Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Kawasan CA Batukau secara geografis berada di antara 8°15’08,22”LS-8°18’41,87”LS dan 115°05’37,83”BT-115º09’26,25”BT. Secara administratif kawasan CA Batukau, terletak di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan serta Kecamatan Banjar dan Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Kawasan CA
Batukau ini berbatasan dengan beberapa wilayah antara lain:
- Utara : TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan
- Timur : Desa Pancasari, Kec. Sukasada, Kab. Buleleng dan Desa Candikuning, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
- Selatan : Hutan Lindung Gunung Batukau
- Barat : Desa Gesing dan Desa Munduk, Kec. Banjar, Kab. Buleleng
CA Batukau ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.2847/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 16 April 2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Pada Kelompok Hutan Gunung Batukau (RTK.4) Seluas 15.102,90 (Lima Belas Ribu Seratus Dua dan Sembilan Puluh Perseratus) Hektar Di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali, yaitu dengan luas kawasan 1.773,80 Ha.
Sejarah
Kawasan Hutan Gunung Batukau (RTK.4) ditunjuk sebagai Kawasan Hutan Tetap berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 28 B.b.1 tanggal 29 Mei 1927, dan batasnya diukur pada tahun 1929 dengan luas 15.390,00 Ha, dengan Berita Acara Tata Batas tanggal 15 Desember 1933 dan disahkan tanggal 23 Pebruari 1934.
Pada 29 November 1974, Menteri Pertanian mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 716/Kpts/Um/11/1974 tentang Penunjukan Areal Hutan Batukahu Seluas 1.762,8 Ha yang Terletak di Kabupaten Tabanan Propinsi Bali Sebagai Cagar Alam, diberi nama Cagar Alam Batukahu I, Batukahu II dan Batukahu III.
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 433/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Bali seluas 130.686,01 (Seratus tiga puluh ribu enam ratus delapan puluh enam, satu perseratus) Meter Persegi.
CA Batukau ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.2847/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 16 April 2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Pada Kelompok Hutan Gunung Batukau (RTK.4) Seluas 15.102,90 (Lima Belas Ribu Seratus Dua dan Sembilan Puluh Perseratus) Hektar Di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali, yaitu dengan luas kawasan 1.773,80 Ha
Nilai Konservasi
Terdiri dari tiga gunung yang termasuk ekosistem hutan pegunungan, berada di kawasan wisata Bedugul dan menjadi bagian panorama alam pegunungan di kawasan tersebut. Termasuk bagian dari UNESCO World Heritage Site.
Ditemukan spesies penting, yaitu Cemara Pandak (Dacrycarpus imbricatus), Cemara Geseng (Casuarina junghuhniana), dan Paku Kidang (Dicksonia blumei).
Terdapat beberapa sumber mata air di Gunung Lesung dan Gunung Tapak.
Topografi
Keadaan topografi kawasan bervariasi mulai datar, landai, agak curam, curam, sampai dengan sangat curam, dengan ketinggian 1.237 mdpl sampai dengan 2.069 mdpl. Gunung Lesung memiliki ketinggian 1.860 mdpl, Gunung Tapak 1.807 mdpl, dan Gunung Pohen 2.069 mdpl.
Tanah dan Geologi
Berdasarkan Peta Jenis Tanah Provinsi Bali Tahun 2009, jenis tanah di Kawasan CA Batukau adalah Andosol Coklat Kelabu dan Regosol Kelabu. Tanah andosol proses terbentuknya dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Ciri-cirinya berwarna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara. Persebaran di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.
Sedangkan tanah regosol proses terbentuknya dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar. Ciri dari tanah regosol adalah berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan bahan organik rendah. Sifat tanah yang demikian membuat tanah tidak dapat menampung air dan mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik.
Dengan kandungan bahan organik yang sedikit dan kurang subur, regosol lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman palawija, tembakau, dan buah-buahan yang juga tidak terlalu banyak membutuhkan air. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatera bagian timur dan barat, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Pulau Bali, zona kerentanan gerakan tanah, kawasan CA Batukau termasuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah dan zona kerentanan gerakan tanah rendah.
Secara umum geologi di kawasan CA Batukau berdasarkan Peta Geologi Lembar Bali, Nusatenggara Tahun 1998 termasuk batuan gunungapi kelompok Lesong-PohenSengayang. Batuan gunungapi sub-Resen; Gunung Lesong terutama menghasilkan lahar, breksi, lava dan tuf (Qvl), Gunung Pohen menghasilkan breksi gunungapi (Qvp) dan kegiatan Gunung Sengayang terutama menghasilkan tuf (Qvs).
DAS/Sub DAS
Dalam Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP DAS), kawasan CA Batukau ini termasuk ke dalam SWP DAS Saba Daya, SWP DAS Pangi Ayung dan SWP DAS Oten Sungi.
SWP DAS Saba Daya meliputi kawasan CA yang secara administrasi termasuk wilayah Kabupaten Buleleng, sementara SWP DAS Pangi Ayung dan SWP DAS Oten Sungi meliputi wilayah CA yang secara administrasi termasuk wilayah Kabupaten Tabanan. Berdasarkan pengelolaannya, termasuk ke dalam wilayah kerja Resort KSDA CA Batukau, KPHK Bedugul-Sangeh.
Tipe Iklim
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan CA Batukau termasuk ke dalam A (Sangat Basah) dengan rata-rata curah hujan sekitar 2770 mm/tahun serta memiliki kelembaban sekitar 56 - 85% dan Temperatur bulanan kawasan suhu sekitar 14 - 27 °C.
Flora
Kawasan CA Batukahu memiliki tegakan alam cemara geseng (Casuarina junghuhniana) dan cemara pandak (Dacrycarpus imbricatus). Cemara geseng merupakan spesies asli Indonesia, keberadaan tegakan alam di CA Batukahu semakin memperkuat posisi CA yang ekosistemnya harus senantiasadijaga.