Hyundai Rotem
Hyundai Rotem adalah sebuah perusahaan asal Korea Selatan yang memproduksi bakal pelanting, produk pertahanan, dan peralatan pabrik. Perusahaan ini merupakan bagian dari Hyundai Motor Group. Awalnya bernama Rotem, nama perusahaan ini resmi diubah pada bulan Desember 2007 untuk menegaskan perusahaan induknya.[2] SejarahPerusahaan ini didirikan pada tahun 1979. Pada tahun 1999, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Korea Rolling Stock Corporation (KOROS), sebagai hasil penggabungan dari tiga divisi produksi bakal pelanting milik Hanjin Heavy Industries, Daewoo Heavy Industries, dan Hyundai Precision & Industries. Perusahaan ini lalu mengubah namanya menjadi Railroading Technology System, atau Rotem, pada tanggal 1 Januari 2002.[3] Pada bulan Desember 2007, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Hyundai Rotem untuk menegaskan perusahaan induknya sekarang. Hyundai Rotem saat ini mempekerjakan 3.800 orang dan mengekspor produknya ke 50 negara di dunia. Produk perkeretaapianProyek besar yang pernah ditangani oleh perusahaan ini antara lain memasok sebagian besar bakal pelanting yang beroperasi di Korea Selatan, termasuk KRL, lokomotif listrik, dan kereta cepat KTX milik Korail. Proyek lain di Korea Selatan antara lain memasok semua KRL yang dioperasikan di Seoul Metro, Seoul Metropolitan Rapid Transit, Busan Metro, dan Jalur Shinbundang. Produk internasional Hyundai Rotem meliputi K-Stock milik MTR di Hong Kong, KRL komuter di Taiwan, kereta untuk New Delhi Metro, dan kereta otomatis untuk Jalur Kanada di Vancouver, Kanada. Perusahaan ini juga memproduksi 120 unit kereta komuter Silverliner V untuk SEPTA Regional Rail di kawasan Philadelphia, Pennsylvania.[4] Philippine National Railways juga bermitra dengan Hyundai Rotem untuk meningkatkan dan membangun stasiun dan kereta api di Pulau Luzon, yang saat ini telah beroperasi. Kereta ringan
Kereta cepat
Kereta rel diesel
Kereta rel listrik
Kereta metro
Produk pertahanan
Pabrik dan permesinan
Klien
ProyekHyderabad MetroHyderabad Metro Rail mengumumkan pada tanggal 12 September 2012 bahwa mereka telah menetapkan Hyundai Rotem sebagai pemenang lelang pengadaan bakal pelantingnya. Lelang tersebut untuk memasok 57 rangkaian yang terdiri dari 171 kereta dengan pengantaran setidaknya sembilan bulan sebelum kereta tersebut dioperasikan di tiap tahap. Pada tanggal 22 Mei 2014, kereta pertama datang di depo Uppal di Hyderabad. Pada tanggal 31 Desember 2014, Hyderabad Metro mencetak rekor, karena telah menjalankan kereta dengan mode Automatic Train Operation (ATO) untuk pertama kalinya di India, tepatnya di antara Nagole dan Mettuguda.[8] Marmaray IstanbulHyundai Rotem mengumumkan pada tanggal 11 November 2008, bahwa mereka telah menandatangani kontrak senilai €580 juta untuk memasok bakal pelanting ke proyek terowongan lintas Bosporus Marmaray di Istanbul. Hyundai Rotem berhasil mengalahkan Alstom, CAF, dan sebuah konsorsium yang beranggotakan Bombardier, Siemens, dan Nurol untuk memasok 440 kereta yang diminta oleh Kementerian Perhubungan Turki. Kereta berbahan baja nirkarat sepanjang 22 meter tersebut akan dirangkai menjadi satu KRL dengan jumlah masing-masing sepuluh atau lima kereta. Sejumlah proses produksi akan ditangani oleh Eurotem, sebuah joint venture antara Hyundai Rotem dengan produsen bakal pelanting asal Turki, TÜVASAŞ. Pesanan ini akan diantar dalam tiga tahap, dengan tahap pertama pada tahun 2011 untuk mengantarkan 160 kereta, dan tahap terakhir adalah pada bulan Juni 2014. Hyundai Rotem memenangkan kontrak pertamanya di Turki pada tahun 1996, dan kini telah menyelesaikan tujuh pesanan dengan total 804 kereta senilai US$1,6 milyar. Pada bulan Juli, perusahaan ini menandatangani kontrak untuk memproduksi 84 unit KRD bersama Tüvasas. Menurut Wakil Chairman Eksekutif, Yeo-Sung Lee, 'Hyundai Rotem telah memperoleh kepercayaan dari Turki dengan menyediakan produk dan teknologi berkualitas tinggi'. 'Kami percaya bahwa hal tersebut dapat meningkatkan kesempatan bisnis di Turki, seperti di Jalur Istanbul dan Jalur Ankara.' Boston MBTAHyundai Rotem mendapat kontrak dari MBT Boston pada awal tahun 2008 untuk memproduksi 75 kereta. Kontrak tersebut mewajibkan pengantaran empat kereta pertama pada bulan Oktober 2010, sementara sisanya diantar paling lambat pada akhir tahun 2012. Namun, akibat penundaan parah, kualitas pengerjaan yang jelek, kurangnya bahan, dan kematian CEO Hyundai Rotem, M.H. Lee pada bulan November 2012, hanya empat kereta yang dapat diantar pada akhir tahun 2012. Pada tanggal 21 Desember 2012, MBTA mengirim surat ke Hyundai Rotem untuk mengancam pembatalan kontrak apabila tidak segera ada solusi, yang berarti pelanggaran terhadap kontrak.[9] Sejak saat itu, kereta baru pun terus mengalami sejumlah masalah mekanis, sehingga menyebabkan kekurangan kereta dan keterlambatan.[10] Referensi
Pranala luar
|