Kolestasis adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada aliran empedu yang mengakibatkan adanya peningkatan kadar bilirubin dan penumpukan garam empedu.[1] Cairan empedu yang terdiri dari garam empedu, bilirubin, dan lemak akan menumpuk di dalam darah. Akibatnya, muncul berbagai gejala, seperti konsentrasi kadar bilirubin dalam darah yang tinggi menyebabkan kulit atau mata menguning, terlebih bilirubin juga membuat urin terlihat berwarna seperti teh hitam dan membuat kulit gatal. Selain itu, cairan empedu yang tidak mengalir ke usus mengakibatkan tinja mengandung banyak lemak sehingga warna tinja menjadi lebih pucat dan berbau busuk.[2]
Kolestasis ekstrahepatik adalah kolestasis yang terjadi karena adanya penyumbatan pada saluran empedu. Kolestasis ini disebabkan oleh batu duktus koledokus, kista duktus kaledokus, karsinoma duktus koledokus, pankreatitis, primary sclerosing cholangitis, kanker pankreas, dan penyakit lainnya.[4]
Gejala kolestasis
Kolestasis kan menyebabkan gejala buruk pada tubuh, seperti:[5]
Tulang menjadi lemah atau terasa rapuh (atau disebut osteomalacia);
Mengalami pendarahan.
Diagnosis kolestasis
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan penyakit kolestasis pada seseorang yaitu melalui tes laboratorium. Tes laboratorium adalah sebuah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui jenis penyakit seseorang melalui berbagai tindakan medis.[6] Tes ini digunakan untuk melihat perubahan dalam fungsi hati dan menghitung tingkat kadar enzim fosfatase alkali dan gamma glutamyl transpeptidase (GGT).[7] Apabila tingkat kedua enzim tersebut tinggi maka ada kemungkinan orang tersebut menderita kolestasis.[8] Selain itu, juga bisa digunakan untuk memeriksa tingkat bilirubin dalam darah.