutan kayu relasi Sumoroto–Parang yang dijadikan pagar di hutan jati wilayah
Sampung, Ponorogo.
-
Sisa abutment jembatan jalur kereta api Ponorogo-Badegan. Berlokasi di belakang Play Group "Perwanida".
-
Sisa abutment jembatan jalur kereta api Ponorogo-Badegan. Berlokasi di belakang Play Group "Perwanida".
-
Papan aset PT KAI yang dipasang di depan Play Group "Perwanida" di jalur kereta api Ponorogo-Badegan.
Lokasi
-
Sisa Fondasi Jembatan jalur kereta api Ponorogo–Badegan di Bengawan Madiun,
Lokasi Fondasi di ujung Jalan Sunan Giri Gang 1
-
Jl. Nias dahulu merupakan lokasi belokan rel kereta dari Stasiun Ponorogo menuju Stasiun Badegan, jalur ini ditutup dan di bongkar pada masa penjajahan Jepang.
-
Jalan Nias yang dahulunya merupakan bekas jalur KA Ponorogo–Badegan. Arah foto menuju Stasiun Ponorogo.
-
Jalan lurus ke depan dahulunya merupakan jalur kereta api Ponorogo–Badegan. Arah foto menuju Stasiun Badegan.
-
Kondisi jalur yang telah menjadi jalan kampung, tampak di depan jalur berbelok kiri memasuki area Stasiun Sumoroto.
-
Kondisi jalur yang telah menjadi jalan kampung, belakang arah fotografer mengarah ke Stasiun Badegan.
-
Sisa abutment yang berada sebelah barat Stasiun Sumoroto, kanan foto rel akan menyebrangi Jalan Raya Ponorogo-Wonogiri.
-
Sisa raibed yang menjadi jalan persawahan.
Referensi