Grand Inna Tunjungan adalah hotel berbintang 4 yang terletak di persimpangan Jalan Gubernur Suryo dan Jalan Simpang Dukuh, Genteng, Surabaya. Berada dekat dengan Jalan Tunjungan, hotel ini didirikan pada tahun 1980, namun lahan di mana bangunan berdiri sudah memiliki sejarah sebagai penginapan sejak abad ke-19. Pemerintah Indonesia memiliki hotel ini melalui Wijaya Karya Realty, sementara pengelolaan diserahkan ke Injourney Hospitality.[1]
Sejarah
Lahan di mana hotel ini berdiri dahulu ditempati oleh Hotel Broekman, sebuah penginapan milik Belanda yang didirikan pada tahun 1868.[2] Dahulu, wilayah Simpang tergolong sepi; pusat komersial kota Surabaya saat itu berada di Krembangan. Pada tahun 1908, hotel ini berganti nama menjadi Hotel Simpang.[3] Pasca Indonesia merdeka, aset-aset Belanda diambil alih oleh Pemerintah Indonesia, termasuk Hotel Simpang. Perusahaan Hotel dan Tourist Nasional (Natour) dibentuk pada saat Konferensi Asia–Afrika untuk mengelola hotel-hotel bekas Belanda. Hotel Simpang merupakan salah satu properti yang dikelola oleh Natour, namun pada tahun 1970-an, Natour memutuskan untuk menggantinya dengan gedung baru.[4]
Pada tanggal 1 November 1977, Hotel Simpang ditutup untuk kemudian dibongkar keseluruhan. Melalui desain yang dirancang oleh Unitri Cipta, Natour mulai membangun gedung baru berlantai 7 pada tanggal 8 November 1978. Inkarnasi kedua Hotel Simpang rampung dibangun pada bulan Juli 1980 dan mulai diuji cobakan selama sebulan, sebelum dibuka untuk umum pada tanggal 25 Agustus 1980 oleh Ketua Direktorat Jenderal Pariwisata Departemen Perhubungan Achmad Tirtosudiro. Peresmian sendiri baru dilakukan pada bulan Desember di tahun yang sama. Keseluruhan pembangunan menghabiskan biaya Rp4 miliar yang didanai melalui kredit dari Bank Pembangunan Indonesia.[4]
Pasca dibuka, hotel ini sudah bersalin nama 3 kali. Nama lama hotel, Hotel Simpang, sempat digunakan selama beberapa tahun, namun per tahun 1990-an, hotel dikenal dengan nama Natour Simpang. Setelah Natour bergabung dengan PT Hotel Indonesia International untuk membentuk PT Hotel Indonesia Natour pada tahun 1999, mereka melakukan strategi penyelasaran merek dengan menamai hotel-hotel yang mereka kelola dengan nama "Inna" (kependekan dari "Indonesia Natour"), sehingga hotel lantas bersalin nama menjadi Inna Simpang.[4] Pada tanggal 1 April 2017, HIN mengganti nama hotel sekali lagi menjadi Grand Inna Tunjungan.[5]
Pada tahun 2021, HIN menyerahkan kepemilikan Grand Inna Tunjungan ke Wijaya Karya Realty, sebagai bagian dari upaya Pemerintah Indonesia untuk membentuk BUMN khusus pemilik hotel negara.[1]
Fasilitas
Grand Inna Tunjungan berkapasitas 120 kamar yang tersebar dalam 3 tipe, yaitu Superior, Deluxe, dan Suite. Hotel juga memiliki fasilitas 3 rumah makan (Coffee Terrace Simpang, Palapa Coffee Shop, Simpang Bakery & Deli), kolam renang, spa, pusat kebugaran, dan 5 ruang pertemuan.[6]
Rujukan
Pranala luar