Golden Agri-Resources
Golden Agri-Resources Ltd. adalah sebuah perusahaan agroindustri kelapa sawit yang berkantor pusat di Singapura. Hingga akhir tahun 2023, perusahaan ini mengelola kebun kelapa sawit seluas 532.176 hektar, yang mana 78% di antaranya dimiliki sendiri. Perusahaan ini adalah bagian dari Sinar Mas Group.[2][3] SejarahPerusahaan ini didirikan di Mauritius pada bulan Oktober 1996. Tiga tahun kemudian, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Singapura.[2][3] Pada tahun 2010, perusahaan ini mendapat konsesi kebun kelapa sawit seluas 220.000 hektar di Liberia.[4] Pada tahun 2014, perusahaan ini mengakuisisi 50% saham Orchard Maritime Services yang bergerak di bidang pelayaran.[5] Perusahaan ini juga mengakuisisi dua kebun sawit milik Bakrie Sumatera Plantations seluas 16.000 hektar dengan harga US$ 178 juta.[6] Pada bulan November 2019, perusahaan ini mengakuisisi bisnis produksi gula milik RCMA Group. Pada bulan Oktober 2020, perusahaan ini juga mendirikan Golden Agri-Resources Brasil untuk berbisnis di bidang perdagangan gula di Brazil.[7] Sebulan kemudian, perusahaan ini mengakuisisi Centrino Investment dan Woodside Financial asal Malaysia yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit dengan harga US$ 304 juta.[8] Isu lingkunganMenurut Greenpeace, perusahaan ini memiliki enam konsesi lahan gambut di Riau dengan luas total 20.000 hektar.[9] Perusahaan ini kabarnya juga memiliki 1.800 hektar gambut di Kalimantan Tengah dan 1.330 hektar di Kalimantan Barat, tetapi mengklaim tidak terlibat dalam pembukaan hutan.[10] Greenpeace juga menemukan 322 titik api di lima konsesi milik perusahaan ini di Kalimantan Tengah.[11] Perusahaan ini pun membantah tuduhan tersebut dan mengaku tidak melakukan pembakaran hutan sejak 1997.[12] Tetapi wawancara dengan pejabat senior dari perusahaan ini membuktikan sebaliknya.[13] Sekitar tahun 2010, sejumlah perusahaan seperti Burger King, Unilever, dan Nestlé membatalkan kontrak pasokan minyak sawitnya dengan anak usaha dari perusahaan ini, karena terlibat dalam praktik perkebunan yang tidak berkelanjutan.[14] Anak usahaHingga akhir tahun 2023, perusahaan ini memiliki 20 anak usaha, yakni:
Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia