Indonesia adalah salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia. Dari 127 gunung api aktif yang ada, baru 69 gunung yang terpantau dengan alat, khususnya peralatan seismik yang merupakan standar minimum dan diawasi oleh PVMBG.[1]Cincin Api Pasifik dan Sabuk alpida tempat banyak gunung berapi berada,[2] gunung-gunung Indonesia berada di kawasan tersebut.[3] Secara geologis, Indonesia terletak di antara empat benturan lempeng tektonik,[4] yang membuatnya banyak ditumbuhi gunung api. Gunung berapi dapat meletus dan mengeluarkan magma,[5]abu vulkanik, dan tefra.[6] Aktivitas gunung berapi, selain memberikan dampak pada bencana erupsi gunung api,[7] juga menyuburkan tanah, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai daerah hutan, perkebunan, dan daerah pariwisata.[8] Indonesia memiliki tiga jenis gunung berapi, gunung api tipe A, B dan C.[9]
Selain gunung berapi di darat, Indonesia juga memiliki gunung berapi bawah laut. Gunung berapi bawah laut ini tidak terlihat kasat mata di permukaan dan tersembunyi jauh di dasar laut atau samudra, dan dapat menimbulkan bencana alam.[10][11] Penelitian gunung api bawah laut masih sangat jarang dilakukan.[12]
Letusan gunung api
Dalam sejarah, beberapa gunung berapi di Indonesia meletus dahsyat dan menyebabkan banyak korban jiwa bahkan mengubah kehidupan di sekitarnya. Gunung berapi diketahui masih aktif dan sering erupsi.[13] Di Indonesia terdapat gunung api yang aktif dengan rata-rata 100 tahun, 50 tahun dan di bawah 10 tahunan. Gunung Galunggung merupakan contoh letusan gunung berapi dengan ritme rata-rata sekitar 100 tahun sekali. Gunung berapi yang meletusnya 50 tahun sekali contohnya Gunung Agung. Sementara di bawah 10 tahunan, contohnya Gunung Merapi, Ibu, Dukono.[14]
Salah satu gunung yang paling aktif di Indonesia adalah Merapi.[13] Siklus erupsi gunung Merapi terbilang rutin terjadi tiap 2 dan 5 tahun. Tercatat sejak tahun 1548, gunung Merapi telah meletus sebanyak 68 kali. Letusan tahun 2010 merupakan erupsi bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 20 – 30 km.[15]
^Rachmat, Heryadi; Abdurrachman, Mirzam; Baskoro, Sinung (Rabu, 3 Juni 2020). "Gunung Api (Past, Recent, and Future)". psg.bgl.esdm.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-30. Diakses tanggal 2020-12-29.Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)