Jalur Jalan Raya Kota - Pondok Labu adalah sebuah jalan raya yang melewati pusat bisnis utama di wilayah Provinsi DKI Jakarta , Indonesia yang memiliki panjang 24 km. Jalur jalan raya ini menghubungkan kawasan Kota Tua Jakarta , Jakarta Barat di utara dengan Cilandak , Jakarta Selatan .
Suasana pembangunan salah satu bagian dari Jalur Jalan Raya Kota-Pondok Labu, yakni Jalan Jenderal Sudirman ca 1950-1960
Jalur Jalan Raya ini sebenarnya sudah terbentuk sejak sekitar abad ke-17 seiring dengan perkembangan kota Batavia , tepatnya mulai dari Jalan Pintu Besar , Gajah Mada ,[ 1] hingga Hayam Wuruk .[ 2] Jalan ini kemudian diperpanjang ke arah selatan mulai tahun 1950-an, seiring dengan pembangunan kota satelit Kebayoran Baru dan ambisi Presiden RI yang pertama, yakni Ir. Soekarno untuk membangun ulang Jakarta menjadi Ibukota yang modern yang diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi "mercusuar" dari sebuah bangsa baru yang kuat.[ 3]
Bagian
Ruas Jalan yang merupakan bagian Jalur Jalan Raya ini adalah
Secara administratif, jalur ini melewati 2 provinsi di 4 kota administrasi, yakni:
Persimpangan
Suasana lalu lintas di simpang Harmoni pada tahun 2007
Monumen Nasional dilihat dari Simpang
Jalan Majapahit (2020)
Persimpangan Jalan Kebon Sirih (2010)
Bus Tingkat Pariwisata melintasi Persimpangan
Jalan KH Wahid Hasyim . (2016)
Monumen Selamat Datang yang terletak di tengah kolam air mancur Bundaran Hotel Indonesia. (2022)
Suasansa
Simpang Susun Semanggi pada malam hari. (2012)
Patung Pemuda Membangun yang terletak di tengah Bundaran Senayan. (2012)
Jalur Jalan Raya Kota—Pondok Labu memiliki banyak persimpangan besar maupun kecil. Persimpangan besar pada jalur jalan raya ini adalah:
Transportasi
Angkutan bus
Sebuah Bus Transjakarta melewati Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan bagian dari Jalur Jalan Raya Kota-Pondok Labu Poros jalan Kota-Pondok Labu dilayani layanan BRT Transjakarta koridor 1 yang membentang dari halte Blok M sampai dengan halte Kota . Selain itu, terdapat layanan bus kota Transjakarta sepanjang poros jalan tersebut dan bus ekspres yang dikelola oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek melalui layanan JA Connexion, JR Connexion, serta Transjabodetabek, menghubungkan Jakarta dengan wilayah penyangganya seperti Kabupaten –Kota Tangerang , Kabupaten –Kota Bekasi , Bogor , dan Kota Depok .
Angkutan rel
Pintu utara dari Stasiun Jakarta Kota (gambar atas) dan tampak Stasiun Sudirman dilihat dari Jalan Jenderal Sudirman (gambar bawah).
Kereta KRL Commuter Line melintasi Stasiun Sudirman Baru (BNI City)
Kereta "Ratangga" MRT Jakarta melintas di atas Poros Jalan Kota-Pondok Labu.
Progres penyelesaian peron Stasiun LRT Dukuh Atas sebagai satu-satunya stasiun pemberhentian LRT Jabodebek yang terletak di poros jalan ini
Poros Jalan Kota–Pondok Labu dilayani layanan kereta moda raya terpadu , yaitu MRT Jakarta dengan lin Utara-Selatan yang menghubungkan Stasiun Lebak Bulus dengan Bundaran HI , namun perpanjangan ke Stasiun Kota masih dalam pembangunan. Selain itu, terdapat kereta komuter Commuter Line serta kereta bandara di Stasiun Sudirman , Stasiun Jakarta Kota , dan Sudirman Baru , yaitu Commuter Line Cikarang , Bogor , Tanjung Priok , dan Bandara Soekarno-Hatta . Kemudian layanan lintas rel terpadu juga dilayani sepanjang poros jalan Kota-Pondok Labu, yaitu LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas .
Lihat juga
Referensi
^ Yusuf, Yan (2021-09-04). "Sejarah Jalan Gajah Mada di Batavia, Dibangun Tahun 1648 oleh Kapten Tionghoa Phoa Beng Gan" . Sindonews.com . Diakses tanggal 2022-08-11 .
^ Shahab, Alwi (2015-12-04). "Rijswikstraat (Jalan Hayam Wuruk) 1950-an" . Republika Online . Diakses tanggal 2022-08-11 .
^ Napier, Alistair (2021-11-30). "How Sukarno's Games of the New Emerging Forces Briefly Modeled a Vision for a Postcolonial World" . Failed Architecture (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-08 .