Untuk perusahaan asal Hertfordshire, Britania Raya yang kini memegang aset fotografi dari perusahaan ini, lihat [[:Kodak Alaris]]. Untuk penggunaan lain, lihat [[:Kodak (disambiguasi)]].
Eastman Kodak Company (biasa disebut sebagai Kodak/ˈkoʊdæk/) adalah sebuah perusahaan asal Amerika yang memproduksi berbagai macam produk yang terkait dengan fotografi analog. Perusahaan ini berkantor pusat di Rochester, New York, dan didaftarkan sebagai sebuah badan hukum di New Jersey.[3] Kodak juga menyediakan jasa pengemasan, pencetakan fungsional, komunikasi grafis, serta jasa profesional untuk perusahaan lain. Segmen bisnis utama dari perusahaan ini adalah Sistem Pencetakan, Sistem Inkjet Korporat, Pengemasan & Percetakan 3D Mikro, Perangkat Lunak & Solusi, serta Konsumen & Film.[4][5][6] Perusahaan ini paling terkenal berkat produk film fotografinya.
Kodak didirikan oleh George Eastman dan Henry A. Strong pada tanggal 23 Mei 1892.[7] Selama sebagian besar abad ke-20, Kodak cukup mendominasi di segmen film fotografi. Perusahaan ini sangat mendominasi hingga tagline-nya, yakni "momen Kodak", menjadi leksikon umum untuk mendeskripsikan kejadian pribadi yang layak untuk dikenang.[8] Kodak mulai mengalami kesulitan keuangan pada akhir dekade 1990-an, karena turunnya penjualan film fotografi dan kelambatan Kodak dalam beralih ke fotografi digital, padahal Kodak lah yang mengembangkan kamera digital mandiri pertama.[9] Sebagai bagian dari strategi transformasi, Kodak mulai fokus pada fotografi digital dan percetakan digital, serta berupaya untuk menghasilkan pendapatan melalui litigasi paten.[10][11]
Pada bulan Januari 2012, Kodak mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di Pengadilan Niaga New York Selatan.[12][13][14] Tidak lama kemudian, Kodak mengumumkan bahwa mereka akan berhenti memproduksi kamera digital, kamera video saku, dan bingkai foto digital, agar dapat lebih fokus pada bisnis pencitraan digital korporat.[15] Walaupun begitu, kamera digital bermerek Kodak masih dijual oleh JK Imaging yang telah menjalin perjanjian dengan Kodak. Pada bulan Agustus 2012, Kodak mengumumkan niatnya untuk menjual bisnis film fotografi, pemindai komersial, dan kiosnya, sebagai bagian dari upaya untuk keluar dari kebangkrutan, namun Kodak tetap mempertahankan bisnis film gambar bergeraknya.[16] Pada bulan Januari 2013, pengadilan menyetujui pendanaan agar Kodak dapat keluar dari kebangkrutan pada pertengahan tahun 2013.[17][18] Kodak sebelumnya juga menjual sejumlah patennya dengan total harga sekitar $525 juta ke sekelompok perusahaan (termasuk Apple, Google, Facebook, Amazon, Microsoft, Samsung, Adobe Systems, dan HTC) di bawah nama Intellectual Ventures dan RPX Corporation.[19][20] Pada tanggal 3 September 2013, perusahaan ini berhasil keluar dari kebangkrutan setelah mengurangi liabilitas dan menjual sejumlah bisnisnya.[21] Bisnis Pencitraan Terpersonalisasi dan Pencitraan Dokumen dari perusahaan ini kini juga menjadi bagian dari Kodak Alaris, sebuah perusahaan terpisah yang dimiliki oleh Dana Pensiun Kodak asal Britania Raya.[22][23]
Untuk merespon pandemi COVID-19 pada tahun 2020, Kodak mengumumkan bahwa mereka akan mulai memproduksi bahan farmasi.[24]
Sejarah
Nama
Huruf K adalah huruf favorit dari Eastman, karena ia merasa bahwa, "huruf tersebut terlihat kuat dan tajam."[25]
Ia dan ibunya, Maria, merancang nama Kodak menggunakan sebuah alat Anagrams. Eastman menyatakan bahwa ada tiga konsep prinsip yang ia gunakan untuk membuat nama, yakni harus pendek, mudah diucapkan, dan tidak mirip atau terasosiasi dengan hal lain.[26] Menurut sebuah iklan pada tahun 1920, nama Kodak "disusun dari huruf di abjad untuk memenuhi persyaratan merek dagang. Nama tersebut juga pendek dan merdu, agar mudah diingat oleh masyarakat."[27]
