* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik ‡ Penampilan dan gol di tim nasional akurat per 18 Februari 2019
Widyantoro (lahir 17 Agustus 1970) adalah seorang pelatih dan pemain sepak bola legendaris Indonesia.[1]
Karier Pemain
PS BPD Jateng
BPD Jateng pernah menduduki papan atas kompetisi Galatama 1992-1993. Waktu itu BPD Jateng berintikan pemain-pemain top, seperti Leo Mamesah, Jaya Hartono, Jessie Mustamu, Inyong Lolombulan, Hamdani Lubis, M Kusnan, Ricky Yakobi dan Widyantoro sendiri. Meski tidak menjadi juara, penampilan para pemain BPD yang disebut “The Dream Team” ketika itu mewarnai persepakbolaan nasional. Maklum para pemainnya adalah hasil rekrutan para pemain top Tanah Air.[2]
Karier Pelatih
PPSM Sakti Magelang
Setelah memutuskan pensiun pada 2006. Wiwid melatih tim yang berkompetisi di Divisi I Liga Indonesia, PPSM Magelang. Wiwid sukses mengangkat Simo Lodro, PPSM Magelang, menembus ke level yang lebih tinggi, yakni Divisi Utama Liga Indonesia. Sayang, dia harus merelakan posisinya diganti oleh pelatih yang lebih senior, Yusack Sutanto, menjelang Kompetisi Divisi Utama 2009-2010 di mulai.[2]
Persis Solo
Di tangan Wiwid, pada tahun 2014 Persis Solo mampu masuk ke babak delapan besar Divisi Utama, kemudian gagal. Begitu juga pada 2017, Wiwid sanggup membawa Persis Solo masuk delapan besar Liga 2 Indonesia. Widyantoro disanksi tidak boleh beraktivitas di dunia sepak bola selama setahun dan sanksi denda senilai Rp100 juta oleh Komisi Disipin PSSI. Sanksi itu didapat setelah Wiwid dinilai berlebihan dalam memprotes wasit dengan berusaha menjegal sang pengadil lapangan saat Persis Solo menjamu Cilegon United di Stadion Manahan.[3] Setelah sanksi selesai Wiwid kembali ke Persis Solo dan dipercaya untuk membantu pelatih kepala Agus Yuwono dalam menyiapkan pertandingan sisa pada musim 2018.