Enteritis adalah suatu proses radang usus yang berjalan akut atau kronis, akan menyebabkan peningkatan peristaltik usus, kenaikan jumlah sekresi kelenjar pencernaan serta penurunan proses penyerapan cairan maupun penyerapan sari-sari makanan di dalamnya.[1]
Radang usus primer maupun sekunder ditandai dengan menurunnya nafsu makan, menurunnya kondisi tubuh, dehidrasi dan diare.[2] Perasaan sakit karena adanya radang usus bersifat bervariasi, tergantung pada jenis hewan yang menderita serta derajat radang yang dideritanya.[2] Kuman-kuman yang menyebabkan enteritis antara lain Eschericia coli, Salmonella spp, Campylobacter jejunis, Clostridium perfringen.[2] Ecoli merupakan mikroflora normal dalam usus sebagian besar mamalia.[2] Ecoli dapat menyebabakna infeksi akut anak pada anjing umur satu minggu, sedangkan pada anak anjing yang lebih besar maupun anjing dewasa Ecoli menyebabkan penyakit sporadik yang disertai oleh agen infeksius lain.[2]
Enteritis diawali rasa sakit yang ditandai dengan kegelisahan.[2] Diare merupakan gejala yang selalu dijumpai dalam radang usus.[2] Tinja yang cair dengan bau yang tajam mungkin bercampur dengan darah, lendir atau reruntuhan jaringan usus.[2] Pada radang yang berlangsung kronik, terjadi kekurusan dan tinja jarang yang bersifat cair, berisi darah, lendir atau reruntuhan jaringan yang jumlahnya mencolok.[2] Kurangnya cairan di dalam usus akan dijumpai radang usus yang disertai dengan konstipasi, dan tinja bersifat kering.[2] Radang usus akut selalu disertai dengan oligo uria atau anuria, dan disertai dengan menurunnya nafsu makan, anoreksia total maupun parsial.[2] Pada radang kronik biasanya nafsu makan tidak mengalami perubahan.[2]
Akibat kehilangan cairan yang berlebihan, penderita akan mengalami penurunan berat badan dalam waktu singkat dengan tanda dehidrasi yang mencolok.[2] Dehidrasi yang mencapai lebuih dari 10% dapat mengancam kehidupan penderita dalam waktu 1-2 hari dan dapat mengakibatkan kematian karena shock.[2]
Referensi