Awal mula dan strategi
Sejak didirikan oleh George Eastman pada tahun 1888, Kodak memakai model bisnis alat cukur dan silet, yakni menjual kamera dengan harga murah dan meraup laba dari menjual film, bahan kimia, dan kertas. Hingga tahun 1976, Kodak menguasai 90% pangsa pasar film dan 85% pangsa pasar kamera di Amerika Serikat.[28] Pada tahun 1975, Kodak mengembangkan dan mematenkan kamera digital pertama yang berukuran segenggaman tangan.[29][30]
Kodak mulai menjual kamera yang diciptakan oleh George Eastman pada tahun 1888 di Amerika Serikat dengan harga $25. Kamera tersebut berupa kamera kotak berlapis kulit yang dilengkapi dengan rol film 100 eksposur. Setelah filmnya terpakai semua, kamera tersebut dapat dikirim ke pabrik Kodak, untuk diisi kembali dengan film baru, dan lalu dikembalikan beserta negatif dan cetakannya, dengan biaya $10. Layanan tersebut pun diiklankan dengan slogan "You Press the Button, We Do the Rest".[31][32] Film pengganti juga dijual dengan harga $2 untuk konsumen yang memiliki akses ke pemrosesan fotografi.[33] Penggunaannya yang mudah dan biayanya yang murah pun membuat kegiatan fotografi dapat dilakukan oleh masyarakat umum, tidak hanya oleh fotografer profesional, sehingga memulai era modern dari fotografi ritel.[33][34]
Karakteristik
Kodak adalah sebuah kotak kamera yang dibuat dalam bentuk paralelipiped, dengan sebuah lensa fokus tetap di depan dan tanpa jendela bidik; dua siluet berbentuk V di atas ditujukan untuk membantu pembidikan ke arah obyek. Pada bagian atas, kamera tersebut dilengkapi sebuah kunci putar untuk memajukan film, sebuah tali tarik untuk mengatur rana, dan sebuah tombol di sampingnya untuk melepas rana, guna mengeskpos film seluloid. Di dalam, kamera tersebut memiliki sebuah batang putar (kemudian digantikan dengan mekanisme yang lebih sederhana) untuk mengoperasikan rana: saat pengguna menekan tombol untuk mengambil foto, sebuah tali akan menegang dan pajanan akan dimulai. Setelah foto diambil, pengguna harus memutar kunci atas untuk mengubah bingkai yang dipilih di dalam pita seluloid.
Kompetisi dengan Fujifilm
Fujifilm asal Jepang masuk ke Amerika Serikat (melalui Fuji Photo Film U.S.A.) dengan harga film yang lebih murah, tetapi Kodak yakin bahwa masyarakat Amerika akan tetap memakai produknya.[35] Fujifilm lalu berhasil menjadi film resmi dari Olimpiade Los Angeles 1984, sehingga membuat Fujifilm makin eksis di Amerika Serikat. Fujifilm kemudian membuka sebuah pabrik film di Amerika Serikat. Pangsa pasar Fujifilm pun naik dari 10% pada awal dekade 1990-an menjadi 17% pada tahun 1997, berkat strategi pemasaran yang agresif. Fujifilm lalu berekspansi ke segmen profesional dengan menjual film transparan khusus, seperti Velvia dan Provia, untuk bersaing langsung dengan produk profesional andalan Kodak, yakni Kodachrome. Velvia dan Provia menggunakan mesin pemrosesan E-6 yang lebih ekonomis dan dapat dijumpai di sebagian besar laboratorium pemrosesan, sementara Kodachrome memerlukan mesin pemrosesan khusus. Film negatif buatan Fujifilm kemudian juga terbukti lebih cepat, dengan struktur bulir yang lebih rapat.[butuh rujukan]
^Rees, Jasper (January 20, 2012). "The end of our Kodak moment". The Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 20, 2012. Diakses tanggal January 20, 2012.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Hiltzik, Michael (December 4, 2011). "Kodak's long fade to black". Los Angeles Times. Diakses tanggal December 11, 2011.
^Nemenoff, Ben. "Houston, David Henderson". nd.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 30, 2010. Diakses tanggal September 5, 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"The History of a Word," full-page ad, Photoplay, March 1920, p. 88.