Tengadak
Tengadak, kapiat, atau lempam (Barbonymus schwanenfeldii) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae (kerabat ikan mas). Ikan ini menyebar luas di Asia Tenggara daratan dan Indonesia bagian barat. Nama-nama lokalnya di pelbagai daerah, di antaranya, tengadak, tengadak merah (Klm.); kepiat, kapiat, kapiek, kepiyek (Jambi); lempam, lampam, lampam jawa (Mly.); lampan (Lamp.).[2][3] Dalam bahasa Inggris ikan ini dikenal sebagai Tinfoil Barb. PengenalanIkan karper berukuran sedang, panjang standar (SL, standard length) mencapai 340 mm. Profil badannya bundar telur memanjang apabila dilihat dari samping, dan memipih tegak dilihat dari depan; dengan garis tengkuk yang melengkung hingga awal sirip dorsal. Sisik-sisik relatif berukuran besar. Tinggi tubuh 2,3-2,4 kalinya sebanding dengan panjang standar; sementara panjang kepalanya 3,5-4 kalinya sebanding dengan panjng standar. Moncongnya menumpul; dua pasang sungut terdapat di atas dan di sudut mulutnya, di rahang atas.[3] Sirip dorsal (punggung) dengan III jari-jari keras (duri) dan 8 jari-jari lunak; sirip anal (dubur) III, 5; sirip pektoral (dada) I, 14-15; dan sirip ventral (perut) II, 8. Sisik-sisik dengan gurat sisi berjumlah 35-36. Diantarai oleh 8 deret sisik vertikal, awal sirip dorsal kira-kira sejajar dengan gurat sisi ke-11. Awal sirip dorsal ini dipisahkan oleh 13 sisik dari kepala belakang. Duri ke-III sirip dorsal besar dan kuat, dengan gerigi kuat di sisi belakangnya. Batang ekor dikelilingi oleh 16 sisik. Sirip kaudal (ekor) berbelah dalam, ujung-ujungnya meruncing, lebih panjang dibandingkan kepala.[3] Punggungnya kehijauan; sisi sampingnya keperakan hingga putih di bagian perut; sisik-sisik di arah punggung dengan pangkal berwarna gelap keunguan. Sirip-sirip dorsal dan kaudal berwarna merah indah; bagian muka sirip dorsal dan tepi atas serta tepi bawah sirip kaudal dengan pita ungu kehitaman. Sirip-sirip yang lain kemerah-jambuan.[2] Agihan dan kebiasaanTengadak menyebar mulai dari Thailand di utara, Semenanjung Malaya, Sumatra, dan Kalimantan. Catatan dan spesimina diperoleh dari Padang, Solok Danau Singkarak, Padang Panjang, Payakumbuh, Danau Maninjau, Sijunjung, Sungai Kuantan atau Sungai Indragiri, Taluk, Rengat, Sungai Kampar, Langkat, Serdang (Sungai Ular), Jambi, Palembang, Sungai Musi, Muara Kumpeh, Benakat, Sungai Pengabuan (Lampung); Sungai Kapuas, Pontianak, Sungai Baram, Danau Seriang, Sungai Mahakam, Samarinda, Kota Bangun, dll.[3] Habitat ikan ini adalah sungai-sungai besar dan kecil, kanal-kanal dan parit. Tengadak lebih banyak memakan tumbuhan, yakni makrofita akuatik dan tumbuhan darat yang terendam air. Kadang-kadang tengadak memangsa ikan-ikan kecil.[4] Pengamatan di Sungai Musi mendapatkan bahwa makanan ikan lampam terutama terdiri dari detritus; ditambah lagi ganggang chlorophyceae, cacing, tumbuhan air, serangga, diatom, cyanophyceae, krustasea, protozoa, rotifera, desmidiaceae dan lain-lain.[5] Tengadak biasanya hidup di sungai dengan suhu antara 22 °C - 25 °C dan dengan kisaran pH antara 6.5 hingga 7.[6] Masa reproduksi ikan kapiek (di Sungai Rangau, Riau) diperkirakan terjadi pada musim hujan (September-Februari). Ikan ini biasanya memijah pada aliran sungai yang tenang dan banyak tanaman air, pada saat permukaan air mulai naik.[7] Fekunditasnya berkisar antara 1.393-7.826 butir, dengan rata-rata 5.096 butir, telur per ekor induk ikan.[5] ManfaatDitangkap dengan jala, jaring, bubu, atau pancing, tengadak merupakan ikan konsumsi yang cukup penting di daerah sebarannya. Umumnya tengadak dijual segar di pasar-pasar lokal; kadang-kadang diasinkan. Ikan ini juga digemari sebagai ikan pancingan (sport). Jenis yang serupaBelingka (Barbonymus belinka) memiliki ciri-ciri meristik yang mirip. Perbedaannya, pada belingka terdapat 9 deret (tengadak: 8 deret) sisik yang memisahkan pangkal sirip dorsal dengan gurat sisi; dan sejumlah (36-)37-38 sisik gurat sisi (tengadak: 35-36 sisik). Warna tubuh belingka cenderung kebiruan, sementara tengadak cenderung hijau zaitun.[8] Pangkal sirip dorsal dipisahkan oleh 16 sisik (tengadak: 13 sisik) dari kepala bagian belakang; dan pangkal sirip ini kira-kira setentang sisik ke-13 (tengadak: sisik ke-11) pada gurat sisi.[9] Dari segi pewarnaan, hampal dan brek juga memiliki pola warna sirip yang serupa dengan tengadak. Hanya, ketiga jenis ikan ini memiliki bentuk tubuh yang berlainan. Lagipula, pada masing-masing sisi sirip kaudal tengadak sebelah luar terdapat pita warna putih yang agak lebar, yang tidak dipunyai hampal dan brek. Catatan taksonomisKetika menerbitkan deskripsi ikan tengadak untuk pertama kalinya, Pieter Bleeker menuliskan namanya sebagai Barbus Schwanenfeldi.[1] Belakangan Bleeker menyadari bahwa ia salah ketik, dan kemudian merevisinya menjadi Barbus Schwanefeldi; karena nama ini didasarkan pada nama seorang kolektor ikan, H.W. Schwanefeld.[10] Selama hampir satu setengah abad kemudian, epitet spesifik schwanefeldii inilah yang dipakai, hingga kemudian Maurice Kottelat merevisi pandangan ini dan mengembalikannya kepada ejaan schwanenfeldii, yang walaupun ‘salah ketik’ namun lebih berhak dipakai menurut International Code of Zoological Nomenclature (ICZN, Kode Internasional Tatanama Zoologi) edisi 1985.[11] Catatan kaki
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Barbonymus schwanenfeldii.
|