Amasya

Amasya adalah sebuah kota yang terletak di Wilayah Laut Hitam, di Anatolia bagian utara, Turki. Kota ini merupakan ibu kota Provinsi Amasya serta Distrik Amasya.[1] Amasya terletak di pegunungan di sebelah selatan pesisir Laut Hitam. Amasya memiliki sejarah sepanjang 7.500 tahun lamanya.

Etimologi

Amasya merupakan kota asal salah satu ahli geografi Romawi, Strabo. Menurut Strabo sendiri, Amaseia, nama lama Amasya, berasal dari kata Amasis, nama seorang ratu kaum Amazon yang dikatakan pernah tinggal di wilayah ini. Nama kota ini mengalami perubahan beberapa kali dalam sejarah. Para periode peradaban Yunani dan Romawi kuno, nama Ἀμάσεια, Amaseia, Amassia, dan Amasia ditemukan. Dalam bahasa Armenia, kota ini dikenal sebagai Ամասիա; dalam ejaan Usmaniyah sebagai اماسیه; dan dalam ejaan Turki modern, Amasya mewakili pengejaan yang sama.

Sejarah

Periode Kuno, Romawi, dan Hellenistik

Menurut penelitian arkeologis, Amasya pertama kali dihuni oleh bangsa Het, lalu bangsa Frigia, Kimmeri, Lidia, Yunani, Persia, dan Armenia.

Kota ini tercatat pernah menjadi ibu kota Kerajaan Pontos yang didirikan oleh Dinasti Mithradates berbangsa Persia pada akhir abad ke-4 SM. Kota ini kemudian ditaklukkan oleh bangsa Yunani sekitar tahun 183 SM. Pada tahun 70 SM, tentara Romawi di bawah pimpinan Lucullus dari Armenia menaklukkan kota ini. Pada tahun 112, Kaisar Trajanus menjadikannya sebagai bagian dari Provinsi Kapadokia.[2] Setelah pembagian Kekaisaran Romawi oleh Kaisar Diokletianus, kota ini menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium, dengan penduduk kota yang didominasi penutur bahasa Yunani.

Penguasaan Awal Bangsa Turki dan Usmaniyah

Pada tahun 1075, Amasya mulai ditaklukkan oleh pimpinan Danishmend berbangsa Oghuz.[3] Kota tersebut difungsikan sebagai ibu kota hingga aneksasi oleh Kilij Arslan II dari Seljuk.[3] Pada abad ke-13, penguasaan atas Amasya diambil alih oleh Ilkhanat sehingga diperintah oleh bangsa Mongol. Di bawah kekuasaan Seljuk dan Ilkhan, Amasya menjadi pusat peradaban Islam dengan menghasilkan sejumlah masjid, sekolah, makam, dan arsitektur, serta menjadi tempat bagi individu-individu ternama.

Setelah Pertempuran Ankara tahun 1402, Mehmed I melarikan diri ke Amasya, yang kemudian menjadi tempat tinggal dan pusat kekuasaannya pada masa kekosongan Usmaniyah, bersama dengan kota Tokat.[4] Akibatnya, kota tersebut memegang status khusus di bawah kekuasaan Usmaniyah, seperti dengan pengiriman sejumlah pangeran Usmaniyah ke provinsi ini untuk singgah pada masa belia mereka. Amasya ketika itu "menjadi salah satu pusat pendidikan di Anatolia".[3]

Pada akhir abad ke-19, kota ini memiliki jumlah penduduk sekitar 25.000 hingga 30.000 jiwa yang sebagian besar adalah bangsa Turki, tetapi terdapat pula bangsa Armenia dan Yunani.[3]

Perang Dunia I dan Perang Kemerdekaan Turki

Pada 1919, Amasya merupakan tempat pertemuan perencanaan akhir yang digelar oleh Mustafa Kemal Atatürk untuk membentuk Tentara Turki dalam rangka mendirikan Republik Turki setelah kekalahan Usmaniyah dalam Perang Dunia I. Di kota ini, Atatürk mengumumkan dimulainya Perang Kemerdekaan Turki.

