Fauvisme

Lukisan Henri Rousseau, The Hungry Lion Throws Itself on the Antelope, 1905
Henri Rousseau, The Hungry Lion Throws Itself on the Antelope, 1905, minyak diatas kanvas, 200 cm × 301 cm, Beyeler Foundation, Basel

Fauvisme (/foʊvɪzəm/) adalah gaya dari les Fauves (bahasa Prancis untuk binatang-binatang liar), sebuah kelompok seniman modern awal abad ke-20 yang karya-karyanya menekankan kualitas lukisan dan warna yang kuat daripada nilai-nilai representasional atau realistis yang dipertahankan oleh Impresionisme. Meskipun Fauvisme sebagai gaya dimulai sekitar tahun 1904 dan berlanjut setelah tahun 1910, gerakan tersebut sebagai suatu gerakan hanya berlangsung beberapa tahun, dengan tiga pameran yang berlangsung selama 1905–1908. Pemimpin gerakan ini adalah André Derain dan Henri Matisse.[1] Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga Bordeaux. Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906.

Asal-usul

Potret Henri Matisse (1913)
Potret Henri Matisse (1913)

Gustave Moreau adalah guru inspirasional gerakan ini; seorang profesor kontroversial di École des Beaux-Arts di Paris dan seorang pelukis Simbolis, ia mengajar Matisse, Marquet, Manguin, Rouault, dan Camoin selama tahun 1890-an, dan dianggap oleh para kritikus sebagai pemimpin filosofis kelompok tersebut hingga Matisse diakui sebagai pemimpin pada tahun 1904. Keterbukaan pikiran, keaslian, dan penegasan potensi ekspresif warna murni oleh Moreau menjadi sumber inspirasi bagi para muridnya. Matisse berkata tentangnya, "Dia tidak membawa kami ke jalan yang benar, tetapi menjauhkan kami dari jalan-jalan itu. Dia mengganggu kepuasan diri kita."[2]

Definisi

Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.

Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul Sérusier:

"Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning. Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine. Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion."

Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.

Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail.

Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah lama terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran impresionisme, meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907.

Pengaruh

Pengaruh awal dari aliran ini mungkin sekali didapat dari rintisan yang dimulai oleh karya-karya Paul Cezanne, Gustave Moreau, Paul Gauguin, maupun Vincent van Gogh. Meskipun pelukis tersebut tidak melibatkan diri kepada gerakan fauvisme dan berbeda era dengan dimulainya aliran ini, namun karyanya menjadi acuan bagi pelukis muda yang nantinya akan menjadi pelukis fauvis.

Meskipun hanya berumur pendek, aliran fauvisme menjadi tonggak konsep seni rupa modern berikutnya.

Tokoh Fauvisme

Aliran seni lukis yang berhubungan erat

Referensi

  1. ^ Elderfield, John (1976). The 'Wild Beasts': fauvism and its affinities; [schedule of the exhibition: The Museum of Modern Art, New York, March 26 - June 1, 1976 ...] New York: Museum of modern art. ISBN 978-0-87070-638-7. 
  2. ^ "Styles, Schools and Movements: An Encyclopaedic Guide to Modern Art". Reference Reviews. 16 (7): 31–31. 2002-07-01. doi:10.1108/rr.2002.16.7.31.357. ISSN 0950-4125.