Daftar perang yang memanjang akibat masalah diplomatik
Ada banyak klaim mengenai perang yang memanjang akibat masalah diplomatik. Kadang-kadang klaim tersebut dibuat oleh sebuah negara kecil yang terlibat dalam pernyataan perang tetapi tak sengaja dikeluarkan dari perjanjian damai dalam konflik yang lebih besar. "Perang yang memanjang" ini baru disadari setelah ditemukan dan tidak ada dampaknya meski pertempuran sudah berakhir sekian tahun (biasanya ratusan tahun) yang lalu.
Penemuan "perang yang memanjang" biasanya menjadi kesempatan bagi upacara perdamaian simbolis antara pihak terlibat. Acara seperti ini dapat mendorong pariwisata dan hubungan antarnegara dengan merintis interaksi dan membina hubungan yang belum pernah tercipta karena alasan sejarah atau geografis. Upacara perdamaian simbolis ini berniat baik dan melibatkan pejabat pemerintahan tertinggi.
Keadaan perang seperti ini berbeda dengan keadaan ketika semua pihak terlibat sengaja menghindari perjanjian perdamaian karena sengketa politiknya bertahan setelah konflik militer, misalnya sengketa Kepulauan Kuril antara Jepang dan Rusia.
Romawi Kuno dan Karthago Kuno tidak pernah menandatangani perjanjian damai setelah Romawi merebut dan menghancurkan Karthago pada tahun 146 SM. Tahun 1985, wali kota Roma dan Karthago menandatangani perjanjian damai dan pakta persahabatan.[1]
Huéscar berperang dengan Denmark sebagai buntut dari peperangan Napoleon atas Spanyol. Denmark mendukung Kekaisaran Prancis. Pernyataan perang resminya baru ditemukan kembali oleh seorang sejarawan lokal pada tahun 1981. Penandatanganan perjanjian damai dilaksanakan pada tanggal 11 November 1981 oleh wali kota dan duta besar Denmark. Selama 172 tahun tersebut, tak satupun peluru yang ditembakkan dan tidak ada korban tewas maupun korban luka.
Montenegro menyatakan perang di pihak Rusia, namun Montenegro tidak memiliki angkatan laut atau militer untuk menyerang Jepang. Setelah Montenegro (merdeka tahun 1904, bersatu dengan Serbia tahun 1919) menyatakan akan melanjutkan kemerdekaannya pada tahun 2006, negara ini membuat perjanjian damai agar dapat membina hubungan diplomatik dengan Jepang. Lihat Hubungan Jepang–Montenegro.
Karena muncul perselisihan mengenai keabsahan pemerintahan Federico Tinoco Granados, Costa Rica tidak terlibat dalam Perjanjian Versailles dan secara unilateral tidak mengakhiri status perangnya.[3] Status perang ini baru berakhir setelah Perang Dunia II setelah Costa Rica masuk dalam Perjanjian Potsdam. Costa Rica tidak menyatakan perang terhadap Jerman pada Perang Dunia II.[4]
Ketika Perang Dunia II dinyatakan selesai, tidak satupun negara bagian Jerman yang diakui pemenang perang sebagai perwakilan pemerintahan Jerman (Reich) sebelumnya. Secara teknis, "perang" baru berakhir pada penyatuan kembali Jerman tahun 1990. Namun demikian, pada tahun 1949, beberapa status teknis diubah untuk melonggarkan keadaan perang antara A.S. dan Jerman. Keadaan perang dipertahankan karena Amerika Serikat memiliki dasar hukum untuk menempatkan tentaranya di Jerman Barat.[butuh rujukan][5] Sebagai pengganti perjanjian damai yang sah,[6] Amerika Serikat secara resmi mengakhiri keadaan perang antara A.S. dan Jerman pada tanggal 19 Oktober 1951 pukul 17:45. Menurut A.S., perjanjian damai resmi dihambat oleh Uni Soviet.[6] Perdamaian baru tercipta secara resmi setelah Treaty on the Final Settlement with Respect to Germany ditandatangani tahun 1990.
Konflik antara Korea Utara dan Selatan dimulai pada tahun 1950 dan berakhir dengan gencatan senjata. Perjanjian damai belum pernah ditandatangani dan kedua negara ini secara teknis masih dalam keadaan perang.