Kecamatan Wadaslintang terletak di daerah pegunungan dengan ketinggian wilayah antara 200 – 1.000 m di atas permukaan laut. Titik tertingginya berada di Gunung Mantri (1.027 m) yang berada di Desa Gumelar. Sejumlah sungai besar yang berada di Kecamatan Wadaslintang diantaranya Sungai Luk Ulo, Kali Medono, Sungai Cangkring, Sungai Lancar, Sungai Tritis dan Sungai Besuki. Secara geologi, Kecamatan Wadaslintang bagian utara sebelah barat yakni Desa Kalidadap termasuk dalam Cagar Alam Nasional Geologi Karangsambung. Diwilayah tengah Kecamatan Wadaslintang terdapat Waduk Wadaslintang. Kecamatan Wadaslintang yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 24 - 33 derajat Celcius. Pada bulan Juli sampai Agustus turun menjadi 20 derajat celcius . Hujan turun hampir sepanjang tahun rata-rata hari hujan adalah 150 – 200 hari dengan curah hujan rata-rata 2.000 – 4.000 mm/tahun.
Komposisi tata guna lahan di Kecamatan Wadaslintang atas tanah sawah mencakup 1.9876,968 ha, tanah kering seluas 5.471,085 ha, hutan negara 2.970,900 ha, Perkebunan negara/swasta seluas 193,573 ha dan lainnya seluas 619,345 ha. Daerah kemiringan tanah di Kecamatan Wadaslintang bervariasi mulai 0 – 8 % seluas 1.610 ha, kemiringan antara 8 – 15 % sewluas 1.150 ha, kemiringan antara 15 – 25 % seluas 2.513 ha, kemiringan antara 25 – 45 % seluas 2.502 ha dan daerah dengan kemiringan di atas 45 % seluas 2.952 ha. Lahan sawah umumnya merupakan tadah hujan yang berada di dataran rendah atau disepanjang alur sungai. Sisanya mengandalkan sejumlah bendung Kali Medono dan Sungai Kedungtumpeng. Sedangkan hutan negara umumnya berada di pegunungan. Hasil bumi unggulan dari Kecamatan Wadaslintang diantaranya Kapulaga, Kopi Kelapa, Pisang, Padi, Ubi Kayu, Coklat, Albasia, Pete, Kemukus, Mlinjo, Jagung, Kacang Tanah, Jengkol, Durian, Rambutan, Duku, Coklat dan Jahe.
Penduduk
Sebagian besar penduduk Kecamatan Wadaslintang berprofesi sebagai petani, petambak, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantaau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Wadaslintang beragama islam. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas.
Infrastruktur
Sarana dan Prasaran infrastruktur di wilayah Kecamatan Wadaslintang umumnya cukup baik. Selain itu sarana penunjang seperti jalan hotmix dan jembatan sudah baik diruas vitas wilayah ini. Terlebih Kecamatan Wadaslintang dilintasi oleh ruas jalan Provinsi yang menghubungkan Kabupaten Wonosobo dengan Prembun di Kabupaten Kebumen yang dilayani oleh angkutan umum perkotaan berupa bus/mikrobus antara Wonosobo - Kaliwiro - Wadaslintang - Prembun. Selain itu terdapat ruas jalan vital lainnya yang menghubungkan Kecamatan Wadaslintang dengan Kabupaten Kebumen melalui Desa Kalidadap - Kecamatan Sadang di Kabupaten Kebumen.
Waduk Wadaslintang
Pada bagian selatan Kecamatan Wadaslintang, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Kebumen, terdapat Waduk Wadaslintang yang membendung Kali Gede atau Kali Medono dan beberapa sungai kecil lainnya. Pada awal pembangunannya, waduk ini memakan beberapa desa sehingga memaksa warganya untuk mengungsi dan berpindah tempat. Keberadaan waduk ini sangatlah penting, disamping sebagai PLTA, irigasi, pariwisata juga untuk mencegah banjir di daerah Prembun di Kabupaten Kebumen dan sekitarnya.
Pariwisata
Kecamatan Wadaslintang memiliki sejumlah tempat wisata maupun potensi wisata diantaranya: