Seni siborg, juga dikenal sebagai siborgisme,[1] adalah sebuah gerakan seni yang mulai berkembang pada pertengahan 2000-an di Britania Raya.[2] Gerakan seni ini berakar pada penciptaan dan penambahan indera baru ke tubuh melalui implansibernetik[3] dan penciptaan karya seni melalui indra baru.[4] Karya seni siborg diciptakan oleh seniman siborg;[5] seniman yang indranya telah ditingkatkan secara sukarela melalui implan sibernetik.[6] Di antara seniman awal yang merintis gerakan seni siborg adalah Neil Harbisson, yang implan antenanya memungkinkannya untuk merasakan warna ultraviolet dan inframerah,[7] dan Moon Ribas yang implan di kakinya[8] memungkinkannya merasakan gempa bumi dan gempa bulan.[9]
Seniman siborg
Beberapa contoh seniman siborg lain misalnya:
Manel De Aguas, seorang fotografer Katalan yang mengembangkan sirip untuk memungkinkannya merasakan tekanan atmosfer, kelembapan dan suhu melalui sepasang implan yang tertanam di kedua sisi kepalanya.[10]
Joe Dekni, seorang seniman yang telah mengembangkan dan memasang sistem radar di kepalanya. Sistem sensoriknya mencakup dua implan di tulang pipinya.[11]
Pau Prats, pencipta sistem yang memungkinkannya merasakan tingkat sinar ultraviolet yang mencapai kulitnya.[12][13]
Alex Garcia, yang memasang sebuah sensornya di dadanya dan memungkinkannya merasakan tingkat kualitas udara di sekitarnya.[14]
Kai Landre, seorang musisi yang mengembangkan dua implan untuk mendengar suara partikel yang dipengaruhi oleh kolusi sinar kosmik.[15]
^Graafstra, Viktoria Modesta, Neil Harbisson, Amal (2018-09-06). "Designing our bodies for the future". CNN Style (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-06.