Surealisme ialah gerakan budaya yang bermula pada pertengahan tahun 1920-an. Surealisme merupakan seni dan penulisan yang paling banyak dikenal. Karya ini memiliki unsur kejutan, barang tak terduga yang ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis surealis yang memandang karya mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan paling maju. Karya tersebut merupakan artefak, dan André Breton mengatakan bahwa surealisme berada di atas segala gerakan revolusi. Dari aktivitas Dadaisme, surealisme dibentuk dengan pusat gerakan terpentingnya di Paris. Dari tahun 1920-an aliran ini menyebar ke seluruh dunia. Surealisme memengaruhi film seperti Angel's Egg dan El Topo.
Kata surealisme diciptakan tahun 1917 oleh Guillaume Apollinaire dalam catatan program yang menjelaskan balet Parade, yang merupakan karya kolaboratif oleh Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso dan Léonide Massine: "Dari persekutuan baru ini, hingga sekarang, perlengkapan dan kostum panggung di satu sisi dan koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan pura-pura di antara mereka, terjadi sejenis super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat titik mula serangkaian manifestasi semangat baru ini."[butuh rujukan] Surealisme ada hubungannya dengan seni Fantasi. Hanya seni fantasi baru diakui tahun 2005, ketika Penerbit Taschen yang dikenal akan buku-buku seninya, menerbitkan: Schurian, Prof. Dr. Walter (2005). Fantastic Art. Taschen. ISBN 978-3-8228-2954-7 (English edition). Dalam buku ini Schurian mengakui betapa sulitnya dunia seni rupa menerima tema-tema Fantastik, yang bernuansa fantasi, ini menjadi suatu mashab seni.
Handrio yang bekerja di ISI Yogyakarta merupakan salah satu pelukis Indonesia pertama yang menggunakan gaya Realisme dan Surealisme.[1]
Barrett, T (2000) Criticizing Art: Understanding the contemporary. McGrawHill: New
Achraf Baznani, Sejarah Historis Surealisme (Bahasa inggris). Edilivre, France 2018,[1].
Couteau, J (2011) Bali Inspires, Yayasan Seni Rudana: Bali
Fogarty, R dan Stoehr, J (2008) Integrating Curricula with Multiple Intelligences, 2nd, Corwin Press: California
Schurian, W (2005). Fantastic Art. Taschen.
Spanjaard, H (2004) Exploring Modern Indonesian Art (The Collection of DR Oei Hong Djien) / Eksplorasi Sejarah Indonesia Baru, SNP International: Singapore.
Zahar, I & Masdiono, T (2011),Pentingnya “klasifikasi” tema dalam suatu pembelajaran seni rupa-studi kasus tema pada seni fantastik di Indonesia [2]
Zahar, I. The integration Ki Hadjar Dewantara’s Taxonomy into Barrett ‘s criticism Model presentasi (Internasional) di The 4th Redesigning Pedagogy International Conference, Mei/Juni tahun 2011, Singapore [3]