Nama keluarga ini diambil dari Glücksburg, kota kecil tepi pantai di Schleswig, kawasan yang sekarang meliputi wilayah Republik Jerman bagian utara dan Kerajaan Denmark bagian selatan.[2] Pada 1460, Glücksburg menjadi bagian dari Kadipaten Schleswig-Holstein yang saat itu dipimpin Adipati Christian yang merupakan anggota Wangsa Oldenburg. Pada 1448, Adipati Christian diangkat menjadi Raja Denmark dan menggunakan nama takhta "Christian I". Norwegia juga mengakuinya sebagai raja mereka mulai tahun 1450.[2]
Pada tahun 1564, cucu Raja Christian I, Raja Frederik II, membagi-bagi wilayah Kadipaten Schleswig-Holstein dan memberikan wilayah Glücksburg dan Sonderburg kepada adiknya, Hans (John dalam ejaan Inggris, Johann dalam ejaan Jerman).[2] Dengan ini, Hans menjadi Adipati Schleswig-Holstein-Sonderburg dan keluarganya juga disebut dengan Wangsa Schleswig-Holstein-Sonderburg (nama keluarga bangsawan Jerman diambil dari nama wilayah kekuasaan asal mereka).
Di masa selanjutnya, Kadipaten Schleswig-Holstein-Sonderburg kemudian dibagi-bagi menjadi wilayah-wilayah yang lebih kecil, membuat keluarga Schleswig-Holstein-Sonderburg turut terbagi menjadi beberapa cabang garis keturunan. Wilayah-wilayah baru hasil pembagian ini sebagian hanya seluas beberapa kilometer. Pada keberjalanannya, beberapa cabang keluarga ini mati karena ketiadaan pewaris, sehingga wilayah yang mereka pimpin kemudian diserahkan kepada cabang keluarga yang lain. Beberapa wilayah ini juga kemudian mengalami kebangkrutan, dan ada juga yang kembali dalam kepemimpinan keluarga kerajaan Denmark yang pada dasarnya merupakan pemimpin dari bangsawan-bangsawan penguasa daerah tersebut.
Pada 1825, Kastel Glücksburg menjadi kepemilikan keluarga kerajaan Denmark. Raja Denmark saat itu, Frederik VI, memberikan kastel tersebut kepada Frederik Wilhelm. Frederik Wilhelm berasal dari keluarga Schleswig-Holstein-Sonderburg-Beck, salah satu cabang garis keturunan Schleswig-Holstein-Sonderburg.[3] Frederik Wilhelm kemudian mengubah gelar adipatinya (yang berarti juga perubahan nama keluarganya) dari yang semula "Schleswig-Holstein-Sonderburg-Beck" menjadi "Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glücksburg". Dalam keberjalanannya, nama keluarga ini secara singkat hanya disebut dengan "Glücksburg".
Garis keturunan utama Wangsa Oldenburg dalam keluarga kerajaan Denmark berakhir pada tahun 1863. Pada 1931, garis keturunan keluarga Augustenburg (lengkapnya Schleswig-Holstein-Sonderburg-Augustenburg), cabang senior dari keluarga Schleswig-Holstein, punah pada 1931. Hal ini menjadikan keluarga Glücksburg sebagai garis keturunan paling senior dari cabang Wangsa Oldenburg yang tersisa.
Cabang lain dari keluarga Oldenburg, yakni keluarga Holstein-Gottorp, bahkan menjadi penguasa Rusia dengan Pyotr III sebagai penguasa pertama Rusia dari keluarga ini. Meski Pyotr III dan keturunannya merupakan anggota keluarga Holstein-Gottorp dari jalur laki-laki, mereka menggunakan nama marga "Romanov" (keluarga bangsawan penguasa Rusia sebelumnya), marga dari Anna Petrovna, ibu Pyotr III. Keluarga ini juga terkadang disebut "Holstein-Gottorp-Romanov". Keluarga Holstein-Gottorp-Romanov digulingkan dari takhta Rusia pada tahun 1917 dan banyak anggota keluarganya dibunuh. Kadipaten Oldenburg juga kemudian dibubarkan pada 1918, meski garis keturunan dari keluarga penguasanya masih tetap berlanjut.[2]
Menjadi kepala monarki
Pada tahun 1863, Otto, Raja Yunani yang tidak populer, digulingkan dari takhta. Atas saran dan dukungan dari Britania Raya, Kekaisaran Prancis, dan Kekaisaran Rusia, Majelis Nasional Yunani kemudian mengangkat seorang pangeran Denmark 17 tahun dari Wangsa Glücksburg sebagai Raja Yunani yang baru dengan nama takhta "Georgius I" pada 30 Maret 1863.
Pada 15 November pada tahun yang sama, Frederik VII, Raja Denmark, mangkat tanpa meninggalkan keturunan. Kematiannya membuat garis keturunan utama Wangsa Oldenburg dalam keluarga kerajaan Denmark berakhir. Paman jauhnya sekaligus ayah Georgius I kemudian diangkat menjadi Raja Denmark dengan nama takhta Christian IX pada 15 November 1863. Christian IX adalah Raja Denmark pertama dari Wangsa Glücksburg.
Saat Raja Christian IX mangkat, takhta Denmark diwariskan kepada putra pertamanya, Frederik VIII. Putra kedua Frederik VIII, Pangeran Carl, kemudian menjadi Raja Norwegia pada 18 November 1905 dengan nama takhta Haakon VII.
Yunani tetap dipimpin oleh raja dari Wangsa Glücksburg sampai monarki Yunani dibubarkan pada 1973. Sedangkan Denmark dan Norwegia masih dipimpin oleh kepala monarki dari Wangsa Glücksburg hingga sekarang. Sejak 1972, Denmark dipimpin oleh Ratu Margrethe II. Bila kemudian keturunannya mewarisi takhta sebagaimana yang telah diharapkan, maka Margrethe II akan menjadi penguasa Denmark terakhir yang merupakan anggota Wangsa Glücksburg dari jalur ayah. Hal ini karena secara silsilah dari jalur ayah, keturunan Margrethe adalah anggota keluarga "de Laborde de Monpezat", keluarga asal Prancis yang merupakan keluarga besar Pangeran Henrik, suami Ratu Margrethe II.
Raja Georgius I memiliki putra bernama Andrew dan Andrew memiliki putra tunggal, Philip. Philip kemudian menikah dengan Putri Elizabeth yang kemudian menjadi Ratu Britania Raya dengan nama takhta "Elizabeth II". Meski dinasti keluarga kerajaan Britania Raya secara resmi bernama "Windsor", tetapi para keturunan Elizabeth II yang merupakan pewaris takhta utama Britania Raya secara silsilah merupakan anggota Wangsa Glücksburg dari jalur ayah.
^ abcdMichel Huberty, Alain Giraud, F. and B. Magdelaine. L'Allemagne Dynastique, Volume VII. Laballery, 1994. pp. 7-8, 27-28, 30-31, 58, 144, 168, 181, 204, 213-214, 328, 344, 353-354, 356, 362, 367. ISBN2-901138-07-1, ISBN978-2-901138-07-5
^Gothaisches Genealogisches Handbuch der Fürstlchen Häuser, Band I. Verlag des Deutschen Adelsarchivs. Marburg. 2015. p. 140 (German). ISBN978-3-9817243-0-1.