Tata Steel
Tata Steel Limited adalah sebuah produsen baja multinasional yang berkantor pusat di Mumbai, Maharashtra, India. Perusahaan ini adalah anak usaha dari Tata Group. Sebelumnya bernama Tata Iron and Steel Company Limited (TISCO), Tata Steel adalah salah satu produsen baja terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi baja mentahnya mencapai 34 juta ton per tahun. Perusahaan ini juga merupakan salah satu produsen baja yang paling terdiversifikasi secara geografis, dengan kegiatan operasi dan komersialnya dapat dijumpai di seluruh dunia. Perusahaan ini mencatatkan omset sebesar US$19,7 milyar untuk tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2020. Perusahaan ini adalah produsen baja dengan produksi domestik terbesar kedua di India, dengan kapasitas produksi mencapai 13 juta ton per tahun, tepat di bawah SAIL.[3] Tata Steel beroperasi di 26 negara, dengan operasi utama di India, Belanda, dan Britania Raya. Perusahaan ini memperkerjakan sekitar 80.500 orang.[4] Pabrik terbesar Tata Stell (dengan kapasitas 10 metrik ton per tahun) terletak di Jamshedpur, Jharkhand. Pada tahun 2007, Tata Steel mengakuisisi produsen baja asal Britania Raya, Corus.[4][5] Perusahaan ini menempati peringkat ke-486 dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2014.[6] Pada tahun 2013, menurut Brand Finance, perusahaan ini adalah merek paling berharga ketujuh di India.[7][8][9] Pada bulan Juli 2019, Tata Steel Kalinganagar (TSK) masuk dalam daftar Global Lighthouse Network yang disusun oleh World Economic Forum, sehingga menunjukkan kepemimpinan TSK dalam menerapkan teknologi Revolusi Industri Keempat untuk meningkatkan kondisi keuangan dan operasional perusahaan. SejarahTata Iron and Steel Company (TISCO) didirikan oleh Jamsetji Tata dan didaftarkan sebagai sebuah badan hukum oleh Dorabji Tata pada tanggal 26 Agustus 1907. TISCO mulai memproduksi besi kasar pada tahun 1911 dan mulai memproduksi baja pada tahun 1912, sebagai cabang dari Tata Group.[10][11][12] Pada tanggal 16 Februari 1912, perusahaan ini memproduksi baja batangan pertamanya. Selama Perang Dunia I (1914-1918), perusahaan ini tumbuh pesat. Pada tahun 1939, perusahaan ini mengoperasikan pabrik baja terbesar di Kerajaan Inggris. Pada tahun 1951, perusahaan ini meluncurkan program modernisasi dan ekspansi besar. Pada tahun 1958, program tersebut ditingkatkan menjadi proyek peningkatan kapasitas menjadi 2 juta metrik ton per tahun.[10] Pada tahun 1970, perusahaan ini telah mempekerjakan sekitar 40.000 orang di Jamshedpur, dan 20.000 orang di tambang batu bara di dekatnya.[11] Pada tahun 1971 dan 1979, pemerintah India gagal menasionalisasi perusahaan ini.[11] Pada tahun 1990, perusahaan ini mulai berekspansi ke luar India, dan mendirikan anak usaha di New York dengan nama Tata Inc. Pada tahun 2005, perusahaan ini mengubah namanya dari TISCO menjadi Tata Steel Ltd.[13] Pada tanggal 12 Februari 2015, Tata Steel mengumumkan pembelian tiga pusat layanan produk baja lembaran di Swedia, Finlandia, dan Norwegia dari SSAB untuk memperkuat eksistensinya di negara-negara Nordik.[14] Pada bulan September 2017, ThyssenKrupp asal Jerman dan Tata Steel mengumumkan rencana untuk menggabungkan bisnis produksi bajanya di Eropa ke dalam sebuah joint venture yang diberi nama Thyssenkrupp Tata Steel. Dalam pengumuman tersebut juga dinyatakan bahwa Thyssenkrupp Tata Steel akan menjadi produsen baja terbesar kedua di Eropa dan akan berkantor pusat di Amsterdam.