Amsal 20 (disingkat Ams 20) adalah pasal kedua puluh Kitab Amsal dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Pasal ini berisi amsal-amsal raja Salomo bin Daud.[2][3]
Teks
Struktur
Ayat 1
- Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut,
- tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya. (TB)[4]
Ayat ini melukiskan sifat dan potensi buruk dari minuman yang difermentasi. Perhatikan bahwa minuman yang memabukkan itu sendiri dikutuk bersama dengan dampak-dampaknya.
- 1) Anggur sebagai "pencemooh" sering kali membawa kepada sikap menghina hal yang baik (bandingkan Ams 9:7–8; 13:1; 14:6; 15:12). Minuman yang mengandung alkohol sebagai "peribut" sering kali mendatangkan kerusuhan, permusuhan, dan pertengkaran di dalam keluarga dan masyarakat.
- 2) Anggur dan minuman yang memabukkan disebut pencemooh dan peribut, tidak perduli berapa banyak yang diminum.
- 3) "Orang yang terhuyung-huyung karenanya" (terjemahan versi Inggris NIV -- "orang yang disesatkan") sehingga berpikir bahwa minuman memabukkan itu dapat diterima, baik, sehat, atau aman apabila diminum sekadar saja, mengabaikan peringatan yang jelas di Alkitab (Amsal 23:29–35).
- 4) Larangan atas minuman memabukkan ini tidak berarti bahwa Alkitab mengutuk pemakaian segala bentuk anggur. "Yayin", kata Ibrani yang umum bagi "anggur" dalam Perjanjian Lama, sering kali mengacu kepada sari buah anggur yang tidak difermentasi; Alkitab tidak melarang penggunaan sari anggur yang tidak difermentasi ini (lihat Amsal 23:29–35).[5]
Ayat 9
- Siapakah dapat berkata: "Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir daripada dosaku?" (TB)[6]
Terlepas dari keadaan telah ditebus, tidak seorang pun telah memelihara hatinya murni dan bersih dari kesalahan dosa (bandingkan Roma 3:9–12). Orang yang datang kepada Allah untuk pengampunan dan penyucian telah "bersih tangannya dan murni hatinya" (Mazmur 24:4). Hanya karena kasih karunia dan penebusan Allah seorang dapat hidup dengan hati nurani yang jernih (lihat Kisah Para Rasul 24:16).[5]
Ayat 25
- Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan "Kudus", dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar. (TB)[7]
Ayat 30
- Bilur-bilur yang berdarah membersihkan kejahatan,
- dan pukulan membersihkan lubuk hati. (TB)[8]
Referensi
- ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
- ^ Amsal 10:1
- ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
- ^ Amsal 20:1 - Sabda.org
- ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Amsal 20:9 - Sabda.org
- ^ Amsal 20:25 - Sabda.org
- ^ Amsal 20:30 - Sabda.org
Pranala luar