Terminal Blok M, Jakarta
Terminal Blok M adalah terminal bus tipe B di Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Terminal ini memiliki enam jalur yang terdiri dari 4 jalur yang digunakan untuk layanan angkutan bus dan minibus Transjakarta dengan salah satu jalur digunakan sebagai terminus rute BRT melalui Halte Transjakarta Blok M, dan 2 jalur bus non-Transjakarta yang melayani angkutan TransJabodetabek, Jabodetabek Residence Connexion, dan angkutan pemadu moda menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.[1] Di rubanah terminal ini terdapat Blok M Mall yang menghubungkan terminal dengan Jalan Panglima Polim di sisi barat.[2] Di sekitar terminal ini juga terdapat beberapa tempat penting seperti Blok M Plaza, Blok M Square, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Melawai Plaza, Pasaraya Grande, Stasiun MRT Blok M BCA, Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, SMA Negeri 6 Jakarta, SMA Negeri 70 Jakarta, SMK Negeri 6 Jakarta, dan SMK Negeri 29 Jakarta. Karena mengalami penurunan kualitas pelayanan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan merevitalisasi Terminal Blok M, mulai tahun 2024 atau 2025. Ini akan menjadi revitalisasi Terminal Blok M yang kedua, setelah yang pertama pada tahun 1992.[3] SejarahKawasan Kebayoran Baru awalnya dibangun dan dirancang sebagai kota satelit Jakarta, sebelum dimulainya arus urbanisasi sejak 1970-an, yang memiliki 17 blok yang diurutkan dari A hingga S. Blok pertama (Blok A) secara tidak sengaja menjadi titik akhir (terminus) dari trayek-trayek bus kota yang sibuk. Pada tahun 1968, Gubernur DKI Jakarta kala itu, Ali Sadikin mengusulkan untuk membangun terminal bus permanen di atas lahan seluas 2,2 hektar (22.000 m2) di Blok M. Sejak dibuka, terminal Blok M menjadi terminal baru untuk semua pemberhentian akhir bus-bus kota di Kebayoran Baru, yang awalnya berbentuk terminal ruang terbuka.[4] Pada Desember 1990, Gubernur Wiyogo Atmodarminto ingin merevitalisasi terminal Blok M, dengan sebuah konsep yang menggabungkan bangunan terminal dengan pusat perbelanjaan (setelahnya dikenal sebagai Blok M Mall) di lantai rubanah (basement). Revitalisasi pertama menelan biaya sekitar Rp 80 miliar pada saat itu. Pada September 1992, proses revitalisasi terminal selesai, dan diresmikan kembali pada tanggal 3 Oktober di tahun yang sama.[4] Pada tahun 2024, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT. Integrasi Transit Jakarta, anak perusahaan dari PT MRT Jakarta (Perseroda), berencana untuk merevitalisasi terminal Blok M lagi. Rencana ini merupakan bagian dari Pemprov DKI untuk menata kembali kawasan Blok M dan sekitarnya sebagai kawasan pembangunan berorientasi transit terpadu, bersama dengan dibangunnya Pumpunan Moda CSW-ASEAN. Revitalisasi akan membuat koneksi langsung dari Stasiun MRT Blok M BCA dan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di sebelah barat terminal.[3][4] Rute angkutan umumOperasional Terminal Blok M untuk Transjakarta menggunakan empat jalur. Jalur pertama merupakan Halte Transjakarta yang digunakan untuk layanan BRT, jalur kedua dan ketiga digunakan untuk layanan bus kota Transjakarta non-BRT, sementara jalur keempat digunakan untuk layanan Mikrotrans dan Royaltrans.[5] Sedangkan untuk layanan lain di Terminal Blok M selain Transjakarta, dikenal sebagai Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) seperti Transjabodetabek dan DAMRI, diakses melalui jalur kelima dan keenam, dengan jalur keenam khusus untuk layanan DAMRI menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Transjakarta
Trans Jabodetabek Reguler
Jabodetabek Residence Connexion (JRC)
Angkutan Pemadu Moda
(*) Hanya beroperasi pada hari kerja (**) Hanya beroperasi pada hari kerja pukul 09.00-15.00 WIB dan Hari Sabtu/Minggu/Libur Galeri
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Blok M bus station. |