[15] AkuisisiNatSteel: Pada bulan Agustus 2004, Tata Steel setuju untuk mengakuisisi bisnis produksi baja dari NatSteel asal Singapura dengan harga $486,4 juta.[16] NatSteel mengakhiri tahun 2003 dengan omset sebesar $1,4 milyar dan laba sebelum pajak sebesar $47 juta.[16] Bisnis produksi baja dari NatSteel akan dijalankan oleh Tata Steel melalui anak usaha yang diberi nama Natsteel Asia Pte Ltd.[16] Akuisisi tersebut akhirnya selesai pada bulan Februari 2005.[17][18] Pada saat diakuisisi, NatSteel memiliki kapasitas produksi baja sekitar 2 juta ton per tahun.[18][19] Millennium Steel: Pada tahun 2005, Tata Steel mengakuisisi mayoritas saham produsen baja asal Thailand, Millennium Steel dengan harga $130 juta. Tata Steel membayar US$73 juta ke Siam Cement untuk dapat membeli 40% saham dan menawarkan harga 1,13 baht per lembar saham untuk dapat membeli 25% saham lainnya.[20][21] Untuk tahun 2004, Millennium Steel mencatatkan pendapatan sebesar US$406 juta dan laba sebelum pajak sebesar US$29 juta.[19] Pada saat diakuisisi, Millennium Steel adalah produsen baja terbesar di Thailand dengan kapasitas produksi sebesar 1,7 juta metrik ton per tahun. Millennium Steel memproduksi produk panjang untuk keperluan konstruksi dan baja rekayasa untuk industri otomotif.[19] Millennium Steel kini telah diubah namanya menjadi Tata Steel Thailand, dan berkantor pusat di Bangkok.[22] Pada tanggal 31 Maret 2013, Tata Steel memegang sekitar 68% saham perusahaan ini.[4] Corus: Pada tanggal 20 Oktober 2006, Tata Steel meneken kesepakatan dengan Corus untuk dapat membeli seluruh sahamnya dengan harga £4,3 milyar ($8,1 milyar) atau 455 sen per lembar saham.[23] Pada tanggal 19 November 2006, produsen baja asal Brazil, Companhia Siderúrgica Nacional (CSN) mengajukan tawaran tandingan untuk Corus dengan harga 475 sen per lembar saham. Pada tanggal 11 Desember 2006, Tata meningkatkan tawarannya menjadi 500 sen per lembar saham, yang kemudian ditandingi oleh CSN dengan harga 515 sen per lembar saham. Dewan direksi Corus pun merekomendasikan kedua tawaran tersebut ke para pemegang saham. Pada tanggal 31 Januari 2007, Tata Steel berhasil membeli Corus, setelah menawarkan 608 sen per lembar saham, sehingga Corus dihargai sekitar £6,7 milyar ($12 milyar). Steel Engineering dan Vinausteel: Tata Steel melalui anak usahanya di Singapura, NatSteel Asia Pte Ltd, mengakuisisi mayoritas saham dua pabrik rolling baja di Vietnam yakni Structure Steel Engineering Pte Ltd (100% saham) dan Vinausteel Ltd (70% saham). Nilai akuisisi tersebut mencapai $41 juta. Dengan akuisisi tersebut, Tata Steel mendapat dua pabrik baja, yakni milik SSE Steel dengan kapasitas produksi kawat batangan sebesar 250.000 ton per tahun, dan milik Vinausteel dengan kapasitas produksi batang penguat sebesar 180.000 ton per tahun.[24][25] Bhushan Steel: Tata Steel mengakuisisi Bhushan Steel pada tahun 2017–18, saat tuntutan insolvensi diajukan terhadap perusahaan tersebut pada tanggal 26 Juli 2017, di bawah IBC. Tata Steel kemudian muncul sebagai penawar tertinggi, dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi Tata Steel BSL.[26] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Tata Steel. |