Udayana Warmadewa atau Dharmmodayana Warmadewa, adalah seorang raja penguasa pulau Bali dari Wangsa Warmadewa.[1] Permaisurinya yaitu putri dari Makutawangsawardhana, raja Medang, Jawa Timur, bernama Mahendradatta, yang di Bali nama gelarnya "Sang Ratu Luhur Sri Gunapriya Dharmapatni".[1] Nama raja ini dan permaisurinya tertulis pada beberapa prasasti yang ditemukan di Bali,[1] serta pada Prasasti Pucangan yang ditemukan di Jawa (peninggalan Airlangga, putra sulung mereka).
Di masa Udayana, terdapat sembilan aliran keagamaan dengan penganut yang hidup berbaur dan berdampingan, yakni: Siva Siddhanta, Pasupata, Bhairava, Vaisnava, Bodha (Soghata), Brahmana, Rsi, Sora (Surya) dan Ganapatya. Kesembilan aliran itu kemudian dikristalisasi oleh Senapati Mpu Rajakerta yang lebih dikenal sebagai Mpu Kuturan, dalam bentuk pemujaan kepada Tri Murti yang melandasi pembangunan Desa Pakraman (Desa Adat Bali) hingga kini. Penyatuan aliran-aliran itu dipercaya terjadi di Pura Samuan Tiga, Pejeng.[2]
Airlangga bertahta di Jawa menggantikan mertuanya, Raja Dharmawangsa Teguh, yang digulingkan oleh musuh-musuhnya. Sedangkan Marakata Pangkaja dan Anak Wungsu (adik-adik Airlangga) kemudian meneruskan tahta orang tuanya menjadi raja-raja di Bali. Airlangga yang memerintah di Jawa tetap menjaga hubungan dengan Bali sebagai tanah kelahirannya.[3]
Warisan
Nama Udayana diabadikan menjadi nama perguruan tinggi negeri yang didirikan pada tanggal 29 September 1962 di Bali dan populer dengan Universitas Udayana. Selain itu Udayana juga digunakan oleh TNI Angkatan Darat sebagai Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, termasuk juga bekas provinsi Timor Timur yang sekarang dikenal sebagai Timor Leste dan bermarkas di Denpasar, Bali yang dikenal sebagai Komando Daerah Militer IX/Udayana.
Referensi
Lihat pula