Pada masa-masa perang tersebut, para penduduk Kristen Amasya dari bangsa Armenia dan Yunani menjadi sasaran tindak kejahatan. Sebagian masyarakat Armenia kabur dari zona perang dan mengungsi di sekolah misionaris Amerika, Kolese Anatolia, yang berada di Merzifon. Pada tahun 1921, tentara Turki menutup sekolah tersebut dan para pengungsi dipindahkan ke Thessaloniki setelah pertukaran penduduk antara Yunani dan Turki.[5]

Geografi

Amasya memiliki iklim mediterania dengan klasifikasi iklim Köppen CSa, dengan karakteristik iklim yang lebih hangat dibandingkan Anatolia tengah. Di samping iklim mediterania, klim di kota ini mendapat pengaruh iklim laut dari Laut Hitam. Suhu udara tertinggi di kota ini tercatat sebesar 45 °C pada 30 Juli 2000, sedangkan suhu udara terendah tercatat pada −21 °C pada 15 Januari 2008.[6]

Demografi

Pada masa Perang Dunia I, jumlah penduduk Amasya adalah sebesar 30.000 jiwa, termasuk di antaranya 13.788 orang Armenia. Setelah deportasi Armenia, sejumlah permukiman, pasar, serta gereja Armenia dan Yunani dibakar oleh masyarakat Turki.[7]

Pada tahun 1922, metropolis Ortodoks Amaseia mencatat terdapat sebanyak 40.000 penganut Ortodoks Yunani dengan setengahnya adalah penutur bahasa Yunani. Seluruh orang Yunani kemudian diusir pada masa pertukaran penduduk antara Yunani dan Turki tahun 1923.[7]

Berdasarkan catatan tahun 2021, jumlah penduduk Amasya mencapai 114.921 jiwa.[8]

Kota kembar

Amasya menjalin kerja sama kota kembar dengan kota-kota di dalam dan luar negeri sebagai berikut.[9]

Tokoh ternama

Referensi

  1. ^ İl Belediyesi, Turkey Civil Administration Departments Inventory. Diakses tanggal 2024-12-10.
  2. ^ Mitchell, Stephen (1996), "Amaseia", dalam Hornblower, Simon; Spawforth, Anthony (eds.), Oxford Classical Dictionary (edisi ke-3), Oxford: Oxford University Press, ISBN 978-0-19-521693-6
  3. ^ a b c d Taeschner, Fr. (1960). "Amasya". Dalam Gibb, H. A. R.; Kramers, J. H.; Lévi-Provençal, E.; Schacht, J.; Lewis, B. & Pellat, Ch. (eds.). The Encyclopaedia of Islam, Second Edition. Volume I: A–B. Leiden: E. J. Brill. hlm. 431–432. doi:10.1163/1573-3912_islam_SIM_0583. OCLC 495469456.
  4. ^ Kastritsis, Dimitris (2007). The Sons of Bayezid: Empire Building and Representation in the Ottoman Civil War of 1402-13. BRILL. hlm. 63ff. ISBN 978-90-04-15836-8.
  5. ^ Carl C. Compton (2008), The Morning Cometh: 45 Years with Anatolia College, hlm. 88-98.
  6. ^ "Resmi İstatistikler: İllerimize Ait Mevism Normalleri (1991–2020)" (dalam bahasa Turki). Dinas Meteorologi Negara Turki. Diakses tanggal 2024-12-10.
  7. ^ a b "Kaza Amasya / Άμάσεια - Amáseia". Virtual Genocide Memorial. Diakses tanggal 2024-12-10.
  8. ^ "Address-based population registration system (ADNKS) results dated 31 December 2021" (XLS) (dalam bahasa Turki). TÜİK. Diakses tanggal 2024-12-10.
  9. ^ "Amasya Belediyesi Kardeş Şehirleri". amasya.bel.tr (dalam bahasa Turki). Pemerintah Kota Amasya. 2015-02-17. Diakses tanggal 2024-12-10.

Pranala luar